Share

Bab 0005

11 tahun yang lalu

_

_

"Bumi berhenti!"

"Jangan mengikutiku!"

Bumi berjalan tak tentu arah, demi menghindari saudara tiri yang sangat dibencinya, gadis itu menerobos masuk ke pagar sebuah rumah kosong yang sudah ditumbuhi semak-semak.

"Ayo pulang naik mobil! kamu sedang sakit."

"Diam! berhenti berpura-pura baik padaku!"

BRUK

Yota membentur punggung Bumi yang tiba-tiba saja berhenti berjalan, kedua remaja yang sama-sama mengenakan seragam putih dengan rok biru tua itu tertegun mendapati seorang remaja berseragam putih abu-abu tergelatak bersimbah darah di rerumputan. Bumi berjalan mendekat, Ia berlutut di samping remaja yang nampak terkulai tak berdaya itu.

"Apa yang terjadi? apa kamu masih hidup?" Bumi yang tak mengenal sosok remaja itu berusaha menutup luka di bagian perut dengan kedua tangannya.

Remeja itu nampak pucat dan memejamkan mata, napasnya putus-putus seperti hampir meregang nyawa. Bumi yang panik pun berteriak ke arah yota yang gemetaran, gadis itu mematung dan malah tak melakukan apa-apa.

"Cari bantuan cepat!"

Yota masih gemetaran, sementara remaja itu tiba-tiba saja bergerak, tangannya meraih pergelangan tangan Bumi, menggenggam erat hingga matanya yang tak berdaya itu menatap mata gadis itu. Bumi yang panik memilih langsung berdiri, Ia tak sadar gelang yang berada di tangannya putus di dalam genggaman remaja itu.

Bumi berlari mencari bantuan, Ia melihat mobil yang biasa mengantar Yota ke sekolah. Namun, sayang sang sopir tak berada di dalamnya. Bumi berteriak meminta tolong demi mendapat perhatian, Ia bahkan menghentikan sebuah taksi untuk meminta bantuan.

"Itu di sana pak, ada yang terluka pa-" Bumi tiba-tiba merasa kepalanya berputar, pandangannya lama kelamaan kabur, gadis itu jatuh pingsan.

"Ka-ka-kamu baik-baik saja kan?"

Yota mendekat ke arah remaja berwajah tampan dan berperawakan tinggi yang tengah terkapar tak berdaya itu. Remaja putra itu terlihat mengerjabkan mata dan mencoba menajamkan pandangannya, matanya mengarah ke name tag dan logo sekolah yang menjadi atribut seragam Yota.

Nayota Tristanputri . Remaja itu menyebut nama Yota di dalam hatinya sebelum benar- benar kehilangan kesadaran.

_

_

"Apa yang terjadi?"

Wida berjalan tergesa menuju sebuah IGD rumah sakit swasta, wanita itu mendapat kabar bahwa putrinya dilarikan ke sana karena syok. Sang sopir yang menyampaikan berita itu pun hanya bisa menunduk, takut jika dirinya disalahkan. Ia bercerita ke Wida bahwa Bumi pingsan, sedangkan Yota putri kesayangannya ketakutan karena baru saja menyaksikan seorang remaja yang tertusuk senjata tajam dan nyaris meninggal.

"Jangan sampai Tuan tahu kalau Bumi pingsan. Lalu bagaimana? apa anak yang tertusuk itu mati?"

"Tidak nyonya, sepertinya dia bukan dari kalangan orang biasa, anak itu langsung dipindahkan ke rumah sakit internasional, ibunya datang bersama beberapa bodyguard."

***

Suara kendaraan bermotor yang lalu lalang menambah polusi suara dan udara di siang yang begitu panas. Bumi berkali-kali melirik jam di dashboard mobil dan mengencangkan AC mobilnya.

Yang Mulia Mimi Peri

[Aku sudah sampai di SPBU dekat PG Plaza]

Rey

[ Ok ]

Gadis itu kembali mengecek pesan yang dia kirim ke nomor ponsel yang dia temukan di kamar mandi gedung Adiyaksa group. Ia mengetuk-ngetuk kemudi mobilnya malas, sudah hampir lima belas menit Ia menunggu di sana, dan orang yang akan mengambil ponsel yang ada padanya belum juga menampakkan batang hidungnya.

Hampir memilih pergi, ponsel yang akan dia kembalikan tiba-tiba saja berdering. Bumi langsung membuka pintu mobilnya sambil menjawab panggilan itu. Memutar kepalanya mencari orang yang menelponnya, Bumi mengernyit heran mendapati pria yang pernah Ia temui keluar dari sebuah city car mewah produksi Eropa.

Rey berjalan mendekat dan tersenyum, Ia merasa dunia benar-benar hanya seluas daun kelor, karena yang menemukan ponsel Miminya ternyata adalah Bumi, gadis yang dia tahu sebagai saudara tiri Yota. Direktur utama Adiyaksa group yang dibicarakan Miminya beberapa menit yang lalu. Namun, senyuman Rey seketika sirna saat Bumi membuka mulut sambil menyerahkan ponsel sang Mimi kepadanya.

"Oh ... Kang Ojol yang waktu itu, apa kamu sekarang bekerja menjadi sopir pribadi?"
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Kikiw
wkwkkwkwk ya gak salah Bumi sih, Rey aja yang emang pantes jadi kang ojol kali .........
goodnovel comment avatar
Puput Gendis
padahal yg nolong bumi,pasti si ank medusa ngaku2......
goodnovel comment avatar
eddy hadarian
Bumi sebenarnya yg menolong Rey, cuma yg diingat Rey nama Yota
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status