Tentu saja Ken yang mendengar itu sangat terkejut, "Benarkah? sungguh luar biasa tuan Aditya," ucap Ken memuji Adit karena ia tidak tau jika pemiliknya bukanlah Adit.
"Tidak, bukan Tuan Aditya pemilik perusahaan itu, tapi seorang wanita yang tidak diketahui identitasnya yang memiliki itu semua, tuan Aditya adalah wakilnya saja," jawab Jordan.
"Kau serius?" tanya Ken terkejut.
"Aku jadi penasaran dengan pemilik VG crops" lanjutnya lagi sambil memegang dagunya berfikir siapa wanita hebat dibalik kesuksesan yang luar biasa itu.
Di bawah gedung perusahaan Admaja Group, Valle yang baru sampai masih berdiri menatap gedung yang menjulang tinggi di hadapannya, "ternyata dia sangat kaya " gumam Valle sambil terkekeh kecil seorang diri.
Kemudian dia pun berjalan memasuki gedung perusahaan itu dan berhenti saat sampai di depan meja resepsionis, resepsionis itu melihat Valle dari a
Hari ini Kenzo merencanakan makan malam romantis bersama dengan Vallery, dia menyuruh Jordan menyiapkan segala sesuatu untuk kejutan malam ini, karena ini akhir pekan Kenzo pulang lebih awal ke rumahnya."Valle, tidak usah memasak untuk makan malam, nanti kita akan makan di luar," ucap Ken pada Valle."Baiklah Ken," jawab Valle.Tepat pukul tujuh malam Vallery sudah bersiap begitu juga dengan Kenzo, mereka terlihat sangat menawan, Kemzo terkesima dengan penampilan Vallery malam ini, karena ia benar benar terlihat sangat cantik, sangat serasi dengan Kenzo yang terlihat sangat tampan.Malam ini Vallery berniat mengungkapkan perasaan nya pada Kenzo, begitu pun dengan Ken, sekalian juga Valle hendak ijin untuk pergi ke luar negeri untuk beberapa waktu karena urusan yang di serahkan Paman Mike padanya."Kau sudah siap?" tanya Ken mengulurkan tangannya ke Vallery, dengan
Vallery Gracia Wijaya Seorang gadis cantik berusia 22 tahun, wajah nya yang cantik dan juga bentuk tubuh yang proporsional sangat menunjang dirinya untuk menjadi seorang model terkenal di luar negri, ia merupakan putri seorang presdir perusahaan terbesar ke 2 di negara nya. Tetapi karena keirian sang kakak ia terpaksa memutuskan untuk melanjutkan pendidikan nya di luar negri dan memulai karirnya dari 0 disana. Valery gadis yang sangat rendah hati ia tidak pernah membedakan seseorang berdasarkan status sosialnya, ibunya meninggal ketika ia berusia 11 tahun dan sejak itu ia hidup bertiga bersama Daddy dan juga kakak nya Vanya. Daddy nya tidak pernah mau menikah lagi walau Valery terus mencoba membujuknya, Valle hanya tidak ingin Daddy nya merasa sendiri karena sejak mommy nya meninggal Daddy Valle hanya sibuk bekerja dan bekerja menghabiskan waktu dengan tumpukan pekerjaan di kantornya. Sedangkan kakak nya? Setelah mommy Valle men
Setibanya di kediaman Wijaya, Valery dan Paman Alert keluar dari mobil, Paman Alert membuka bagasi mengambil koper milik vallery. Valery berjalan memasuki kediaman itu dan disambut oleh para maid, mereka sangat antusias dengan kedatangan vallery. Karena ia memang gadis yang sangat sopan dan menghormati para pekerjanya. Apalagi Bi Asri yang sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri, karena Bi Asri lah yang mengurusnya sejak kecil, sedangkan kakaknya ntah kemana saat ini, mungkin sedang shoping atau bersenang-senang seperti biasanya. "Apa kabar Bi? aku sangat merindukan Bibi," tanya Valle sambil memeluk Bi Asri. "Alhamdulillah sehat non, nona apa kabar ?makin cantik aja," ucap Bi Asri membalas pelukan Valle. "Bibi bisa aja," balas Valle lalu ia pun masuk kedalam rumah dan menyapa para maid yg ada disitu. Karena ia lelah ia pun izin untuk istirahat di kamar nya, Paman Alert membawa kan koper nona mudanya yang berada dilantai atas, kamar Vall
Tapi tidak untuk para pemuja Jonathan, banyak yang menatap sinis kearah Valle, tapi banyak juga yang kagum akan kecantikan Vallery yang terlihat natural. Nathan pun berjalan menggandeng tangan kakaknya sambil memasang wajah datarnya. "Ada apa Jo?" tanya Valle heran melihat raut wajah adiknya yang seperti itu. "Tidak apa kak, aku hanya tidak suka kakak di tatap seperti kakak itu adalah makanan lezat bagi mereka," jawab nathan sambil menatap dingin kearah pria-pria yang sejak tadi menatap kakaknya itu. Valle mengedarkan pandangannya melihat sekeliling para mahasiswa dan mahasiswi yang menatap ke arah mereka. "Biarkan saja sayang," ucap Valle tersenyum pada adik nya, karena menurut nya selagi tidak merugikan dirinya ya sudah biarkan saja. Nathan mengantarkan vallery ke ruangan dekan untuk mengurus kepindahannya, dan setelah itu Nathan kembali ke kelas karena ia ada kelas pagi hari ini. Setelah selesai Valle memilih menunggu
Tak berapa lama menunggu vallery akhirnya dari kamar menuruni anak tangga dengan tatapan Kenzo yang tidak pernah lepas dari Valle. Malam ini vallery terlihat sangat cantik dan anggun, hingga siapa saja yang melihatnya akan terkagum dengan kecantikan yang terpancar dari wajah Valle. Malam ini memakai gaun warnah putih selutut lengan panjang, dengan rambut panjang yang di biarkan terurai menambah kecantikan dirinya dan riasan natural itu menambah nilai plus untuk Valle. "Ayo," ujar Valle sambil keluar rumah meninggalkan Ken yang sejak tadi masih terpaku menatapnya. Dengan bingung ken pun mengikuti Vallery dari belakang. "Hei tunggu!" seru kenzo sedikit melebarkan langkahnya mengejar Vallery, vallery menoleh ke belakang dan tanpa sengaja menabrak Ken yang ternyata sudah berada dibelakangnya. bruuukkkkkk Awww, seru Valle yang hanpir terjatuh karena sepatu high heels yang ia kenakan. Kenzo dengan cepat memegang pinggang Vale
Suara tepuk tangan terdengar di sebuah kamar apartemen, ia berjalan dan tersenyum sinis menatap seseorang dihadapannya saat ini. "Segera kemasi barang-barang mu dan pergi dari sini, dan ingat! Jangan sekali-kali kau muncul dihadapan ku lagi," ujar Kenzo dengan tatapan tajam sambil mengepalkan tangannya penuh amarah. "Sayang, sayang, aku bisa jelaskan semuanya," ucap Sheila langsung memmeluk Kenzo namun Kenzo segera menepis tangan Sheila dari tubuhnya, ia mendorong Sheila dengan keras hingga sheila tersungkur dekat tempat tidur. "Aku tidak butuh penjelasan mu. Segera kemasi barang-barang mu, dan pergi dari sini sebelum aku kasar padamu, KELUAR!" bentak Kenzo yang sudah dikuasi oleh emosi. Dengan langkah gontai Sheila berjalan mengambil koper dan mengemasi barang-barangnya, dia tidak bisa berbuat apapun saat ini, melihat kemarah Kenzo yang begitu memuncak Sheila lebih memilih pergi dari apartemen ken, ia melangkah menoleh sekilas menatap kenzo
Terlihat Valle tengah duduk di bangku taman hotel tersebut seorang diri, ia memikirkan bagaimana hidupnya kedepan bersama dengan kenzo, apakah ia akan hidup selamanya bersama pria yang tidak ia cintai? atau apakah dia harus berlajar mencintai pria yang saat ini sudah menjadi suaminya itu. Tapi Valle sendiri tidak yakin dengan itu, ia memejamkan matanya memikirkan itu semua, Valle tidak mau semakin pusing dengan hal itu, apapun yang terjadi saat ini dia akan menjalani saja seperti air mengalir, lalu ia memilih beranjak dan pergi ke restoran hotel untuk sarapan disana. Setelah memesan makanan iya duduk di pojokan dekat jendela sambil menatap jalanan kota, tak berapa lama pesanan pun datang, namun saat ia akan mulai menyantap makanan nya tiba-tiba seseorang datang dan duduk di hadapannya, Valle mendongakkan kepalanya melihat siapa yang duduk didepan nya, ia menghela napas kasar karena tidak ingin berdebat dan memilih diam melanjutkan sarapan nya tanpa memperduli
Tepat pukul 7 malam Kenzo sampai dirumah terlihat Valle sedang menunggunya sambil melihat televisi di ruang tengah, saat Valle mendengar suara deru mobil Kenzo ia pun segera keluar dan menyambut kedatangan Kenzo.Kenzo turun dari mobil berjalan menghampiri Vallery, Vallery tersenyum tipis dan meraih tangan ken serta mencium tangan suaminya itu, Ken yang diperlukan seperti itu pun tentu saja sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Valle, namun ia segera menutupi keterkejutannya dengan bersikap biasa saja."Kenapa kau diluar? ayo masuk, tidak perlu menunggu ku lagi lain kali," ucap ken lalu ia masuk ke dalam rumah dan disusul oleh Valle.Valle berlari kecil menyusul langkah besar Ken, ia segera menghampiri ken mengambil tas yang dipegang oleh kenzo, Kenzo melepaskan jasnya dan memberikannya kepada Valle, valle tersenyum tipis dan menerima tas itu, ia pun segera menyimpan tas kerja milik kenzo di dalam ruang kerja, s