Share

BAB 26| TENTANG PENYESALAN

‘Namanya bukan akhir jika tidak selesai.’

Ucapan Kairo terus terngiang di kepala Flora, membuatnya terjaga meski dini hari sudah hampir pergi. Langit-langit kamar tamu di rumah Abraham menjadi objek pandang Flora sejak satu jam yang lalu. Di hamparan putih itu, Flora memproyeksikan pembicaraan singkatnya bersama Kairo. Berkali-kali. Sampai-sampai sekarang ia ingat bagaimana tepatnya ekspresi pria itu.

Ada kebimbangan besar, pertarungan di batas antara logika dan nurani itu tidak ingin berhenti mengusik. Padahal dendam itu sempat membara hingga asap kelabunya seolah hendak menenggelamkan langit, namun seiring berjalannya waktu, setelah melalui berbagai macam untaian peristiwa, keraguan yang tidak pernah Flora harapkan datang begitu saja.

Seharusnya waktu tidak pernah bisa menyembuhkan luka. Seharusnya waktu tidak bisa melenyapkan amarah. Dan seharusnya, Flora tidak mengenal belas kasih.

Helaan napas berat Flora mengisi ruangan, seiring ia yang bangkit dari tempat tidur. Jelas ia tidak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status