Share

Kenangan Menyakitkan

Jessica baru saja keluar dari toilet, dia berjalan keluar untuk kembali ke tempatnya bersama Kirei dan Renata. Dia melihat sekeliling mencari keberadaan sosok yang ingin dia temui lagi. Dia berpikir jika pria yang menyelamatkannya hari itu berharap bisa dia temui lagi di sini.

Jessica terdiam melihat seseorang yang tidak jauh darinya, bukan karena menemukan sosok pria yang dia cari melainkan karena dia melihat sosok mantan pacarnya yang saling rangkul bersama seorang gadis dengan mesra, pria itu berjalan kearahnya. Jessica panik dia melihat kanan dan kiri untuk mencari tempat bersembunyi.

Sebuah tangan tiba-tiba menarik lengannya, menyudutkannya ke tembok. Jessica mau protes karena badan pria yang menariknya itu terlalu dekat dengannya tapi dia terpaku saat mendongak melihat wajah pria itu. Pria yang dia cari-cari.

Di depan wajah Jessica sekarang adalah dada bidang lelaki itu, jantungnya rasanya seperti sudah jatuh ke perut sekarang. Lelaki itu sedikit menunduk menatap wajah Jessica.

“Aku tidak tahu apa alasanmu bersembunyi, tapi karena kamu terlihat ingin sembunyi aku hanya membantu,” bisik pria itu. Wajah mereka berdua sangat dekat. Jessica mengabaikan ucapan pria itu, dia sibuk menstabilkan detak jantungnya.

Pria itu menjauhkan badannya melihat gadis itu terlihat seperti tidak bernapas “Hallo? Apa kau mendengarku?” Ujarnya melambaikan tangan di depan wajah Jessica. Jessica tersadar dia tersentak dan melihat pria itu. “Oh? Kamu Haru kan? Terima kasih sekali lagi.” Ujar Jessica gugup.

“Kenapa bersembunyi?” Tanya Haru memiringkan kepala.

“Aku hanya tidak ingin berurusan dengan dia lagi,” cicitnha pelan. Haru mengangguk mengerti “Baiklah, aku permisi kalau begitu.”

“Kalau tidak mau berurusan dengannya jangan ke tempat ini, pria itu sangat sering kemari,” ujar Haru lagi. Dia akan berbalik untuk pergi tapi Jessica tiba-tiba menahan lengannya. Haru menghentikan langkahnya dan menoleh.

“Aku kemari untuk mencarimu,” ujar Jessica tiba-tiba. Haru membalikan badannya menatap Jessica “Kenapa?” tanya Haru datar. Jessica menelan ludahnya gugup dia mengeluarkan ponsel di dalam tasnya dan memberikannya pada Haru.

“Boleh minta nomor ponselmu? Aku ingin mentraktir makan untuk terima kasih” ujar Jessica. Haru menatap wajah Jessica dan ponselnya bergantian. Dia tersenyum.

Jessica kembali ke kamar mandi dia masuk ke salah satu bilik kamar mandi, dia menatap ponselnya bahagia melihat kontak Haru tersimpan di ponselnya. Dia menghentakan kakinya gembira.

                              ...

Haru berjalan di antara kerumunan orang-orang di dalam bar, dia akan menemui kekasihnya. Saat dia menuju meja tempat kekasihnya menunggu, Haru menghentikan langkahnya melihat seseorang yang tidak asing tengah mengobrol akrab dengan kekasihnya itu. Haru tidak melanjutkan langkahnya, berdiri terdiam terpaku. Dia juga tidak mengetahui mengapa dirinya tidak melanjutkan langkah kakinya malah terdiam di sana.

Kekasih Haru yaitu Renata terlihat sangat akrab dengan gadis di depannya. Haru memperhatikan mereka dari jauh.

Renata tengah melihat sekelilingnya mencari Haru yang tidak kunjung datang juga, dia akan mengeluarkan ponselnya. Kirei membuka ponselnya setelah sesaat yang lalu ada pesan masuk, dia melihat pengirim pesan itu bernama ‘kakak’. Kirei membuka pesan itu yang ternyata berisi

‘aku sekarang ada di restoran ambu, aku menunggumu membawa uangnya

Kirei menghela napas, dia segera pamit pada Renata untuk pergi karena ada urusan. “Ada apa? Ada masalah?” Renata seperti seorang pembaca pikiran, Kirei hanya menggelengkan kepalanya dia bersiap untuk melangkah pergi.

“Jessica lama sekali, kalau dia kembali beritahu aku tidak enak badan dan pulang duluan ya Kak.”

Rena mengangguk mengerti, Kirei melangkahkan kakinya pergi meninggalkan bar.

Haru memandangi Kirei yang berjalan menjauh sampai punggungnya menghilang dari pandangannya, Haru menghela napasnya. Dia berjalan mendekati Renata.

“Ayo pergi!" ajak Haru. Renata terkejut melihat kekasihnya itu “Tunggu dulu, aku sedang menunggu seseorang.” Ujar Renata yang tengah menunggu Jessica tidak kunjung keluar kamar mandi.

Haru menghela napas “Kalau begitu aku pergi duluan, aku lelah.” Renata bingung melihat Haru yang malah pergi meninggalkan cafe.

                              ...

Kirei dan kakak lelakinya yang bernama Yuvin kini tengah berada di sebuah restoran, mereka sedang makan bersama. Sang kakak terlihat memakan makanannya dengan lahap sedangkan Kirei hanya mengaduk makanannya, dia menundukan kepalanya.

Kakaknya itu menatap Kirei yang tidak memakan makanannya.

“Kenapa tidak makan? Kau yang akan membayar makanannya. Jadi dimakan, jangan buang-buang uangmu," ujar kakaknya santai. Kirei menatap kakaknya dan menghela napas.

“Aku bisa membayar makanan tapi aku tidak punya uang untuk Kakak. Aku belum gajian,” ujar Kirei pelan menatap kakaknya.

Kakaknya itu berhenti makan dan menaruh alat makannya di meja, dia balas menatap Kirei kesal.

“Lebih baik jangan bekerja di perusahaan itu, kau jadi tidak pernah punya uang. Bekerja paruh waktu lagi saja, dulu kau sering sekali memberikanku uang karena punya banyak pekerjaan paruh waktu kan?” ujar kakaknya. Kirei lagi-lagi hanya menghela napas mendengar ucapan kakaknya.

“Saat itu aku melakukan sepuluh pekerjaan paruh waktu perminggu. Untuk biaya kuliah dan hidupku, juga hidup kakak. Aku hanya tertidur 3 jam perhari aku bahkan pernah tidak tidur karena banyak tugas kuliah. Tega sekali kakak mengatakan itu." Kirei menahan tangisnya. Kakaknya itu mendesis jengah, dasar tukang drama pikirnya.

“Kau tidak ikhlas melakukan itu? Kau pikir kita hidup menderita seperti ini ulah siapa hah?” tanya kakak Kirei sinis. Kirei mengigit bibirnya.

Flashback

Kirei berjalan sempoyongan menyusuri lorong rumah sakit, wajahnya berwarna merah, matanya terlihat sembab. Dia berusaha berjalan dengan benar hingga dia menemukan kakaknya yang tengah menangis histeris di depan sebuah ruangan, Air mata Kirei mengalir matanya semakin memerah saat melihat tulisan ruangan itu. Kamar mayat.

Kirei melangkahkan kakinya mendekati ruangan itu, Kakaknya yang menyadari kedatangan Kirei segera menghampirinya dan mencengkram kerah baju Kirei.

“Gara-gara kamu... orang tuaku meninggal gara-gara kamu. Mereka bersikeras untuk mencarimu karena kamu tidak pulang semalaman, darimana saja kamu? Kalau saja mereka tidak mencarimu... mereka tidak akan kecelakaan!” Kirei menatap lemas kakaknya, tubuhnya yang mungil tidak punya kekuatan untuk menahan cengkraman kakak lelakinya itu. Dia tersungkur ke lantai saat kakaknya melepaskan cengkramannya dengan keras.

                              ...

Di pemakaman, Kirei hanya terduduk dengan tatapan kosong. Jessica sahabatnya menepuk-nepuk pundak Kirei. Pemakaman di lakukan dengan khidmat. Kakak Kirei menatap adiknya yang sedang duduk, amarahnya memuncak masih tidak ikhlas dengan kematian orang tuanya. Ia akan segera menikah tetapi sepertinya pernikahannya tidak akan terjadi karena kedua orang tuanya meninggal. Dia tidak punya uang untuk membayar biaya pernikahannya, padahal sebelum kecelakaan orang tuanya berjanji akan mencari uang untuk biaya pernikahan.

Yuvin, kakak Kirei mengambil batu besar di tangannya. Dia menghampiri Kirei dengan emosi. Orang-orang di sana tidak ada yang menyadari. Tiba-tiba kakaknya menghantamkan batu besar ke kepala Kirei, orang-orang terkejut melihatnya. Belum puas sampai di situ kakaknya ingin menghantamkan batu lagi tetapi untungnya dilerai oleh orang-orang yang ada disana. Kepala Kirei mengeluarkan banyak darah, dia tidak sadarkan diri.

“Aku akan membunuhmu, aku akan membunuhmu dan mengirimu ke neraka. Dasar anak pungut!” teriak kakaknya itu marah.

Kirei ternyata bukan putri kandung orang tuanya. Orang tuanya mengadopsi Kirei di panti asuhan saat dia berumur 6 tahun. Walaupun anak adopsi Kirei dan keluarganya hidup bahagia. Setidaknya sebelum kedua orang tua angkatnya meninggal.

                              ...

Kirei membuka matanya menatap sekeliling. dia menoleh dan menemukan disampingnya ada seorang gadis tengah tertidur dengan posisi duduk. Gadis itu adalah Jessica, ia terbangun dan terkejut melihat Kirei terbangun setelah tidak sadarkan diri selama seminggu. Dia segera berteriak memanggil ayahnya, ayah Jessica segera memasuki ruangan.

Kirei menatap bingung gadis di depannya.

“Kamu siapa?” mendengar pertanyaan itu, ayah dan anaknya itu terkejut.

Dokter sudah melakukan pemeriksaan pada Kirei ternyata Kirei mengalami hilang ingatan karena syok yang di alaminya. Otaknya secara otomatis menghilangkan ingatannya untuk pertahanan diri.

Sejak saat itu Kirei tinggal bersama dengan keluarga Jessica dan ayahnya karena kakaknya sangat membencinya. Ingatan Kirei juga perlahan kembali kecuali kenangan masa kecilnya dan Kirei mulai menerima kenyataan dan hidup dengan tegar dan mandiri.

Dia bahkan mendapatkan beasiswa jurusan bahasa Korea, dia kuliah tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun. Dia juga melakukan banyak pekerjaan paruh waktu untuk menghidupi dirinya dan tidak mau menjadi beban keluarga Jessica.

Suatu hari kakak Kirei menemui Kirei dan sejak saat itu dia selalu meminta uang pada Kirei. Kirei yang masih merasa bersalah pada kakaknya selalu memberikan uang hasil kerja kerasnya saat kakaknya meminta uang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status