"Mas, Mbak," terdengar suara yang memanggil Maya dan Jonathan saat mereka duduk di kursi taman.
Keduanya menoleh ke arah gadis kecil. Ternyata dia membawa dompet Maya yang tidak sengaja jatuh saat mereka berjalan. "Ini dompet mbak, tadi aku lihat jatuh," ujar gadis kecil itu.
Maya segera meraihnya. Dan mengechek isinya. Memang benar itu dompetnya. Dan isinya tidak berkurang sedikit pun.
"Terima kasih adik baik. Ini kakak punya hadiah untukmu,"ujar Jonathan seraya menyerahkan dua lembar uang berwarna pink kepada gadis itu.
"Terima kasih kakek ganteng," ujarnya seraya pergi.
"Masih kecil udah tahu cowok ganteng," bisik Maya di telinga Jonathan.
"Kamu cemburu?" goda Jonathan.
Pagi yang cerah. Secerah hati keduanya. Maya dan Jonathan berjalan bergandengan di sepanjang trotoar taman nasional itu. Dunia serasa milik berdua. Dan yang lain mengontrak.
"Kita cari sarapan yuk," ajak Jonathan.
"Ayuk. Aku juga sudah lapa
Saat mereka menonton film di bioskop, seseorang tampak memperhatikan Maya."Kamu Maya kan?" tanya laki-laki itu.Mata awalnya kebingungan karena ruangan yang agak gelap membuat dia tidak leluasa mengenali pemuda itu."Ya ampun Hengky ya?" tanya Maya. Dia masih ingat saat awal mereka melamar bekerja di resto. Hengki adalah teman pertamanya.Hengky mengangguk."Sama pacarmu?" tanya Maya seraya melirik perempuan yang duduk di sebelah Hengky."Iya. Kalau ini pacarmu juga?" tanya Hengky sambil melihat ke arah Jonathan.Belum sempat Maya menjawab. "iya, saya Jonathan pacar Maya," ujar Jonathan sambil mengulurkan tangannya.Karena film segera dimulai. Hengky kembali lagi ke tempat duduknya bersama pacarnya .Setelah acara nonton, Maya minta untuk pulang. Sebenarnya Jonathan tidak setuju, karena dia masih ingin menghabiskan waktu seharian bersama Maya. Bahkan kalau perlu sampai malam."Aku besok kerja Jonathan
Maya mengetuk pintu kamar Adel. Ternyata sampai diketok tiga kali tetap tidak ada jawaban dari Adel.Ke mana Adel pergi? Tanya Maya dalam hati. Tidak biasanya Adel pergi terlebih dahulu tanpa berpamitan kepada dia.Maya lalu merogoh tasnya. Dia hendak mengambil handphone untuk menghubungi Adel. Dia khawatir telah terjadi sesuatu dengan Adel.Saat hendak menghubungi Adel, Afi keluar dari kamarnya. "Tadi aku lihat Adel sudah berangkat lebih pagi Maya. Dia sungkan sepertinya untuk membangunkan kamu, " ujar Afi."Baiklah. Terima kasih informasinya Afi," kata Maya kepada gadis yang bekerja di rumah makan itu.Selanjutnya Maya turun ke bawah untuk segera berangkat ke kantornya dengan berjalan kaki. Sesampainya di dekat jalan raya, sebuah mobil merapat di sisinya.Maya menoleh ke arah mobil tersebut. Mungkin pengemudi mobil tersebut ingin bertanya sesuatu kepadanya. Tapi betapa kagetnya Maya, ternyata yang di dalam.mobil tersebut
Tidak beberapa lama Pak Robert datang. Jonathan berdiri untuk menyambutnya. Demikian juga dengan Maya. Sedangkan Adel sudah kembali ke pantry untuk menyiapkan minuman hangat buat bosnya. Dan juga tamu tentunya."Selamat Pagi Pak Jonathan. Maaf harus menunggu. Anda mengabari terlalu mepet sehingga saya tidak bisa berangkat lebih cepat," ujar Pak Robert seraya menyalami tamunya."Pagi Juga Pak Robert. Tidak apa menunggu, apalagi ditemani sekretaris Bapak yang cantik ini," ujar Jonathan seraya melihat ke arah MayaMaya menjadi tersipu. Apalagi Jonathan memujinya di depan laki-laki lain. Dan orang tersebut adalah bos yang sangat diseganinya."Tidak hanya cantik Pak Jonathan. Tapi juga smart," tambah Pak Robert tidak mau kalah.Maya hanya diam saja. Dua laki di depannya ini terus memuji."Ayo masuk ke ruangan saya," ajak Pak Robert. Lalu keduanya masuk.Aroma wangi mengular dari ruangan bos tersebut. Mungkin Adel baru saj
Pulang kerja, seperti biasanya Adel dan Maya pulang bersama. Mereka tampak bercengkrama dengan riang. Adel tidak ada jadwal kuliah, sehingga dia langsung pulang.Sesampainya di kost, ternyata ada yang berbeda dengan tanggapan para penghuni kost. Wajah yang semula ramah kini tidak lagi. Beberapa di antaranya bahkan langsung menghindari dengan masuk kamar saat Adel dan Maya lewat. Kedua gadis itu langsung saling berpandangan."Ada apa Maya? Tiba-tiba teman-teman kost seperti menghindari kita?" tanya Adel."Aku juga tidak tahu Adel. Sepertinya pagi tadi tidak begini," jawab Maya. Dia juga merasa aneh dengan perubahan sikap teman-temannya itu."Coba nanti aku cari info," ujar Adel sebelum masuk ke kamarnya.Maya sendiri juga langsung masuk kamar. Moodnya hari ini sangat baik. Dia bernyanyi riang saat mandi, dan bersih diri. Selanjutnya makan nasi bungkus yang dia beli saat pulang tadi.Masih terbayang saat dia bertemu dengan Jonathan
"Aku takut Adel," ujar Maya sambil menangis."Takut kenapa?" tanya Adel tidak mengerti jalan pikiran sahabatnya itu."Aku takut mencintai Jonathan," kata Maya dengan suara yang lirih.Adel menghela nafas panjang. "Maya kamu itu sudah mencintai Jonathan. Mengapa baru takut?" kata Adel."Seperti yang dikatakan teman-teman itu benar. Jonathan itu sudah bertunangan. Nama tunangannya Silvi. Sepertinya dia gadis yang setara dengan Jonathan. Sama-sama dari kalangan berada. " kata Maya.Adel juga tidak bisa memberi solusi. Karena posisi Maya sendiri juga tidak jelas. Dia tidak ingin Maya hanya dijadikan mainan oleh Jonathan. Padahal Jonathan sudah bertunangan bahkan mungkin saja sudah menikah dengan tunangannya itu."Hmm memang posisimu lemah Maya," ujar Adel."Maksudmu?" tanya Maya.Dia mengambil minuman dingin di kulkas kamar Maya. Kemudian meminumnya langsung tinggal separo. "Aku tiba-tiba menjadi ikut panas mendengar ini," ka
Tiba-tiba Maya menjadi khawatir. Apakah dia akan dipecat atau dimutasi dari pekerjaannya saat ini?"Tapi salahku apa?" ujar Maya dalam hati.Dengan sedikit ragu dia masuk ke ruangan Pak Robert. Kepala HRD Ibu Evi sudah duduk di sofa. Sedangkan Pak Robert duduk di kursi kebesarannya."Silahkan duduk Maya," ujar Pak Robert sambil menunjuk ke arah Bu Evi. Maya pun menurut duduk di sofa."Jadi begini Maya, seiring dengan perkembangan perusahaan. Kita juga ingin meningkatkan kesejahteraan buat para karyawannya. Salah satunya dengan memberikan fasilitas tempat tinggal," ujar Pak Robert.Ia menjeda kalimatnya untuk sesaat."Sebelum ini untuk jajaran kepala bagian juga sudah mendapatnya. Nah, sekarang giliran setingkat di bawahnya. Termasuk sekretaris yang akan mendapatkan tunjangan tempat tinggal," kara Pak Robert lagi.Wajah Maya yang semula takut kembali menjadi ceria. Meskipun dia juga tidak tahu bentuk tunjangan tempat tinggal itu sepert
Sore hari, Maya baru bisa bertemu dengan Adel. Sepulang dari apartemen dia kembali ke kantor setelah jam istirahat habis. Itu artinya Maya melewatkan waktu makan siang bersama dengan Adel. Sehingga dia belum sempat mengabarkan masalah apartemen tersebut kepada Adel."Adel, ayo pulang," seru Maya dengan wajah ceria."Kamu kelihatan bergembira sore ini Maya. Pasti habis ketemu Jonathan ya?" tanya Adel melihat sahabatnya yang dari tadi full senyum.Ini berbeda dengan saat tadi berangkat, Maya masih menunjukkan wajah sedih akibat fitnah yang disebarkan oleh penghuni kost."Tidak. Aku tidak bertemu Jonathan selain tadi pagi bersamamu. Tapi aku punya berita suprise yang pasti akan membuatmu kaget dan takjub," ujar Maya dengan wajah berbinar."Berita apa sih? Aku jadi penasaran. Ayo katakan saja sekarang," kata Adel penasaran."Oh tidak. Kamu harus ikut aku pulang dan menyaksikan sendiri. Bukan suprise dong kalau aku bilangin sekarang," kata
"Aduh," teriak Adel.Dia segera menoleh ke arah orang yang sudah menarik tangannya. Betapa terkejutnya Maya, karena di sana sudah berdiri orang yang selama ini dia cintai."Jo," ujarnya singkat."Ayo naik. Tidak baik perempuan jalan-jalan malam gini seorang diri," kaya Jonathan segera menggandeng Maya masuk ke dalam mobil."Tapi aku lapar beli nasi bebek goreng dulu," ujar Maya."Sudah naik. Tidak ada penolakan," kata Jonathan lagi.Tanpa berani menolak Maya, masuk ke dalam mobil. Demikian Jonathan. "Kota akan makan malam bersama," ujar Jonathan."Aku juga lapar," kata Jonathan."Kamu sudah pulang? Kok sudah ganti baju?" tanya Maya."Hmm. Hanya sempat ganti baju, tapi belum sempat makan tadi," ujarnya."Apa nyonya Yudhistira tidak menyiapkan makan?" tanya Maya lagi."Sudah. Namun aku yang tidak sempat. Karena harus menemui seseorang yang ada di daerah sini," kata Jonathan.Maya sempat ada sedikit ras