Share

16. Cemburu (2)

Max tak terima mendengar racauan Ivory yang membuat dadanya memanas. Tak seharusnya gadis itu mengucapkan itu semua. Jika Ivory sampai mengatakan segamblang itu, maka artinya gadis itu memang menginginkan Benjamin.

Bukan hanya karena ia mabuk, melainkan karena ia memang menginginkannya dari pria pucat itu.

“Hentikan Ivory. Jangan katakan itu lagi. Aku—”

Max tak kuasa melanjutkan perkataannya, tetapi dalam batinnya sudah bergemuruh amarah yang memuncak. Ia ingin memberi pelajaran pada gadis itu, tetapi apa?

Lelaki itu tak mungkin memendam perasaannya. Ia melucuti helai demi helai pakaian yang melekat di tubuh Ivory, meraup bibir gadis itu dengan bibirnya dan mengecupnya dalam dan penuh perasaan. Ia akui atau tidak, nyatanya ia cemburu ketika mendengar Ivory menyebut nama Benjamin.

Ia tak terima pria itu menyentuh Ivory meski ia juga tak punya hak untuk marah.

Ivory bukan siapa-siapanya, bahkan pernah jadi seseorang yang ingin ia lenyapkan. Dan mengingat hal itu setiap kali membua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status