Riki melihat badan Alena tersentak mundur segera menghampiri Alena.
"Ada apa?" tanya Riki penasaran.
Alena menarik napas berulang kali untuk menenangkan gejolak yang merasuki hatinya.
"Aku yakin ini perbuatan dari makhluk yang berasal dari alam gaib, melihat dari bentuk jenazah ini hampir mirip dengan kematian yang pernah terjadi pada zaman dahulu yang di sebabkan oleh Iblis Kematian," jawab Alena.
"Iblis kematian, makhluk apa itu?" tanya Amor yang sudah berdiri di dekat mereka.
"Makhluk ini merupakan makhluk jahat, namun setahu yang aku ketahui kekuatannya sudah di segel oleh Dewa Keabadian sementara badannya sudah di masukkan ke dalam peti mati dan di kunci di sebuah tempat," jelas Alena kembali.
"Kalau kekuatannya sudah di segel kenapa sekarang bisa bangkit lagi?" tanya Riki yang juga bingung.
"Aku tidak tahu kenapa dia bisa bangkit la
"Bidadari Merah, makhluk itu sudah menyerap seluruh elemen alam semesta ini di samping itu juga dia menjadi lebih berbahaya karena membawa kemarahan dari masa lalu, untuk itu kebangkitannya sekarang akan sangat berbahaya," Jawab Dewa Keabadian dengan muka khawatir."Walaupun begitu aku yakin pasti ada cara untuk mengalahkannya?" Tanya Alena sembari menatap Dewa yang ada di depannya."Walaupun begitu ada satu rahasia yang terlupakan oleh Iblis Kematian, dia sudah menyerap unsur alam raya ini namun dia melupakan satu unsur untuk di serap yakni unsur besi, iblis itu akan mampu di hancurkan dengan memakai besi ladam kuda," Jawab Dewa Keabadian dengan mimik muka serius."Baiklah aku akan mencari ladam kuda untuk mengalahkannya, namun yang menjadi masalah untuk mencari keberadaan Iblis Kematian akan sangat sulit, apakah kamu mempunyai petunjuk untuk mencarinya?" Tanya Alena kembali."Ini merupakan satu hal yang sulit seba
Alena yang sedang tidur di kamarnya tersentak bangun begitu mendengar suara gedoran di pintu."Iya tunggu," Jawab Alena dengan malas dari dalam kamar.Begitu pintu kamar di buka dia melihat muka Amor sudah nongol di depan pintu dengan senyuman yang manis."Ada apa?" tanya Alena kepada Amor."Ada tamu yang datang bersama Riki dia minta bantuan karena dia merasa ada keanehan dari tubuhnya," Jawab Amor menjelaskan."Iya tunggu," jawab Alena Singkat.Alena yang baru bangun tidur berjalan ke ruang tamu di sana dia melihat tamu seorang laki-laki yang sudah duduk di sana dengan muka ketakutan.Di hadapan laki-laki itu ada Riki yang memang menemani lelaki itu untuk datang ketempat ini."Alena kenalkan ini Mahmud dia merupakan kawanku yang tinggal di Daerah Jakabaring, mau minta bantuan kepada kamu sebab dia mengalami beberapa teror di dalam keluarganya," Je
"Kemana perginya jin itu?" Tanya Mahmud masih dengan nada ketakutan."Jangan takut dia sudah aku kembalikan ke alamnya, sekarang kita harus ke rumah kamu untuk membantu anak kamu," Jawab Alena dengan santai."Baik-baik ayo kita pergi aku takut anakku sudah di bunuh oleh jin itu," Jawab Mahmud yang kelihatannya sudah tenang."Aku akan mandi dulu, tak usah terlalu khawatir karena dalam penglihatanku raja jin yang ada di dalam badan anak kamu baru selepas malam akan melaksanakan tugasnya karena dia menunggu perintah dari dukun yang mengirimnya," Jawab Alena sembari menatap Mahmud."Riki, aku sekalian mau mengajak kamu dan Amor untuk menemaniku," Alena berkata kepada Riki.Riki dan Amor hanya menganggukkan kepalanya saja mendengar perkataan dari Alena.*******Malam itu di rumah Ki Jintan dari sore su
Malam yang disertai gerimis jatuh menimpa Kota Palembang, Alena yang duduk di teras rumah memandang keluar rumah ke arah langit yang mencurahkan airnya.Di luar pagar rumah Alena melihat seorang wanita muda yang menggedor-gedor pagar rumah."Toollooonnggg... toollooonnggg!" teriak wanita itu memelas.Alena buru-buru mendatangi wanita yang berdiri di luar pagar dengan muka ketakutan, badan wanita itu gemetar seperti melihat hantu."Ada apa?" tanya Alena begitu melihat muka panik dari wanita itu."Tolong aku, aku sedang di kejar orang!" teriak wanita itu dengan muka memelas."Tenang dulu, mari masuk kita berbicara di dalam, kamu aman berada di sini," Alena berkata menenangkan wanita yang ketakutan itu."Siapa nama kamu?, sekarang kamu ceritakan apa yang kamu alami, kenapa kamu sangat takut seperti di kejar-kejar sesuatu yang menyeramkan?" A
"Yang kita hadapi sekarang merupakan kekuatan jahat yang di bangkitkan dari harapan manusia yang putus asa, aku melihat sebuah jenglot yang di jadikan manusia sebagai tempat meminta, mereka tak sadar kalau sebenarnya patung itu berisi kutukan, apapun yang mereka minta akan terjadi namun di barengi dengan kutukan kematian setelah si peminta merasakan jika permintaannya di kabulkan," Jelas Alena sambil menarik napas berat."Berarti ada kemungkinan ratusan korban selanjutnya yang ada di luar?" Kapten Polisi itu bertanya dengan nada panik."Bahkan lebih dari itu, sebelum terlambat kita harus menghancurkan patung itu, hanya Sinta yang bisa di jadikan petunjuk, sebab untuk saat ini dia satu-satunya saksi mata yang selamat," Jawab Alena lagi."Kalau begitu kita harus segera menanyainya sebelum semuanya menjadi terlambat," Kapten Polisi itu berkata tegas.Alena mengikutinya di bel
"Aku tidak pernah meminta para manusia untuk memohon kepadaku, namun mereka saja yang datang sendiri kepadaku supaya aku memberikan keinginan mereka, mereka semua pada dasarnya memahami resiko meminta kepadaku namun mereka tidak memperdulikan resiko tersebut, jadi selama keinginan dan ambisi masih mengalahkan akal sehat mereka aku pastikan akan banyak yang lain yang mengalami kematian dan akhirnya menjadi pajangan pada istanaku ini... hahaha," Jenglot itu menjawab dengan penuh sesumbar."Apapun alasan yang kamu katakan, aku perintahkan untuk menghentikan perbuatan yang kamu lakukan!" Bentak Alena lagi."Tidak akan aku hentikan!" Jenglot itu menjawab tak kalah sengit."Kalau begitu aku akan menggunakan cara lain untuk menghentikan perbuatan kamu!" Bentak Alena tak kalah sengit."Hahaha.... manusia kerdil kemampuan apa yang kamu punya untuk menghentikan aku!" Ejek Jenglot itu dengan sombongSebelum gema suara Jenglot itu hilang, dari t
Alena yang sedang mengendarai mobil bersama Amor tiba-tiba menghentikan mobilnya di tepi jalan.Tubuhnya spontan memandang langit sebab dia melihat sebuah titik hitam yang makin lama makin membesar melesat cepat menuju ke bumi.Setelah titik hitam itu hilang dari pandangan kemudian terdengar ledakan keras seolah-olah muncul dari delapan penjuru angin.Alena bersama Amor merasakan seperti telinga mereka tuli sebentar mendengar suara yang sangat keras itu.Cukup lama telinga mereka bergema akibat suara ledakan yang keras mengguncang Kota Palembang.Bumi seperti di landa gempa yang cukup keras, setelah suasana kembali tenang baru Alena keluar dari mobil dan memandang ke arah benda itu terjatuh."Suara apaan itu?" tanya Amor yang keluar mobil mendekati Alena."Entahlah aku merasa ada kekuatan yang sangat besar yang menuju ke bumi dan akan mem
Alena bersama Amor yang sedang duduk menikmati kopi di ruang tamu rumah Amor tiba-tiba kaget mendengar Riki berteriak."Apaaa?"Alena dan Amor sampai berdiri dari duduknya sebab tersentak kaget mendengar teriak spontan dari Riki yang menggelegar memenuhi ruangan tempat mereka berada."Tak perlu teriak-teriak yang ada bukan mati karena Makhluk itu namun kami mati karena teriakan kamu," Amor yang kaget karena teriakan Riki menjadi sewot."Bukan begitu aku cukup kaget karena mendengar hewan yang muncul itu merupakan hewan yang berasal dari akhir zaman, aku takut jangan-jangan kekacauan memang sedang mengintai," jawab Riki yang malu karena perbuatannya."Jadi sekarang bukan cuma aku yang perlu kerja keras, kalian juga aku perlukan kerja kerasnya sebab dunia kalian sedang terancam," jelas Alena kepada Amor dan Riki.Hampir tidak ada yang bersuara di dalam ruangan