Share

Bab 14. Mas Daran Aneh

"Megumi, buka pintunya. Ini aku, Kania."

Aku membuka mata, ternyata setelah mandi pagi tadi, aku justru terlelap dan melewatkan sarapan. Melirik ke dinding, sudah hampir pukul sembilan. Kenapa Kania mengetuk pintu, apa dia sengaja membawa makanan untukku?

Entahlah, jawaban itu akan aku dapatkan begitu kami bertemu. Mata masih sedikit perih karena menangis selama berjam-jam tadi malam. Kalimat yang dilontarkan Mas Abryal sangat menyakiti hati apalagi dalam keadaan hamil begini, rasanya mudah tersinggung.

"Kania, Mas Daran?" Aku terkejut melihat mereka datang bersama. Setelah menengok ke kanan dan kiri, sepi.

"Aman, Mami sama Papi ada acara di luar dan pulang malam nanti. Abryal juga ada operasi besar di rumah sakit." Kania menjelaskan seperti tahu apa yang terlintas di dalam benak.

Aku meminta mereka masuk, lalu mengunci pintu kamar rapat berharap benar-benar tidak ada yang melihat kami atau sengaja menguping untuk mengadu pada Mas Abryal. Jantungku berdegup tidak normal. Mereka berdua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status