"Apa kau gugup menemui papa mamamu kembali, Darling?" tanya Jonas sambil menggenggam tangan Audrey yang berkeringat dingin. Mereka baru saja tiba di Bandara Internasional Cincinnati, Northern Kentucky.
Istrinya tersenyum tipis dan menjawab, "Sejujurnya iya. Aku selalu menjadi anak perempuan bengal yang melawan nasihat orang tua, Jonas!"
Jonas pun segera memeluk Audrey, dia membelai punggung istrinya agar tenang. Bandara masih sepi pagi itu, tak banyak yang melakukan perjalanan ke Kentucky. Dia pun berkata, "Untuk apa takut? Aku yakin mereka akan menerima kepulanganmu bersama menantu baru mereka ini, Darling!"
Isak tangis pelan terdengar oleh Jonas. Dia melepaskan pelukannya dan menatap sepasang mata biru yang berair itu sembari menghiburnya, "Jangan menangis, kita hadapi ini bersama ya?"
Audrey pun mengangguk, dia mempercayakan segalanya kepada Jonas. Mister CEO pandai mengambil hati oran
"Apa Calvin dan Jordan bersama istri mereka sudah berangkat menuju Honolulu, Hubby?" tanya Audrey yang duduk bersebelahan dengan Jonas di kabin pesawat.Posisi mereka sedang berada di atas Samudera Pasifik dan beberapa jam lagi akan sampai di Bandara Internasional Honolulu. Langit di luar kaca jendela begitu biru cerah, demikian pula di bawah pesawat pemandangan samudera biru yang luas terasa menakjubkan."Iya, tadi sebelum kita naik ke pesawat, mereka sedang menunggu panggilan boarding, Darling. Jangan kuatir ya, sobat-sobatmu pasti tak akan melewatkan pesta pernikahan kita!" ujar Jonas yang mengetahui kecemasan istrinya. Memang sebagian besar undangannya hanya dikenal Audrey dari email corporate secretary Benneton Prime Company. Mereka sangat jarang bertemu langsung di Houston.Audrey pun bertanya lagi tentang tamu resepsi mereka nanti, "Apakah klien dari Inggris yang memberi mobil Bentley Mulsanne hitam kesayang
Jonas menumpang di kamar Jordan pagi itu sembari menunggu pengantin cantiknya dirias oleh make up artist di kamar hotel tempat mereka menginap. Sedangkan, Chantal dan Jessica menemani sobat mereka di kamar Jonas."Hey, tadi malam kau tidak meninggalkan kiss mark di leher dan dada Audrey 'kan?" tanya Jordan iseng sembari mengenakan kemeja tuxedo warna putih di seberang cermin rias.Sobat melemparkan bantal dari belakang punggung Jordan. "Kenapa kau menanyakan sesuatu yang explicit, Jordan? Tentu saja tidak, aku ingin kecantikan Audrey sempurna di perayaan pesta pernikahan kami. Plus, keluarga Newman juga semua hadir bersama sanak saudara Audrey!" jawab Jonas serius. Dia ingin menjadi menantu yang baik di mata keluarga istrinya."Apa kau mengundang artis terkenal di acaramu nanti, Jonas?" tanya Calvin yang duduk di sofa dekat balkon sambil mengisap vape."Ada, surprise untuk Audrey dan para tamu.
"Selamat untuk pernikahan kalian, Jonas dan Audrey. Aku ingin memberikan hadiah ini secara langsung!" Mister Austin Irving menyerahkan sebuah kotak persegi panjang berbalut kain beledru hitam berhias pita emas ke tangan Jonas.Karena yakin hadiah dari kolega dekatny itu pasti berharga, Jonas pun langsung membukanya di tempat sembari berkata, "Terima kasih banyak, Mister Irving." Setelah nampak isi di dalam kotak mewah itu ternyata sepasang jam Rollex untuk pria dan wanita berwarna emas bertatah berlian asli di tepi lingkaran kaca jam, Jonas pun berterima kasih."Anda sangat baik kepadaku, Sir. Mobil Bentley yang dulu dikirim ke Texas sering sekali aku gunakan keliling kota!" ujar Jonas tak enak hati.Mister Austin Irving pun menjawab, "Jangan sungkan, semoga kalian senang dengan jam tangan pasangan itu!" Maka demi menghargai pemberian koleganya tersebut, Jonas memasangkan jam versi wanita ke pergelangan tangan Audrey. Dan istrinya juga memasangkan jam pasangan satunya ke tangan Jonas
"Hey, ke mana para wanita cantik kita? Hari semakin siang saja!" gerutu Jordan kekanakan seperti biasa.Calvin, ayahnya pun menenangkan Jordan, "Tadi Jessi bilang dia ingin membawa keranjang piknik berisi bekal untuk kita. Sabarlah sebentar, nampaknya mereka sedang merecoki chef hotel ini!"Sementara Jonas masih memanasi mesin sepeda motor Harley Davidson pinjaman dari hotel yang disewanya untuk tinggal selama di Hawaii. Para gadis cantik yang lewat menyapanya sembari terkikik malu-malu. "Nampaknya tampang Jonas laku keras di sini!" komentar Jordan dengan rasa iri tersirat. Terlebih karena dia kalah taruhan beberapa hari lalu dengan tema pria paling mempesona."Ohh yeahh, ternyata kadar ketampananku di atas rata-rata, Mister CEO!" sahut Jonas sembari menekan tuas gas sepeda motor besarnya. Ketiga wanita yang mereka tunggu-tunggu akhirnya muncul dan melambaikan tangan disertai tawa riang. Baik Calvin, Jordan, maupun Jonas sontak tersenyum melambaikan tangan otomatis membalas wanita-w
Melihat rekannya dipukul perutnya oleh Jordan, preman lainnya segera membalas meninju wajah Jordan dan membuatnya terhuyung ke belakang. Tanpa ingin perkelahian itu berlanjut, Calvin dan Jonas menghambur mendekati Jordan."Apa kau baik-baik saja, Jordan?" tanya Jonas kuatir."Hey, dasar lelaki sok kuat. Maju kau!" teriak lantang Brent sambil memasang kuda-kuda serangan. Kedua tinjunya terkepal di depan wajahnya."SHIT! CARI MATI KAU!" Jordan tersulut amarahnya ditantang berkelahi begitu. Dia pun menepis tangan Jonas dan ayahnya lalu melayani pertarungan tangan kosong itu bersama dua preman langsung.Calvin bertukar pandang dengan Jonas, dia bingung juga mau bagaimana. Putranya cukup keras memberikan perlawanan kepada kedua preman itu hingga membuat mereka babak belur.Pemilik bar segera melewai bersama beberapa waiter. "Hey ... hey, sudah cukup kalian jangan berkelahi
"Ini bulan madu yang sangat menarik, Jonas. Terima kasih sudah setuju untuk berkunjung ke Turki bersamaku!" ujar Audrey di kabin pesawat yang terbang jauh dari Bandara Hawaii menuju ke Istanbul. "Dengan senang hati tentunya, Audrey. Ini bukan sesuatu yang sulit, aku juga tertarik karena memang foto-foto testimony turis begitu bagus. Sepertinya sayang untuk dilewatkan. Ohh ... leherku pegal karena penerbangannya lama sekali!" jawab Jonas sambil memijit-mijit sendiri lehernya.Audrey pun segera turun tangan dan memijat bagian leher hingga lekuk bahu suaminya. Itu sedikit melemaskan otot-otot kaku Jonas. Setelahnya pria itu tertidur lagi karena penerbangan masih jauh jarak tempuhnya. Pasangan Fremantle juga satu pesawat dengan mereka sekali lagi karena memang sepakat mengikuti festival balon udara di Cappadocia, Turki.Enam jam kemudian dari jendela pesawat dapat terlihat bentukan cerobong peri (fairy chimney). Itu adalah sebutan formasi bebatuan unik seperti cerobong asap yang terbent
"Kami ingin mengambil trip singkat naik balon udara, Sir!" ujar Jonas kepada kru provider salah satu penyedia jasa naik balon udara di lapangan luas tempat benda-benda itu diparkir dengan diikat tali pancang ke patok yang ditanam dalam di tanah.Ahmed Kirzi, pria berusia awal 30 tahunan yang diajak bicara oleh Jonas itu menjawab, "Sekarang sudah pukul 15.00, mengapa tidak ambil long trip saja, Tuan? Biayanya tak berbeda jauh dan jangkauan lebih luas, pasti lebih menyenangkan bisa menikmati pemandangan dengan puas!"Maka Jonas pun berunding dengan teman-temannya. Setelah menimbang-nimbang maka mereka pun setuju mengambil long trip seharga 650 Euro. Ketiga pria itu membayar bersama-sama, Jonas yang menanggung 250 Euro, sisanya Calvin dan Jordan masing-masing 200 Euro.Keenam penumpang dari rombongan itu diizinkan naik ke balon udara. Ada sofa di dua sisi kotak yang diangkut balon udara tersebut. Mereka duduk di sana sambil
"Selamat untukmu, Dicky!" ucap Pancho sembari memeluk sobatnya, pembalap Formula One yang berhasil menjuarai balapan di Sirkuit Riverside, California baru saja.Seringai bangga mewarnai wajah Dicky Bergins, dia telah mematahkan kepesimisan banyak pihak yang menyangka kemenangannya dulu saat kembali debut di sirkuit pasca koma lama di rumah sakit hanya sekadar keberuntungan. Dia memang jago dan layak diperhitungkan sebagai seorang racer masterpiece F1."Terima kasih, Kawan-kawan. Aku akan mentraktir kalian di bar untuk minum-minum bersamaku sekarang!" sahut Dicky sembari merangkul Woody dan Louis di kanan kirinya. Louis pun berkata, "Setelah bercerai dari Audrey, karirmu kembali melesat, Dicky. Bisa jadi dulu kau mengalami tekanan karena istrimu itu terus menerus menyuruhmu berhenti menjadi pembalap. Iya 'kan, Guys?" "Benar ... benar, aku setuju. Audrey memberi sugesti yang buruk kepadamu, Dicky!" timpal Woody. Dia juga tak menyukai mantan istri sobatnya itu."Hey, kalian ini sudahla