Share

Satu Selimut Yang Sama

Jisya berjalan menuju ruang kesehatan seraya merogoh tas untuk mencari ponselnnya. Ketika sampai dia melihat Abin duduk menjauh dari Yuna dengan menyilangkan kaki seraya memainkan ponsel miringnya. Entah mengapa melihat kediaman Yuna dan Abin terasa mengganjal di hatinya.

"Kamu udah enakan?" Jisya menempelkan punggung tangannya pada kening Yuna. Tidak panas, hanya sedikit hangat.

"Udah enakan kok, Sya. Tadi Bu Indri gimana? Pasti marah ya sama aku? Bukan kamu kan yang dimarahi?"

Jisya terlihat mengulas senyumnya. Terlihat tulus, hanya saja sebenarnya tak begitu. Jisya hanya pura-pra untuk melegakan prasangka Yuna. "Nggak kok. Bu Indri makhlumi. Tapi, aku belum bisa buktiin kalau itu ulahnya Linzy."

Yun akahirnya bisa bernapas dengan lega. "Syukurlah kalau gitu. Makasih ya, Sya...." Jisya menganggukkan kepalanya dengan senyuman tulus. Dia akan selalu melakukan apa pun demi sahabatnya. Yun

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status