Share

BAB 8 APA YANG TERJADI PADAKU, KI?

“Nak Ajeng ada apa, Nak. Apa kamu bermimpi buruk?” panggil Nek Imah.

“Ni Imah?” ucapku sambil menatap wanita tua yang sedang duduk di sampingku.

Aku yang masih binggung dengan semua yang terjadi kemudian berusaha untuk bangkit dan duduk, tetapi entah mengapa tubuhku terasa tidak bertenaga dan sangat lemah. Bahkan untuk menggerakkan tanganku pun terasa susah.

“Nak Ajeng, jangan bangun dulu. Sekarang lebih baik Nak Ajeng beristirahat lebih dulu, ninik akan mengambilkan makanan untuk Nak Ajeng,” ujar Ni Imah.

Wanita tua itu kemudian bangkit setelah mengatakan hal itu, tapi aku lalu menarik tangannya dan bertanya kepadanya apa yang terjadi padaku. Tapi Ni Imah tetap memintaku untuk beristirahat dan dia beserta suaminya akan menjelaskan nanti setelah aku pulih, dan aku hanya bisa menurut dengan kondisiku saat ini.

Aku yang masih terbaring di tempat tidur hanya bisa mengingat-ingat apa yang terjadi. Tapi tak berselang berapa lama, Ki Joko dan Ni Imah masuk bersama ke dalam gubuk mereka ini.

“Bagaimana keadaanmu, Nak Ajeng? Apa tubuhmu masih terasa lemas, Nak?” tanya Ki Joko.

“Iya, Ki. Ajeng hanya bisa menggerakkan tangan dan kaki Ajeng saja, tapi Ajeng belum bisa menggerakkan badan Ajeng,” jawabku sambil menatap Ki Joko dan Ni Imah, “Apa yang terjadi padaku, Ki?” lanjutku dengan rasa khawatir yang menghantuiku.

Ki Joko yang berdiri di samping istrinya kemudian terdiam sambil memandangiku, lalu Ki Joko langsung keluar tanpa mengatakan apapun lagi kepadaku, dan meminta istrinya untuk memberiku makan.

“Ni, ada apa dengan Ajeng? Kenapa tubuh Ajeng bisa seperti ini?” tanyaku ketika Ni Imah akan menyuapiku.

“Sudah, lebih baik Nak Ajeng makan saja dulu. Nanti bila akik kembali, kita akan menanyakan hal ini, Nak Ajeng,” jawab Ni Imah.

Ni Imah kemudian menyuapiku dan tidak mengizinkanku untuk bertanya lagi, dan itu membuatku semakin binggung dan takut dengan apa yang terjadi.

***

“Ki, apa yang harus kita lakukan sekarang. Bagaimana bila Nak Ajeng tidak bisa berjalan lagi?” terdengar suara Ni Imah samar-samar.

“Kita lihat saja beberapa hari ini, Ni. Selama itu, tolong beri ramuan ini kepadanya, dan apapun hasilnya nanti kita serahkan kepada Gusti Pangeran, Ni.” Terdengar suara Ki Joko menjawab pertanyaan dari istrinya samar-samar.

Aku yang baru saja bangun hanya bisa diam menatap pintu dari gubuk ini, dan mendengarkan pembicaraan dua orang tua renta tersebut.

Ketika Ki Joko menyebutkan nama Gusti Pangeran membuatku ngeri dan juga takut. Karena aku tidak tahu siapa yang di maksud oleh Ki Joko dengan nama Gusti Pangeran itu. Apakah itu Pangeran Dayu ataukah Pangeran yang lainnya, dan itu cukup membuatku ingin pergi dari tempat ini.

Aku yang masih tidak bisa menggerakkan tubuhku, terus saja berusaha dan memaksa tubuhku untuk bangkit. Tapi bukannya bergerak, tubuhku malah terasa sangat sakit dan aku tidak melanjutkan apa yang aku lakukan.

“Apakah aku?” ucapku lirih.

Belum juga aku memahami apa yang terjadi pada tubuhku terdengar suara pintu terbuka, dan aku kemudian memejamkan mata kembali dan berpura-pura tidur.

“Apa dia sudah bangun, Ki?”

“Sepertinya belum, Ni. Kalau begitu, ninik jaga saja Nak Ajeng. Akik ke kebun dulu, dan jangan lupa bila dia bangun minumkan ramuan itu.”

Aku yang mendengar apa yang Ki Joko dan Ni Imah bicarakan tetap diam, dan ketika terdengar suara derit pintu terbuka lagi dan memastikan tidak mendengar suara siapapun di dalam gubuk ini, aku lalu membuka mataku.

Melihat gelas bambu yang diletak di sampingku membuatku ingin tahu apa isi dari bambu itu. Tapi aroma yang ada di dalam bambu itu membuatku mual. Sehingga tanpa sadar aku memuntahkan apa yang aku makan tadi.

“Nak Ajeng ada apa? Kenapa kamu bisa muntah seperti ini?” tanya Ni Imah panik.

Aku yang masih merasa mual dan ingin muntah hanya bisa mengabaikan apa yang dikatakan Ni Imah, dan wanita tua itu kemudian mengambilkan aku air dan meminumkannya kepadaku.

“Ni Imah, apa yang ada di gelas bambu itu? Mengapa bau sekali?” tanyaku setelah aku tidak muntah lagi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status