Share

BAB 25| PEMBICARAAN TENGAH MALAM

Aroma teh chamomile begitu harum dan menenangkan. Saat Flora menyesapnya, hangat dan ringan benar-benar menjadi sesuatu yang terasa spesial dengan kondisinya yang menyedihkan ini.

“Selimutnya hangat, tehnya juga hangat dan enak. Saya berutang banyak pada Pak Abraham.” Flora tersenyum tulus pada Abraham yang baru kembali dari dapur dengan semangkuk bubur ayam yang tadi dibelinya.

Abraham meletakkan mangkuk di depan Flora. “Melihat bagaimana kacaunya kamu sekarang, saya yakin kamu belum menyentuh makanan sejak pulang kerja.”

Flora mengerjap, menatap bergantian Abraham dan bubur ayam. Ia lantas memiringkan kepala sambil tersenyum agak geli. “Saya sudah salah.”

Kedua alis Abraham berkerut samar. “Apanya?”

Telunjuk Flora menunjuk Abraham. “Pak Abraham ternyata tidak seburuk itu.” Flora meringis saat Abraham memberinya tatapan tajam. “Bapak memang seperti manusia berdarah dingin yang akan langsung menebas leher bawahan jika membuat kesalahan—saya yakin semua orang yang pertama kali melihat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status