“Kamu harus tidur denganku atau bayar utang suamimu sekarang. Jika tidak, jangan salahkan aku jika kamu tidak akan pernah bisa pulang!” Cindy Andriana Halim rasanya tidak bisa berpikir jernih saat mengetahui suaminya menjadikannya jaminan di meja judi. Parahnya lagi, suaminya kalah, sehingga Cindy dipaksa melayani birahi Sebastian Arson, mantan bosnya yang ternyata memenangkan pertaruhan tersebut. Pria itu tampaknya kembali ke Indonesia untuk mendapatkan Cindy, sumber obsesi tergelapnya. Lantas, bagaimana caranya Cindy dapat melepaskan dirinya dari Sebastian?
View MoreLefrant terlambat mencegah Cindy masuk ke ruangan CEO. Ia harus menyaksikan Michael berjalan mendekat pada Cindy yang diam tertegun tak tahu apa pun. Ia tidak mengenal Michael dan kebingungan berada di tengah ruangan.“Siapa kamu?” pungkas Michael bertanya dengan nada tak suka. Jika memang Cindy adalah pegawai Moulson, ia ingin wanita itu dipecat.“Aku?”“Pa!” Sebastian memanggil ayahnya. Ia keluar dari mejanya seperti hendak bicara sesuatu. Cindy sampai terperangah kaget mendengar panggilan Sebastian pada pria asing tersebut. Mereka bahkan tidak mirip secara fisik.“Pa ....” sebut Cindy bergumam tak percaya.“Sebaiknya Papa pergi dari ini!” ujar Sebastian lagi melanjutkan mengusir ayahnya dari Moulson. Kening Michael langsung berubah tak suka. Ia tidak mau Sebastian mengusirnya pergi.“Apa? kamu mau mengusir, Papa!?” Sebastian mengangguk. ia harus menyembunyikan identit
Kening Sebastian langsung mengernyit tak percaya mendengar kalimat Michael yang bicara soal Jessica. Sebastian bahkan tidak pernah mengingat Jessica sama sekali. Ia selalu melupakan jika dirinya adalah seorang suami dari seorang wanita yang tidak dikenalnya.“Ngapain dia mencariku? Apa urusannya?”“Kalian kan belum pernah bertemu. Jadi Jessica baru pulang dari studinya di Paris. Dia ingin bertemu dengan suaminya,” jawab Michael dengan angkuh. Sebastian langsung mencebik dan menggeleng tak percaya.“Dia? studi di Paris? Haha ... yang bener saja!” Sebastian mengolok dengan menertawakan ayahnya. Michael tidak suka dengan sikap Sebastian yang mengoloknya.“Kamu gak sopan sekali sama, Papa, Seb! Memangnya kamu pikir siapa kamu?!” sahut Michael mulai membuka ruang perdebatan dengan Sebastian lagi. Sebastian makin bersikap sinis. Ia mendengus kesal, membuang muka dan menggelengkan kepalanya.“Sejak kap
Michael Arson langsung menuju Moulson Enterprise begitu mendengar putra keduanya tiba dari Indonesia. Ia tidak mendapatkan kabar dari Sebastian sama sekali setelah ia menikah. Sebastian bahkan hanya menandatangani surat pernikahannya secara jarak jauh. Kali ini, Michael juga mendengar kabar bahwa Sebastian tidak pulang sendirian.Dengan langkah angkuh, Michael merapikan jasnya saat keluar dari kendaraannya. Seorang pengawalnya menutup kembali pintu mobilnya. Michael berjalan diiringi oleh para pengawalnya. Staf yang melihat langsung melaporkan pada staf yang berada di lantai tempat CEO berada. Lefrant yang menerima panggilan tersebut langsung melaporkannya pada Sebastian.“Ngapain Papa kemari!” desis Sebastian kesal pada Lefrant. Lefrant mendengus lalu menggelengkan kepalanya.“Aku gak tahu, Pak ....”“Siapa yang kasih tahu aku di sini?” Sebastian masih menahan desis suaranya pada Lefrant. Matanya melirik pada Cindy yang masih duduk di kursi dengan kepala tertunduk.“Itu gak penting s
[Maaf, Pak. Saya gak bisa menyajikan kopi lagi] Cindy menolak dengan wajah menunduk pada Sebastian. Sebastian tampak mengernyit bingung. [Kenapa?] [Saya sudah bukan pegawai di sini lagi.] [Kok kamu masih mengungkit-ungkit soal itu lagi? Kan aku sudah bilang. Kamu tetap bekerja di sini sama aku] sahut Sebastian mulai meninggikan suaranya. . [Pak, saya ... saya gak bisa.] Sebastian berbalik menyamping dan terus menatap Cindy lekat.[Kenapa? Kamu mau bilang kalau kamu mau menikah sama laki-laki yang sudah melamar kamu itu?] [Bukan itu, Pak. Pak Seb sebenarnya gak mencintai saya. Perasaan itu semu.] [Gak mungkin. Yang aku rasakan ini adalah benar, Cindy. Aku memang mencintai kamu.] Cindy menoleh lagi pada Sebastian cepat dan video itu pun dihentikan. Sebastian menarik napas panjang sekaligus menaikkan dagunya dengan sikap angkuh yang kentara.&ldq
Sebastian menggandeng Cindy ke sebuah bangunan yang membuat Cindy terpaku. Ia sampai membuka sedikit mulutnya kala melihat megahnya Moulson Enterprise.“Ini ....” gumam Cindy dengan mata berkaca-kaca. Ia tidak ingat apa pun tapi merasakan jika dulunya ia pernah berada dalam situasi yang sama.“Apa kamu masih ingat?” Sebastian berbalik dan sedikit bertanya. Pandangan Cindy lalu jatuh pada pintu kaca berputar di depannya. Beberapa staf masuk lalu lalang. Gerakan mereka seperti melambat dan Cindy masih terpaku. Ia menggeleng tak lama kemudian. Sebastian menarik napas panjang lalu melirik pada Lefrant yang terus mengawasi. Lefrant hanya memipihkan bibir lalu membuang pandangannya ke arah lain.“Ayo.” Sebastian kembali menggandeng Cindy masuk melalui pintu tersebut sama dengan staf-staf sebelumnya.“Mas, kenapa kita ke sini?” tanya Cindy memegang sebelah lengan Sebastian. Sebastian pun berhenti di tengah lobi dan
Dengan cepat Cindy berbalik dan kembali ke kamarnya. Ia tidak jadi menanyakan yang diucapkan Sebastian soal Melvin beberapa saat lalu. Jantung Cindy jadi berdetak kencang. Ia tahu kecurigaannya pada Melvin tapi tidak pernah menyangka jika Sebastian malah menemukan buktinya.“Apa benar Mas Melvin selingkuh?” gumam Cindy bermonolog seraya memegang dada dengan sebelah tangannya. Sekarang hati Cindy jadi resah. Ia sudah meninggalkan suaminya sendirian di rumah. Sedangkan Melvin akan dikunjungi oleh perawat bernama Keyla itu setiap hari tanpa Cindy yang bisa mengawasi.“Cinta? Sayangku?”Cindy tersentak saat Sebastian terdengar memanggil dari balik pintu kamar. Cindy berbalik dan membuka pintu dengan wajah tegang tak tersenyum.“Ayo kita keluar, kamu uda siap kan?” Cindy masih tertegun. Ia jadi lupa dengan ajakan makan oleh Sebastian sebelumnya.“Uh ....” Cindy malah makin bengong.“Kamu belum
Baru kali ini Melvin jadi cemas pada keberadaan Cindy. Cindy sudah dua hari pergi dan belum menghubunginya sama sekali. Tidak hanya itu, ponselnya juga tidak aktif. Orang-orang yang sempat datang mencari Cindy juga tidak muncul lagi. Melvin jadi makin curiga tapi tidak bisa bicara pada siapa pun termasuk Keyla.“Kamu nelepon siapa, Mas?” tegur Keyla saat menemukan Melvin ada di ruang makan sendirian dengan ponsel di tangannya. Melvin sedikit terhenyak kaget lalu mendeham.“Cindy,” jawabnya pelan. Kelya langsung mengernyit tak suka.“Hah? mau ngapain kamu?” pekik Keyla marah. Kening Melvin ikut mengernyit melihat sikap Keyla yang aneh.“Kok ngapain? Cindy itu kan istriku, Key!” Melvin menyahut dengan suara mulai meninggi. Keyla masih mencebik sinis lalu membuang mukanya.“Iya, tahu dia istri kamu gak perlu di ulang-ulang juga aku tahu kok. Tapi kan kamu tau kalau dia sedang tugas ke luar kota. Ng
“Apa kamu bertemu Mama kamu lagi?” tanya Sebastian makin penasaran. Cindy menggeleng.“Lalu Dion? Dion Juliandra apa dia bersama kamu?” Cindy mengangguk.“Apa Mas Seb kenal Mas Dion?” tanya Cindy lembut. Wajah Sebastian tidak berubah. Ia masih sama datar dan dinginnya. Sebelah jemari Sebastian kemudian memilin rambut Cindy dengan lembut. Ia menahan rasa marahnya pada Dion Juliandra. Pria itu sudah menjebak dan menipu banyak orang termasuk dirinya.“Iya, aku kenal dia. Dulu namanya Steven, tapi ternyata dia berbohong.” Sebastian menjawab dengan nada sinis. Cindy sampai tertegun mendengar hal tersebut. Cindy masih mengingat Dion dan sikapnya yang sangat baik. Dion membantu Cindy sampai akhirnya mereka berpisah karena ia harus kembali ke Amerika.“Apa yang dilakukan oleh Mas Dion, Mas?”Pertanyaan Cindy membuat Sebastian mengeraskan rahangnya. Ia menarik napas panjang tapi sesak dan berat. Se
Ujung jemari Sebastian memutar lembut pada ujung pundak Cindy yang sedang tertidur di dalam pelukannya. Senyuman Sebastian tidak lekang karena hatinya sedang bahagia. Rasa cintanya pada Cindy terungkap begitu saja. Hidung Sebastian membaui ujung kening Cindy lalu bibirnya mengecup lembut. Cindy yang terlelap lantas sedikit membuka matanya. Ia masih menyandarkan diri pada Sebastian yang memberikan kehangatan cinta yang tak pernah padam untuk Cindy.Cindy pun sedikit menggeliat lalu menaikkan kepala dan memandang Sebastian yang separuh bersandar berbaring. Sebastian tersenyum, tak melepaskan belaian dari rambut Cindy.“Mas?”“Kamu uda bangun, Sayang?” Sebastian bertanya dengan lembut nyaris berbisik. Cindy menundukkan pandangannya dengan wajah merona yang terlihat jelas. Sebastian jadi makin gemas. Cindy masih malu-malu padahal ia bisa merasakan jika Cindy memang menyukainya.“Kenapa kamu malu, Sayang? Apa yang kamu pikirkan? Kita sudah melakukan banyak hal.” Cindy menaikkan pandanganny
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.