Setibanya di kediaman Wijaya, Valery dan Paman Alert keluar dari mobil, Paman Alert membuka bagasi mengambil koper milik vallery.
Valery berjalan memasuki kediaman itu dan disambut oleh para maid, mereka sangat antusias dengan kedatangan vallery. Karena ia memang gadis yang sangat sopan dan menghormati para pekerjanya.
Apalagi Bi Asri yang sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri, karena Bi Asri lah yang mengurusnya sejak kecil, sedangkan kakaknya ntah kemana saat ini, mungkin sedang shoping atau bersenang-senang seperti biasanya.
"Apa kabar Bi? aku sangat merindukan Bibi," tanya Valle sambil memeluk Bi Asri.
"Alhamdulillah sehat non, nona apa kabar ?makin cantik aja," ucap Bi Asri membalas pelukan Valle.
"Bibi bisa aja," balas Valle lalu ia pun masuk kedalam rumah dan menyapa para maid yg ada disitu.
Karena ia lelah ia pun izin untuk istirahat di kamar nya, Paman Alert membawa kan koper nona mudanya yang berada dilantai atas, kamar Valle masih tetap sama seperti lima tahun lalu.
Karena Daddy nya melarang siapapun merubah kamar putri kesayangannya. Bahkan kakaknya pun tidak berani membantah.
Ia merebahkan badannya di kasur king size kesayangannya, ia sangat merindukan kamar nya itu, tak lama karena lelah ia pun tertidur.
Tepat pukul 5 sore ia terbangun, Lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, saat ia keluar dari kamar mandi, tiba-tiba ponselnya berdering.
ring...ring..
Vallery berjalan kearah tempat tidur karena ponselnya berada disana, di lihatnya sang Daddy lah yang menelpon.
Daddy ia calling.....
"Hallo, ya dad ..."
"Sayang, segeralah bersiap nanti akan ada acara makan malam bersama rekan kerja Daddy, sebentar lagi Daddy akan pulang," ujar Daddy Ray dari sebrang sana.
"Baiklah dad," jawab Valle dan tidak lama telpon pun terputus.
Valle segera bersiap, ia memilih memakai dress berwarna pink, dengan polesan make up natural yang menghiasi wajahnya serta rambutnya yang ia biarkan tergerai begitu saja ia terlihat sangat sangat cantik.
Valle berjalan keluar untuk melihat-lihat rumah nya yang sudah lama ia tinggal kan, tidak ada yang berubah dari rumah itu, masih seperti 5 tahun lalu saat ia pergi.
Langkah Valle berhenti di depan pintu kamar kakaknya, kamar itu masih terkunci rapat menandakan tidak ada penghuninya didalam sana.
Valle menghela nafas dan menggelengkan kepalanya memikirkan sikap kakaknya yang tidak berubah sampai sekarang.
***
Tepat pukul 7 malam tamu nya pun datang disambut oleh Daddy Ray.
"Hallo tuan dan nyonya Admaja, apa kabar? mari mari silahkan masuk," ucap Daddy Valle menyambut keluarga Admaja.
" Seperti yang anda lihat tuan Wijaya kabar kami baik-baik saja," jawab tuan Admaja seraya melemparkan senyum kepada tuan Wijaya.
Mereka pun masuk kedalam rumah. Diruang tamu mereka mengobrol tentang bisnis dan tentang perjodohan anak anak mereka. Dan kemudian pandangan tuan Admaja beralih kepada Valle yang saat ini sedang menuruni tangga, gadis itu berjalan dengan anggunnya menghampiri daddy nya diruang tamu seraya tersenyum kepada tamu Daddy Ray dan tamu sang Daddy yang tidak ia kenal.
"Hallo om, tante." ia mencium tangan tuan dan nyonya Admaja sambil tersenyum ke arah mereka.
"Hai sayang, ya ampun kau cantik sekali ,kapan kau tiba nak?" tanya Anita mama Kenzo.
"Siang tadi Tante " jawab nya.
"Hmm, baik lah kemari nak duduk disebelah mama" ucap Anita.
"Mm...ma..ma? " tanya valle sambil mengerutkan keningnya sedikit heran karena memang pasalnya mereka baru bertemu saat in.
"Iya sayang, sebentar lagi kan kau akan menjadi menantu mama, berarti anak mama juga dong," jawab mama Anita dengan senyum yang sangat manis menghiasi bibirnya.
"Aa-apa maksud nya menjadi menantu?" Tanya Valle yang benar-benar tidak tahu apapun.
Valle melihat ke arah daddynya "Ada apa ini dad?" tanya Valle.
Sungguh ia benar benar bingung dengan apa yang terjadi saat ini.
"Benar sayang kami sudah sepakat menjodohkan mu dengan tuan muda kenzo anak dari om James dan nyonya Anita." ucap Daddy Ray.
"Maafkan Daddy sayang, Karena tidak memberi tahu mu sebelumnya." lanjutnya lagi penuh penyesalan.
Vallery begitu terkejut dengan apa yang ia dengar saat ini, jujur saja ia bingung dan kesal, karena ia tidak mengetahui apa-apa.
Daddy Ray menyuruh nya pulang karena ada hal penting yang harus dibicarakan dan juga keadaan Daddy nya yang kurang baik saat ini, tapi ternyata ini hal penting nya, pikir Valle.
"Bisakah beri waktu aku untuk berfikir untuk memutuskan ini?" tanya Valle sambil menundukkan kepalanya.
Ia benar-benar tidak ingin membuat daddy nya kecewa. Tetapi menikah dengan orang yang bahkan Valle tidak tahu siapa orangnya, dan itu sungguh di luar dugaannya selama ini.
Kenapa harus dia? Kenapa tidak kakaknya saja? usianya saat ini bahkan masih cukup muda walau ia sudah dewasa. Tapi kan ada kakak nya yang sudah matang di usianya yang sekarang, kenapa harus dirinya yang masih 22 tahun.
"Tentu nak, kau bisa memikirkan nya dulu, tapi om harap kau tidak mengecewakan kami," ucap james.
henniing....
"Oh iya tuan James dimana kenzo?" tanya daddy Ray memecahkan keheningan.
"Maafkan anak ku yang satu itu, karna tidak bisa hadir. Dia sedang ada pekerjaan penting yang tidak bisa di tinggalkan," jawab James.
"Mmm, baiklah. Kalau begitu mari kita makan malam dulu." ajak Rey sambil mengajak tamunya ke meja makan.
Setelah makan malam tuan dan nyonya Admaja pun pamit untuk pulang karena memang sudah pukul 10 malam.
***
Pagi harinya Valle bersiap akan pergi ke kampus untuk mengurus kepindahannya melanjutkan kuliahnya di kampus yang sama dengan Jonathan adik sepupunya. Valle saat ini sudah semester akhir dan hanya tinggal 1 semester lagi ia akan lulus S2 di jurusan manajemen bisnis.
Ia memakai pakaian casual ke kampus bersama Jonathan, pagi-pagi sekali setelah mendengar kabar bahwa vallery sudah tiba, Jonathan langsung bergegas menemui kakak kesayangannya itu.
Ya Nathan dan Valle memang sangat dekan selama ini, walau Valle jauh mereka masih tetap berkomunikasi dengan baik, bahkan sangat baik.
Mobil sport yang mereka tumpangi memasuki area parkir kampus, seperti biasa banyak mata yang tertuju pada mereka, apalagi para wanita yang selalu mendambakan Nathan karena memang Nathan terkenal di kampus itu sebagai salah satu famous kampus.
Pada saat turun dari mobil banyak pasang mata yang terkagum pada wanita yang sedang bersama dengan Nathan, siapa lagi kalau bukan Vallery kakak perempuan kesayangannya.
Namun Valle tidak memperdulikan tatapan tatapan orang lain padanya.
.
.
.
Bersambung
Hai Readers kesayangan, sebelumnya kenalin Saya Velia, Slsemoga kalian suka dengan ceritanya.
Terimakasih untuk yang udah mampir.
Happy reading gaes.
Tapi tidak untuk para pemuja Jonathan, banyak yang menatap sinis kearah Valle, tapi banyak juga yang kagum akan kecantikan Vallery yang terlihat natural. Nathan pun berjalan menggandeng tangan kakaknya sambil memasang wajah datarnya. "Ada apa Jo?" tanya Valle heran melihat raut wajah adiknya yang seperti itu. "Tidak apa kak, aku hanya tidak suka kakak di tatap seperti kakak itu adalah makanan lezat bagi mereka," jawab nathan sambil menatap dingin kearah pria-pria yang sejak tadi menatap kakaknya itu. Valle mengedarkan pandangannya melihat sekeliling para mahasiswa dan mahasiswi yang menatap ke arah mereka. "Biarkan saja sayang," ucap Valle tersenyum pada adik nya, karena menurut nya selagi tidak merugikan dirinya ya sudah biarkan saja. Nathan mengantarkan vallery ke ruangan dekan untuk mengurus kepindahannya, dan setelah itu Nathan kembali ke kelas karena ia ada kelas pagi hari ini. Setelah selesai Valle memilih menunggu
Tak berapa lama menunggu vallery akhirnya dari kamar menuruni anak tangga dengan tatapan Kenzo yang tidak pernah lepas dari Valle. Malam ini vallery terlihat sangat cantik dan anggun, hingga siapa saja yang melihatnya akan terkagum dengan kecantikan yang terpancar dari wajah Valle. Malam ini memakai gaun warnah putih selutut lengan panjang, dengan rambut panjang yang di biarkan terurai menambah kecantikan dirinya dan riasan natural itu menambah nilai plus untuk Valle. "Ayo," ujar Valle sambil keluar rumah meninggalkan Ken yang sejak tadi masih terpaku menatapnya. Dengan bingung ken pun mengikuti Vallery dari belakang. "Hei tunggu!" seru kenzo sedikit melebarkan langkahnya mengejar Vallery, vallery menoleh ke belakang dan tanpa sengaja menabrak Ken yang ternyata sudah berada dibelakangnya. bruuukkkkkk Awww, seru Valle yang hanpir terjatuh karena sepatu high heels yang ia kenakan. Kenzo dengan cepat memegang pinggang Vale
Suara tepuk tangan terdengar di sebuah kamar apartemen, ia berjalan dan tersenyum sinis menatap seseorang dihadapannya saat ini. "Segera kemasi barang-barang mu dan pergi dari sini, dan ingat! Jangan sekali-kali kau muncul dihadapan ku lagi," ujar Kenzo dengan tatapan tajam sambil mengepalkan tangannya penuh amarah. "Sayang, sayang, aku bisa jelaskan semuanya," ucap Sheila langsung memmeluk Kenzo namun Kenzo segera menepis tangan Sheila dari tubuhnya, ia mendorong Sheila dengan keras hingga sheila tersungkur dekat tempat tidur. "Aku tidak butuh penjelasan mu. Segera kemasi barang-barang mu, dan pergi dari sini sebelum aku kasar padamu, KELUAR!" bentak Kenzo yang sudah dikuasi oleh emosi. Dengan langkah gontai Sheila berjalan mengambil koper dan mengemasi barang-barangnya, dia tidak bisa berbuat apapun saat ini, melihat kemarah Kenzo yang begitu memuncak Sheila lebih memilih pergi dari apartemen ken, ia melangkah menoleh sekilas menatap kenzo
Terlihat Valle tengah duduk di bangku taman hotel tersebut seorang diri, ia memikirkan bagaimana hidupnya kedepan bersama dengan kenzo, apakah ia akan hidup selamanya bersama pria yang tidak ia cintai? atau apakah dia harus berlajar mencintai pria yang saat ini sudah menjadi suaminya itu. Tapi Valle sendiri tidak yakin dengan itu, ia memejamkan matanya memikirkan itu semua, Valle tidak mau semakin pusing dengan hal itu, apapun yang terjadi saat ini dia akan menjalani saja seperti air mengalir, lalu ia memilih beranjak dan pergi ke restoran hotel untuk sarapan disana. Setelah memesan makanan iya duduk di pojokan dekat jendela sambil menatap jalanan kota, tak berapa lama pesanan pun datang, namun saat ia akan mulai menyantap makanan nya tiba-tiba seseorang datang dan duduk di hadapannya, Valle mendongakkan kepalanya melihat siapa yang duduk didepan nya, ia menghela napas kasar karena tidak ingin berdebat dan memilih diam melanjutkan sarapan nya tanpa memperduli
Tepat pukul 7 malam Kenzo sampai dirumah terlihat Valle sedang menunggunya sambil melihat televisi di ruang tengah, saat Valle mendengar suara deru mobil Kenzo ia pun segera keluar dan menyambut kedatangan Kenzo.Kenzo turun dari mobil berjalan menghampiri Vallery, Vallery tersenyum tipis dan meraih tangan ken serta mencium tangan suaminya itu, Ken yang diperlukan seperti itu pun tentu saja sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Valle, namun ia segera menutupi keterkejutannya dengan bersikap biasa saja."Kenapa kau diluar? ayo masuk, tidak perlu menunggu ku lagi lain kali," ucap ken lalu ia masuk ke dalam rumah dan disusul oleh Valle.Valle berlari kecil menyusul langkah besar Ken, ia segera menghampiri ken mengambil tas yang dipegang oleh kenzo, Kenzo melepaskan jasnya dan memberikannya kepada Valle, valle tersenyum tipis dan menerima tas itu, ia pun segera menyimpan tas kerja milik kenzo di dalam ruang kerja, s
Di kantor Admaja GroupSetelah selesai mitting dengan klien dari London Ken melanjutkan kesibukan nya dengan setumpuk berkas-berkas yang ada dihadapannya saat ini.tok tok tok"Masuk," jawab Ken."Ken, ini berkas yang anda minta tentang nona Vallery selama ia berada di London," ujar Jordan."Bacakan," ucap Ken yang masih fokus pada setumpuk berkas yang harus ia tandatangani."Nona Vallery selama lima tahun terakhir ia kuliah di jurusan desain, dan dalam waktu tiga setengah tahun dia menyelesaikan Kuliahnya, Lalu ia melanjutkan S2 dengan jurusan yang sama, saat ini dia sedang senyusun tesis untuk menyelesaikan studi nya, selama di London dia tidak pernah bergaul dengan banyak orang, dia memiliki 3 orang sahabat, tetapi informasi yang saya dapat dari orang kepercayaan kita yang ada disana Nona Valle juga bekerja di salah satu perusahaan di london tapi tidak diketahui perusahaan apa, karena seperti nya dia menutup identitas nya agar tidak diket
Setelah sekian lama, ke empat sahabat itu akhirnya bisa berkumpul dan bersenang-senang bersama, Nathan tadi pamit tidak bisa bergabung dengan mereka karena ada urusan mendesak yang harus ia selesaikan, kini mereka berkumpul di salah satu cafe yang cukup terkenal dengan tempatnya yang sangat nyaman untuk nongkrong.Sebelumnya Valle sudah mengabari Ken bahwa dia akan pergi dengan teman-teman nya."Dit apa kau akan tinggal lama disini?" tanya Valle."Seperti nya iya valle, pasalnya kita mendapatkan tawaran kerjasama dengan Admaja Group," jawab Aditya."Wah benarkah? bukankah itu perusahaan suamimu Valle?" tanya Arjun."Iya, aku sudah memberi tahu Keira, mungkin dia belum sempat memberitahu mu, karena kau kan kemarin-kemarin ini sibuk dengan persiapan wisuda," ujar Aditya."Iya kau benar, sudah 2 Minggu aku tidak ke kantor, bukan karena acara wisuda ku, aku tidak
Pagi itu Matahari mulai menampakkan cahayanya di sela sela kamar dua insan yang masih terlelap dalam tidurnya.Vallery menggeliatkan tubuhnya karena terganggu oleh sinar matahari yang masuk dari sela-sela jendela kamar, wanita itu perlahan mengusap matanya dan membuka sedikit-sedikit matanya menetralkan cahaya yang masuk.Cukup lama ia pun bangun dari tidurnya, Vallery melihat Kenzo yang masih terlelap, sejenak Valle memandang wajah tampan suaminya itu, perlahan ia mengangkat tangannya mengusap lembut pipi sang suami dan menatapnya dengan intens.'Kini aku sudah menjadi istri yang seutuhnya untukmu, aku tidak bisa berharap banyak kepadamu untuk mencintai ku, tapi satu hal yang pasti, aku sudah mulai mencintaimu, ingin rasanya ku tepis perasaan ini agar kedepannya saat kita berpisah aku tidak akan merasakan sakit, tapi aku tidak bisa mengendalikan perasaan ku sendiri, setidaknya aku sudah memberikan hal yang paling berhar