Suara gaduh di pelataran benar-benar membuat Kejora risih, apa memang di sini jarang melihat pria barat? Oke, wanita asia suka sekali dengan pria Eropa. Jangan salahkan mereka, dia pun sama sukanya saat ini.
Sangat lucu bagi Kejora sendiri ketika dirinya pun ikut mengagumi Mike yang datang menghampirinya. Clarissa, wanita yang menggandeng tangan Andromeda itu juga tak kalah menganga seiring matanya yang menatap Mike, pria bule berambut red ginger.
Sangat langka.
“Wah, cewek itu seleranya mantap juga, pria bule. Tapi, dianya sih ... biasa aja,” tutur Clarissa ikut berkomentar di samping Andromeda.
Andromeda tak suka mendengarnya, kenapa wanita harus mengagumi sosok makhluk kolonialisme itu?
Dia berdecih, “cih! Memang apa bagusnya mereka? Kalau begitu kenapa kamu tak mencari partner ONS bule juga?” tanya Andromeda masih dengan nada arogannya saat ini.
Clarissa, wanita cantik nan modis, dengan kulit putih ala standar kecantikan Indonesia itupun lantas tersenyum kecil. “Wajahmu tak seperti pria lokal pada umumnya, kamu memiliki wajah Yunani juga,” timpalnya.
Benarkah? Padahal, dia juga ingin diakui sebagai pria lokal saja.
“Sudah lama menunggu?” tanya Kejora kaku.
Dia membenarkan tatanan rambutnya. Merasa sedikit kecewa tak berdandan dulu tadi. Bahkan kali ini hidungnya mampu mengendus bau badannya yang kecut. Mendadak dia merasa tak percaya diri. Dia tak tampil cantik kali ini.
Bagaimana pendapat Mike nantinya?
Wajah kucel karena mengikuti rapat sampai hampir malam begini, rambut yang tak tertata rapi dan pakaiannya yang sudah banyak bekas lipatan. Memalukan! Batinnya sendiri tengah menghina dirinya.
Kejora dapat merasakan rasa hangat saat Mike menatapnya dengan ekspresi wajahnya yang tersenyum lembut kepadanya.
“Tidak, kamu yang menunggu kan?” balas Mike sambil terkekeh pelan.
Kejora terpukau dengan senyuman maut si bule. Andromeda mendadak jeli dengan pandangan matanya. Dia melihat ekspresi malu-malu Kejora dan entah kenapa dia merasa tak suka saat memerhatikannya.
“Cih! Kalian para wanita, meskipun si pria Eropa itu miskin juga, kalian tetap akan bertekuk lutut rupanya,” bisiknya masih dengan perasaan tak senang.
“Sudahlah ... ayo ke hotel, Sayang,” ajak Clarissa yang sudah tak sabar menghabiskan malam bersama Andromeda.
“Ayo, kita cari tempat untuk makan,” ajak Mike bersamaan dengan Andromeda dan Clarissa yang sudah berjalan mendahului mereka.
Kejora terdiam sesaat, menyadari kalau Andromeda rupanya tengah berkencan juga. Wanita itu seksi, cantik, dan ... diidamkan para lelaki sepertinya. Pikirannya entah kenapa malah ikut berkomentar soal Clarissa.
***
Mike membukakan pintu mobil untuk Kejora. Wanita itu sedikit banyak merasa risih dengan perlakuan Mike. Dia membetulkan roknya terlebih dahulu agar tak kelihatan kusut. Dia keluar dengan rasa risihnya.
“Kau seharusnya tak perlu begitu Mike,” ujarnya lirih.
Mike mengernyit bingung, ekspresi Kejora menggambarkan rasa canggungnya.
Pria itu tersenyum maklum. “Sudah seharusnya aku memperlakukanmu dengan baik sebagai teman wanitaku, Jora,” kilahnya.
Kejora mengangkat pandangannya sebentar. Apakah semua pria seperti itu?
Hatinya semakin berbunga-bunga karena Mike juga.
Mereka berjalan beriringan memasuki rumah makan sederhana. Kejora memilih warung sate sebagai menu makan malamnya.
Sedari tadi ponselnya berdenting terus menerus karena Kania terus saja mengiriminyya pesan, entah mengatakan hal apa lagi wanita itu sampai-sampai meneror dirinya sat tahu dia akan jalan dengan Mike.
“Jadi, apa yang enak di sini?” tanya Mike penuh antusias.
Dia menyisir rambutnya yang sedikit berantakan. Gerakannya semakin menambah pesona tersendiri di mata Kejora dan di mata pengunjung lainnya. Terutama para pengunjung perempuaan yang saling berbisik dengan tatapan heran, kagum dan ... banyak lagi.
“Sate sapi dan sate ayam, dua-duanya menurutku sangat enak,” jawab Kejora sambil berdiri dan menuju si abang penjual sate yang tengah melayani pesanan lainnya.
“Kalau begitu pesankan untukku ya?” pinta Mike yang diangguki oleh Kejora.
Rumah makan ini ramai dan tergolong laris. Dia merasa percaya diri soal rasa makanan yang disediakan di sini.
“Mas, sate ayam satu porsi, sate sapi satu porsi, sama sop kaki kambingnya ya, terus es teh manis satu sama es jeruk satu,” pesan Kejora yang sudah lihai menyebutkan pesanannya.
Mike sendiri memerhatikan gerak-gerik Kejora, dimulai dari cara berbicara kepadanya, cara berekspresi, cara berjalan bahkan caranya memesan makanan. Semuanya membuat dirinya semakin kagum pada gadis Indonesia yang satu ini.
Sejujurnya Mike canggung saat ingin mengirimi Kejora pesan teks, dia merasa Kejora tak tertarik padanya. Namun, setelah pesan singkat yang dikirim Kejora mampu menyadarkannya kalau gadis itu tengah menunggu kabar darinya.
Kejora duduk dan kembali membetulkan tatanan rambutnya. “Apa aku terlihat so messy?” tanyanya pada Mike.
Mike tertawa dan menggeleng tegas. “You are still gergous Jora.”
Wanita itu memicingkan matanya, kelopak matanya seidkit berkerut karena mendengar ucapan Mike.
“You are best teaser, arent?”
“Wow ... wait, wait, aku berkata sejujurnya Jora. Aku tak mencoba menggodamu, ayolah ....” Mike sedikit banyaknya merasa tertuduh dengan ucapan Kejora.
“Siapa tahu begitu, tak jarang pria-pria online menggodaku seperti yang kamu katakan tadi,” jawab Kejora dengan entengnya.
Mike sudah membuka mulutnya, ingin mencoba menyangkal ucapan Kejora. Namun, pelayan datang dan meletakkan minuman untuk mereka berdua. Kejora sendiri sudah menyeruput es tehnya dengan penuh khidmat.
“Sepertinya kau kehausan,” celetuknya.
“Huk! Uhuk! Uhuk!!!” Kejora tersedak saat dikomentari begitu.
Mike menyodorkan tisu dan Kejora terus menepuk-nepuk dadanya agar bisa meredakan batuknya sendiri.
“Rasanya kau banyak berkomentar hari ini,” ungkap gadis itu yang sudah merasa lebih tenang.
“Maaf, aku tidak bermaksud begitu,”
“Tak apa, lagipula aku memang haus kok ....”
Mereka masih makan dengan tenang. Terutama Kejora yang sudah kelaparan dan Mike yang pada dasarnya baru mencoba makanan yang satu ini.
Mike nampak puas dengan hasilnya. Dia tak membayangkan rasa yang aneh di mulutnya.
“Bagaimana, enak kan?” Kejora kali ini bertanya penuh rasa antusias.
Matanya membulat dan memandang penuh Mike dengan rasa menggebu-gebu. Mike suka dengan ekspresi yang diberikan oleh Kejora. Gadis yang menarik atensi miliknya sampai saat ini.
“Ya, kamu memang handal soal makanan sepertinya. Beruntung aku bertemu denganmu,” timpal Mike sambil terus meminum jus jeruk yang dipilihkan oleh Kejora.
“Kalau bukan aku, siapa lagi, hahaha ....”
Bahkan Kejora merasa senang saat Mike puas dengan rasanya.
“Jadi, apa kesibukanmu belakangan ini?” tanya Mike saat dia melihat Kejora sudah menyingkirkan piring-piring kotornya.
“Hanya bekerja seperti biasa dan memikirkan soal dirimu yang tak kunjung memberiku kabar,”
“Maafkan aku, aku tengah dilanda kesibukan sampai melupakan wanita cantik sepertimu.”
Blush!
Wajah Kejora memanas seiring dengan pujian atau lebih tepatnya godaan yang dilontarkan Mike saat ini, jelas-jelas pria itu penggoda ulung menurutnya.
“Aaa!!! Tidak mau!!!” Teriakan nyaring dari mulut Kejora terdengar melengking. Ini akibat dari Mike yang menggelitiki perut Kejora. Mereka tengah bercanda tawa di pinggir pantai. Usai pertemuan kedua dan ketiga, Mike setuju ikut berlibur bersama Kejora dan kedua sahabatnya yang lain, Kania dan pacarnya. Mereka tengah berlibur ke Bali. “Makanya jangan bermain-main denganku, hahaha ....” tawa puas Mike bahkan terdengar menggelegar. Tadi, Kejora hanya mengerjai Mike untuk memakan makanan yang terbuat dari kaki ayam. Mike yang tak pernah mencoba merasa jijik dan membayangkan bagaimana bisa kaki hewan yang tak berpelindung itu dimakan.
Di tengah malam yang dingin, pria berdarah Eropa itu harus puas dipukuli oleh Kejora yang tak terima karena Mike melihatnya mengenakan bikini. Meski sekarang gadis itu sudah mengenakan handuk yang menutupi hampir seluruh tubuhnya namun tetap saja, Kejora merasa sudah ternodai oleh Mike. “You are pervert Mike!!!” Lagi-lagi dia berteriak kencang, memekakkan telinga Mike tanpa ampun. “Wait! Wait! Wait! Please stop Jora, i am just kidding, au! Stop Jora ... stop ....” Mike menangkap kedua pergelangan tangan Kejora yang terdampar di dadanya. Kejora terdiam, dia membisu karena pandangan netra biru Mike mengunci matanya saat ini. Wajah Mike yang tampan dengan tatapan intens miliknya tertuju pada Kejora. Kejora membeku, tubuhnya kaku tak bisa digerakkan. Otaknya menjadi lumpuh hanya karena tatapan misteri yang diberikan oleh sang Dewa Adonis saat ini. Grep! Srek! Satu hentakan kuat menarik tubuh mungil Kej
Saat debur ombak mulai menggulung hebat tanpa henti, saat itu juga Kejora harus dibuat terkejut akan apa yang tengah dikatakan oleh Mike saat ini. Di pinggir pantai yang sepi, usai mereka mengendarai motor dan berboncengan, Kejora tak menyangka akan mendapatkan pernyataan cinta mendadak saat ini. Telinganya berdenging saat ini. “I like you, lets we make our relationship?” ucap Mike dengan lantang. Pria itu berdiri di hadapan Kejora dengan rasa percaya dirinya yang tinggi. Namun, di sisi lain dia merasa gugup saat berusaha menyatakan ketertarikannya. Kejora terpekur mendengarnya. Dia diam dengan mata yang berkedip-kedip cepat, namun .... Tidak ada kupu-kupu dalam perutnya yang bergerombol memaksa keluar, meskipun dadanya bergemuruh hebat. Tangannya meraba dadanya sendiri. Seharusnya dia senang karena Mike mengungkapkan perasaannya namun .... Keduanya saling te
Tatapan bingung yang dilontarkan Kejora kepada Kania, Adam dan Mike menjadi satu kesatuan utuh. “Kenapa sih kalian ada di depan pintu?” tanyanya dengan polos saat itu juga. Adam sendiri memilih mencari-cai sesuatu lantas menyentuh kening Kania yang saat ini sudah berbaring. “Kania sakit, dia tak bawa kunci kamar kalian dan ... dia dengan Adam menggedor pintu sampai akupun ikut membantu, aku heran kamu sedang apa sampai tak mendengarnya,” tutur Mike yang kini duduk di sofa mengutak-atik tayangan di televise. “Loh, kamu sakit?!” Kejora terburu-buru menghampiri Kania. Sahabatnya itu sudah bergelung selimut dengan wajah sayunya yang memerah. “Dia hanya demam, kelelahan karena berjalan-jalan tadi,” timpal Adam yang mulai menyodorkan segelas air mineral dan paracetamol. Kania yang masih dongkol dengan Kejora pun memilih duduk sebentar untuk meminum obatnya. Rasa pahit obat sepertinya lebih
Atas keyakinan yang diberikan Kania kepadanya, Kejora pun akhirnya berinisiatif merespon ajakan Andromeda untuk bertemu. Andromeda sendiri begitu bersemangat saat Kejora mau meresponnya. Kejora rupanya bukan wanita neko-neko yang akan jual mahal kepadanya. Atas saran dari Kania, Kejora mengajak bertemu di salah satu klub dekat pantai. Dia dengan bersusah payah mengajak Kania ke mall hanya ingin membeli dress untuk bertemu Andromeda. “Kamu ketemu Mike cuek bebek, sekarang ribut mau beli dress karena mau ketemu Andromeda, aku bingung Mike lebih cakep tapi kamu malah kepincutnya sama pria lokal. Matamu kayaknya eror deh,” omel Kania yang menunggui Kejora. Wanita itu tengah memilih-milih dress. “Ayolah ... aku udah bosan sama muka-muka Eropa,” kilahnya dengan diplomatis. Alasan yang sangat tepat sampai-sampai Kania menyetujuinya. “Iya juga sih, hidupmu 22 tahun di Belanda ya pasti bosen liat bule, coba kalau aku
Puk! Puk! “Kejora?” Deg! Suara berat menyapu indera pendengaran Kejora saat itu juga. Jari-jarinya sampai mencengkram erat kaki gelas yang ramping di meja bar. Bahkan hanya dengan mendengar suaranya yang begitu berat dan dalam saja sudah membuat jantungnya berdegup hebat, bahkan sebelum dirinya berbalik saja, suara pria itu mampu membuat tubuhnya sudah terpaku, tertarik pada pusat gravitasi yang sudah besar di bawahnya. Mendadak bulu kuduknya berdiri dan belakang tubuhnya meremang. Dengan napas yang bahkan tak bisa didengar, dia berusaha bernapas. Seorang Andromeda sangat berbahaya sampai-sampai gadis itu bah
Andromeda tak lagi bertanya. Mereka berjalan-jalan di pinggir pantai, menikmati pasir pantai dengan permukaan kakinya karena alas kaki mereka yang sudah terlepas dan tertenteng di kedua tangan masing-masing. Sepoy-sepoy angin bergerilya menghantam tubuh Kejora. Gaun wanita itu berkibar-kibar semakin memperlihatkan paha mulusnya saat ini. “Jadi ....” Kejora menoleh pada Andromeda. Matanya menatap intens sisi wajah Andromeda. Pria tampan itu masih memandangi ombak yang bergulung secara immortal. Tak ada yang indah baginya selain menikmati waktu bersama Kejora. Entah kenapa dirinya bisa berpikir begitu saat ini. Suara Andromeda yang menyela lamunan Kejora membuat wanita itu bingung kembali. “Apa kita akan berlanjut untuk bertemu?” Belum apa-apa Andromeda sudah menanyakan. Pria itu bahkan memaki dirinya sendiri yang kehilangan kontrol dan merasa tak sabar atas Kejora. Gadis itu menyelipk
Kejora seketika berdiri mematung saat netra coklatnya menatap sosok Mike yang berdiri di lobby dengan tangan tersarrung di saku celananya. Matanya memandang datar Kejora dan Andromeda yang baru saja pulang. Kejora menahan napasnya dan menghembuskannya tanpa suara sama sekali. Berharap Mike tak mendengarnya dan juga keterkejutannya mampu membuat otot-ototnya melemas sampai tulang rangkanya tak tersangga sama sekali. “Siapa dia?” tanya Andromeda yang memandang dingin Mike, pria yang dia ingat pernah menjemput Kejora di perusahaannya. Ada rasa tak suka dan tak mau kalau Kejora harus bersanding dengan Mike. “Dia ... temanku,” jawab Kejora lirih. “Kenapa tak kau perkenalkan?” tanya Andromeda kembali. Dia menyeringai mantap saat mendapatkan jawaban yang dijamin bukan keinginan Mike disebut teman oleh Kejora. Mike menekan rahangnya sampai giginya saling beradu dan garis rahan