'Apa-apaan ini?'
Kenapa hati Tianlan terasa sakit saat mendengar lontaran hinaan-hinaan itu? Kenapa rasanya seperti ada yang mengendalikan perasaannya?
*Tak tak tak*
Hakim yi menghentikan kebisingan dengan memukul meja menggunakan sebuah kayu. Dia menatap Tianlan beserta seluruh Keluarga Bei dan mulai berbicara, "Xie Tianlan ... Tuduhan kepadamu bukanlah kasus ringan, Tuan Bei mengatakan uangnya telah dicuri selama beberapa tahun terakhir. Jadi hukuman yang kau dapatkan jika dinyatakan bersalah akan sangat berat. Sekarang, apakah ada pembelaan darimu?"
Tianlan hanya diam tanpa menyanggah ucapan Hakim yi sedikitpun, seolah-olah dia tidak mendengarkan semua tuduhan yang diluncurkan padanya.
Entah kenapa dia tidak bisa bicara sedikitpun, hatinya terasa sakit dan sepertinya itu bukan atas kehendaknya. Tianlan tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Namun sekarang, semuanya terasa berbeda.
'Apa karena tubuh ini.'
"A-Tian, jawablah. Katakan bahwa kau tidak melakukannya." Bei Yuan mendekati Tianlan dan memeluknya erat, dia menangis di bahu Tianlan dan berulang kali menyuruh Tianlan untuk menjawab pertanyaan Hakim.
"Xie Tianlan ... Jika kau hanya diam tanpa melakukan pembelaan, maka aku akan menganggapmu bersalah dalam hal ini-"
"Lalu jika aku mengatakan bahwa aku tidak mencuri apakah kalian akan percaya?"
Orang-orang selalu menghina dan mengatakan bahwa Tianlan hanyalah sampah kultivator, tidak mungkin bagi mereka untuk mempercayai orang rendahan sepertinya.
"Xie Tianlan ... Aku akan mengulangi sekali lagi, apakah ada pembelaan darimu?-"
"Tentu semua tuduhan itu tidak benar Yang Mulia." Sebuah suara terdengar dari balik kerumunan, membuat semua orang mengalihkan perhatian mereka dari Keluarga Bei.
Kerumunan terbelah menjadi dua, menampakkan seorang pria dengan hanfu birunya yang berkibar seraya tersenyum melangkahkan kakinya tegas di sepanjang kerumunan.
Pria itu memiliki aura seorang sarjana yang cerdik, yang membuat siapapun yang melihatnya terdiam.
Saat dia sampai di hadapan Hakim, dia menyatukan kedua tangannya ke depan dan menundukkan tubuhnya.
"Salam Yang Mulia Hakim. Saya Xu Guan, seorang sarjana dari kota Yuan yang sedang melakukan perjalanan dan kebetulan lewat di desa ini."
Semua orang yang ada disana saling berpandangan, mereka bertanya-tanya mengapa orang dari Kota Yuan datang ke Desa kecil ini? Sebelumnya tidak ada seorangpun dari Kota yang pernah masuk ke Desa Dang.
"Tuan Xie adalah teman baikku. Oleh sebab itu, akulah yang akan menjadi Pengacara Tuan Xie."
Seketika suasana kembali riuh. Para penduduk desa kembali berbicara satu sama lain. Mereka tidak percaya bahwa ada seseorang yang bahkan merupakan seorang sarjana dari kota adalah teman seorang Tianlan yang merupakan sampah dan sekarang akan menjadi pengacara Tianlan.
*Tak tak tak*
Hakim yi menghentikan kebisingan dan kembali melanjutkan pengadilan, "Baik, Tuan Xu. Silahkan lanjutkan."
Xu Guan kembali membungkuk dan tersenyum, "Terima kasih atas pengertiannya ... Beberapa saat yang lalu, saya mendengar bahwa Tuan Xie telah di tuduh melakukan sebuah pencurian oleh Kepala Desa Bei, Bisakah saya mengajukan satu pertanyaan kepada Saksi, Yang Mulia Hakim?"
Hakim yi mengangguk dan mempersilahkan Xu Guan untuk melakukan apa yang ia minta.
Xu Guan berterima kasih dan mulai berbicara, "Aku mendengar saksi mengatakan bahwa dia datang ke rumah Kepala Desa untuk meminta obat kepada Nyonya Kepala Desa," Ucap Xu Guan seraya berjalan pelan mendekati saksi, "Yang tidak kumengerti adalah, Tuan Xie mengatakan kepadaku bahwa seluruh keluarganya tidak pandai dalam hal medis. Kenapa orang ini malah meminta obat kepada Nyonya Kepala Desa? Apakah Desa ini tidak memiliki seorang tabib?"
Semua orang yang ada disana saling berpandangan dan kini seluruh perhatian tertuju pada Keluarga Bei. Mereka semua juga tahu fakta ini. Seluruh Keluarga Bei hanya berkultivasi di bidang senjata, tidak ada dari mereka yang berkultivasi di jalan Alchemist ataupun dibidang medis.
"Apa maksudmu? Mereka memang bukan keluarga tabib. Tetapi Nyonya Bei adalah orang yang sangat baik, saat dia mengetahui bahwa ibuku sedang sakit, dia langsung menawarkan bantuan kepadaku, dia akan membeli obat-obatan dari tabib dan setiap 1 minggu sekali, aku harus datang ke kediamannya untuk mengambil obat-obatnya."
"Baiklah." Xu Guan kembali ke sisi Tianlan yang masih berlutut di tanah, "Aku memiliki satu botol pil. Pil-pil ini adalah pil yang dibuat langsung oleh Alchemist legendaris di Kota Yuan. Pil ini akan membuat siapapun yang menelannya berkata jujur, efeknya akan bertahan selama beberapa jam. Aku, Tuan Xie, Saksi itu dan seluruh Keluarga Bei akan menggunakan pil ini. Apakah boleh, Yang Mulia Hakim?"
Hakim yi menyetujui usulannya dan mempersilahkan Xu Guan untuk membagikan pil-pil itu kepada yang lainnya.
Keluarga Bei awalnya tampak ragu, namun pada akhirnya mereka semua menelan pil-pil itu.
"Sekarang, seluruh Keluarga Bei dan saksi akan mengatakan kebenarannya tanpa diminta," ucap Xu Guan setelah menelan pilnya.
Semua orang memperhatikan Keluarga Bei dan Saksi. Mereka terlihat antusias dan ingin tahu apa yang akan terjadi setelah ini.
"Aku- ... Kepala Desa Bei membayar 5 tael emas kepadaku jika aku menjadi saksi palsu dan menjebak Tianlan." Saksi itu langsung menutup mulutnya saat mendengar kata-katanya sendiri.
"Kau!!-" Wajah Bei Li berubah pucat dan kini dia menutup mulutnya dengan erat untuk menahan sesuatu yang tidak semestinya diucapkan.
*Tak*
"Bawa saksi ini ke penjara!" Hakim yi melempar salah satu kayu berukuran kecil ke tanah dan memerintahkan penjaga untuk menyeret sang saksi ke penjara.
"Yang Mulia, aku mohon, aku hanya di beri perintah, aku tidak sengaja melakukannya. LEPASKAN AKU, KUMOHON, YANG MULIA! KEPALA DESA!" Saksi itu meronta-ronta dan menangis keras.
Kini seluruh Keluarga Bei hanya terdiam membeku. Mereka shock dan tidak tahu harus berbuat apa lagi.
Kali ini Xu Guan berjalan mendekati Keluarga Bei sambil menggoyang-goyangkan botol pil yang sudah kosong di tangannya, "Aku ingin kalian mengatakan semua kebenarannya di sini, di hadapan semua orang."
Tianlan yang sedari tadi hanya diam mendengarkan, kini menyeringai dan terkikik geli. Dia tidak tahan melihat ekpresi keterkejutan dan ketakutan di wajah anggota keluarga Bei.
'Berhasil.' Batinnya.
*Kemarin malam*"Tapi ... ."Hening sejenak."Apa kalian tahu hukuman bagi pencuri di desa ini?" Bei Li kembali melanjutkan ucapannya kemudian menatap Bei Yuan dan anak-anaknya.Bei yan mengunyah makanannya dan menjawab, "Cambuk 1000 kali?""Benar." Bei Li menjawab dengan antusias, "Tubuh Tianlan sangat lemah karena tidak bisa berkultivasi. Jika kita membuatnya menjadi seorang pencuri di mata orang-orang. Maka hukuman cambuk akan di dapatkan olehnya. Tubuhnya tidak akan bisa menahan hukuman itu dan dia akan mati."Yang lainnya menatap Bei Li dengan ekpresi yang sama. Mereka terkejut sekaligus senang, itu adalah cara yang bagus untuk menyingkirkan seseorang."Ya, Ya. Kau sangat pintar suamiku. Jika kita berhasil membuatnya mati, maka orang-orang itu tidak akan datang lagi kesini untuk mengganggu kita." Setelah mengatakan itu, Bei Yuan tertawa diikuti oleh Bei Li dan yang lainnya yang ada di ruangan itu."Oh." Sebuah gumaman lolo
Tianlan sama sekali tidak menyangka dengan perubahan tubuhnya sendiri. Saat dia selesai bermeditasi, tiba-tiba saja dia merasa lebih bugar dan sehat. Dia juga bisa mengendalikan qi-nya dengan lancar.Tianlan merasa heran sekaligus senang. Awalnya dia mengira akan sangat sulit baginya untuk mengendalikan qi dan menggunakan Dantiannya, tapi sepertinya dugaannya salah. Buktinya jiwanya mampu beradaptasi dengan tubuh ini hanya dalam waktu 2 hari.Namun, Tianlan masih tidak mengerti, mengapa ini bisa begitu cepat. Biasanya, jiwa yang baru lahir membutuhkan hampir setengah tahun untuk bisa beradaptasi dengan tubuh fana. Apalagi jiwa yang tersesat sepertinya, jiwa yang tersesat membutuhkan waktu 2 kali lipat dari jiwa yang baru lahir untuk bisa beradaptasi dengan tubuh fana.Mungkin ini hanya keberuntungan Tianlan.Saat ini dia sudah berada di pelelangan klan Xu. Ruangan yang akan digunakan untuk tempat pelelangan sudah penuh oleh pengunjung. Suasananya sangat r
Pagi hari, di tengah kota Yuan. Riuh rendah para penduduk yang berjalan kesana kemari terdengar di penjuru kota. Orang-orang berlalu lalang seraya melakukan kesibukannya masing-masing.Terlihat para pedagang pinggir jalan sudah mulai membuka kiosnya, bahkan teriakan pedagang-pedagang yang telah membuka tokonya paling awal sudah terdengar sahut menyahut.Mereka semua hanya sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing dan tidak menyadari empat sosok yang saat ini tengah berdiri di sebuah gang sempit."Pukul dia lebih keras! Berani sekali orang rendahan sepertinya mencuri dari Tuan Lian yang terhormat." Tampak seorang pria yang berdiri paling depan memberikan perintahnya dengan wajah marah.Tanpa membantah atau mengucapkan sepatah katapun
"Oh? Penindasan, ya? Cukup menarik." Tianlan menyeringai dan melompat dari atas tembok. Hanfunya berkibar di udara, tubuhnya seringan bulu dan saat dia mendarat, keanggunan dan ketenanganlah yang bisa dirasakan saat melihatnya. Melihat dari tindakan kucing di pelukannya yang terus mengeong tanpa henti dengan mata yang terus tertuju pada anak kecil tersebut, bisa disimpulkan bahwa mungkin anak kecil itu adalah majikan dari kucing ini. Tianlan berdiri tepat di hadapan anak kecil itu dan menatapnya. Pakaiannya robek di sana-sini, tubuhnya dipenuhi oleh memar dan goresan. Bahkan Tianlan merasa agak prihatin melihat keadaannya. Lucu sekali bahwa seorang pembunuh berdarah dingin sepertinya merasa simpati terhadap anak kecil yang namanya saja Tianlan tidak tahu. Sungguh Tianlan sangat tidak mengerti dengan perasaannya sendiri. Bukankah dia ketua Mafia yang paling disegani dan tak kenal ampun? Yang hatinya tak tersentuh dan akan membunuh tanpa belas k
Hal pertama yang ia lihat saat dia membuka kedua matanya adalah langit-langit ruangan berwarna putih dan seekor kucing yang bergelung nyaman di sisi tubuhnya. Penglihatannya yang semula kabur berangsur-angsur membaik dan kini ia bisa melihat dengan jelas. Dia baru menyadari bahwa saat ini dia sedang berada di atas sebuah ranjang mewah dan ruangan asing yang sama sekali tidak pernah ia lihat sebelumnya. Di sebelah kanan ranjang terdapat beberapa meja dan lemari serta furnitur-furnitur yang terlihat mewah. Dia merasa sedikit kebingungan dengan apa yang ia lihat. Bukankan dia berada di kota beberapa saat yang lalu? Bangsawan Lian dan para pengawalnya memukulinya sampai tiba-tiba seseorang datang dan- Baru saat itulah dia menyadari bahwa ternyata dia tidak sendirian di ruangan itu. Dia menoleh ke samping dan di sanalah dia melihat orang itu, duduk dalam "Posisi Lotus" dengan mata terpejam. Dia terlihat sangat tenang dan damai. Posisinya yang membe
Sebuah kedai teh di tepi jalan terlihat penuh oleh para pengunjung. Para pelayan terlihat sibuk kesana kemari mengantarkan pesanan. Suara-suara percakapan dan tawa ria para pengunjung terdengar sangat jelas dari luar kedai teh. Di salah satu meja, tampak dua manusia duduk saling berhadapan. Salah satu dari mereka mengenakan sebuah topi bundar berbahan bambu yang memiliki ukuran cukup lebar hingga menutupi sebagian wajahnya. Seorang pelayan menghampiri meja tersebut dan meletakkan pesanan yang ia bawa di atas meja. Bermacam jenis hidangan berjejer rapi di sepanjang meja. Kedai teh ini tidak hanya menyediakan teh atau makanan-makanan ringan saja, tetapi mereka juga menyediakan makanan-makanan pokok untuk para pengunjung yang rata-rata adalah para pengembara, kultivator, dan orang-orang yang sedang melakukan perjalanan jauh. Di tengah-tengah kebisingan, dua orang lainnya yang berpakaian seperti murid Sekte masuk melalui pintu depan. Masing-masing dari m
'Kenapa anak ini terus makan sedari tadi? Sudah berapa minggu perutnya tidak diisi dengan sesuatu?' Wajah Tianlan dihiasi oleh garis-garis hitam tatkala melihat Zhaoyang yang terus mengunyah makanannya tanpa ragu. Anak ini sangat rakus, tetapi Tianlan tidak bisa membuangnya begitu saja, energinya sudah banyak terbuang hanya untuk menyembuhkan anak ini, semoga saja anak ini berguna suatu hari nanti. "Hei kau!" Zhaoyang yang semula hanya fokus pada makanannya mendongak untuk menatap Tianlan. Tianlan meletakkan satu sikunya di atas meja dan menyenderkan kepalanya di sana, "Dari mana kau berasal?" Tianlan baru menyadarinya, dia sama sekali belum menanyakan apapun tentang anak ini. Jika Tianlan ingin mengangkatnya menjadi pengikutnya, setidaknya dia harus mengetahui latar belakang dari anak ini dulu. Zhaoyang berhenti mengunyah dan hanya diam menatap Tianlan. Tianlan yang lagi-lagi mendapatkan reaksi yang sama hanya bisa menghela na
'Siapa yang berbicara?' Tianlan melirik ke sana ke mari dengan pandangan waspada. Alisnya berkedut saat merasakan hawa dingin yang tiba-tiba saja datang entah dari mana. 'Hawa dingin ini... .' Sedikit mencurigakan. Namun, Tianlan tidak merasakan ancaman dari mana pun. Hanya hawa dingin dan ruangan kosong saja yang terasa agak janggal. "Untuk apa kau memasang kuda-kuda seperti itu? Sudah kubilang saat ini kau sedang berada di dalam tubuhmu sendiri, tepatnya di dalam Dantianmu. Jadi sekarang kau berniat menghancurkan Dantianmu sendiri, huh?" Suara itu lagi. Suara itu memang terdengar jelek dan seperti anak kecil, bahkan tidak ada ancaman di dalamnya. Tetapi, masih tidak menutup kemungkinan jika pemilik suara itu memang memiliki niat tersembunyi yang bisa saja membahayakan nyawa Tianlan sendiri. "Hei! Dasar tidak bermoral! Siapa yang kau bilang jelek? Majulah 12 langkah kedepan dan kau akan melihat, seberapa cantiknya diri