Share

BAB 7

kemudian Agnes meninggalkan tempat tersebut dengan kesal.

Gie menepuk lengan Ryan. Matanya melotot menatap Ryan, namun bagi Ryan Gie terlihat sangat menggemaskan.

"Kenapa kamu melotot seperti itu?" Tanya Ryan menahan senyumnya.

Gie melengos tanpa menghiraukan pertanyaan pemuda tampan tersebut.

Ryan menarik ujung bibirnya. Lantas ia melihat isi undangan reuni tersebut.

Pada undangan tersebut tertera waktu, tanggal, dan tempat pesta reuni.

"Malam ini" Ucapnya lirih.

Hari telah menjelang sore. Mereka berdua membereskan toko dan segera menutupnya. Gie memberikan catatan kepada Ryan.

'Cepatlah pulang. berhati-hatilah dalam perjalanan' Tulis Gie.

"Kamu akan pergi?" Tanya Ryan pada Gie.

Gie menganggukan kepalanya. Ia tersenyum dan pergi meninggalkan Ryan.

Malamnya setelah menemani ibunya makan malam dan menidurkan ibunya. Gie bersiap-siap untuk menghadiri acara pesta reuni SMA-nya.

Gie memilih pakaian yang menurutnya bagus. Ia mengenakan gaun berwarna peach. Rambutnya di kuncir tinggi dengan menyisakan sedikit poni. Wajahnya sedikit dipoles sehingga ia nampak lebih segar dan anggun.

Gie menaiki taksi untuk sampai di pesta.

Namun saat ia sampai. Bukannya restoran atau kafe. Pesta malah di adakan di club malam.

Saat ia memasuki club, aroma alkohol menyengat memenuhi indra penciumannya.

Agnes melihat Gie nampak bingung di tengah pesta. Ia menghampiri Gie dengan temannya Lidya.

"Hai Gie, kamu sudah sampai" Ucap Agnes menyapa Gie

Gie mengangguk dengan senyuman.

"Hey sudah lama sejak kita terakhir bertemu ya?" Ucap Lidya.

Lantas Gie mengangguk ramah pada Lidya.

Agnes mengambil segelas minuman berwarna ungu. lalu menyerah kannya pada Gie.

"Ayo bersulang!" Ucap Agnes sambil mengangkat gelas minuman miliknya.

Cting...

Suara dentingan gelas. Agnes dan Lidya meminum minuman berwarna ungu itu yang tak lain adalah minuman beralkohol. Namun Gie tidak meminumnya, ia menatap ragu kearah gelas berisi minuman yang berbau tajam tersebut.

"Hei Gie apa yang kamu lakukan. Ayo minumlah, tidak sopan menolak minuman dari teman mu" Ucap Lidya.

Gie tersenyum sejenak pada Lidya dan Agnes sampai akhirnya ia meminum air dalam gelas tersebut.

"Bagaimana nikmat bukan?" Ucap Agnes sambil tertawa.

Setelah meminum minuman tersebut, kepala Gie menjadi pusing. Rasanya kepala miliknya berputar-putar, Gie pun terhuyung jatuh ke lantai hingga membuat meja yang berada di sebelahnya ikut terguling.

"Astaga gadis bisu ini merepotkan sekali" Ucap Agnes kesal.

"Hey apa yang sedang kalian lakukan?" Tanya seorang pria tampan dan tinggi kepada Agnes dan Lidya.

"Oh halo Daniel. Emm sepertinya gadis ini kehilangan kesadarannya karena mabuk" Jawab Agnes menatap cemas ke arah Gie.

Pria bernama Daniel itu mendekat dan menyilakan ribut Gie yang tengah tertunduk.

"Gie!" Ucap Daniel.

"Ah rupanya Gie, dia memang sejak dulu selalu merepotkan ya?" Ucap Agnes.

Daniel segera membopong tubuh mungil Gie pergi ke luar.

"Daniel, Ingin pergi kemana kamu!" Panggil Agnes yang tidak di hiraukan oleh Daniel.

Agnes menghentakkan kakinya karena kesal orang yang ia suka masih belum bisa melupakan gadis bisu itu. Daniel Devan, adalah anak dari seorang pengusaha terkenal. Namun saat SMA, rasa suka pada Gie Tumbuh dalam hatinya.

Daniel membopong Gie ke arah mobilnya. Ponsel Gie beberapa kali berdering, namun Daniel mematikan ponsel Gie.

Rupanya panggilan itu dari Ryan yang sudah berada di area parkir club malam tersebut.

"Dimana Gie berada" Ucapnya sambil berusaha untuk kembali menghubungi ponsel Gie.

Saat hendak menghubungi kembali. Ia melihat seorang membopong tubuh mungil wanita yang sangat ia cintai masuk kedalam mobilnya. Mobil melaju keluar dari area parkir menuju jalan raya.

Tanpa berpikir panjang Ryan menghidupkan motor sportnya dan segera mengikuti mobil mewah milik Daniel.

Mobil melaju dengan cepat, Ryan pun menambah kecepatan motornya.

Mobil hitam mewah itu masuk ke area parkir VIP sebuah hotel yang nampak mewah.

Karena tidak bisa masuk dalam area parkir khusus VIP, Ryan memutuskan untuk menerobos masuk kedalam hotel tersebut.

Tindakannya sempat dihadang oleh beberapa staf. Namun Ryan tak memperdulikannya ia memukul masing-masing staf dengan satu pukulan mengakibatkan para staf tumbang tak berkutik. Bahkan senjata yang dibawa oleh para staf hancur ditangan Ryan yang begitu kuat.

Sedangkan staf wanita menekan tombol darurat dan tampak menghubungi seseorang.

Ryan menuju lift dan naik ke lantai paling atas. Ia berfikir bahwa tamu VIP pasti ada di kamar paling atas.

Sedangkan di kamar Daniel. Daniel menidurkan Gie di atas kasur miliknya, ia melepas kaus kaki dan sepatu yang di pakai oleh gadis polos nan cantik tersebut.

"Cantik" Ucapnya lirih sembari tersenyum melihat wajah Gie yang tengah terpejam.

Tak lama mata Gie terbuka, ia bangun dan memegang kepalanya. Ia nampak bingung dan merasa asing dengan tempat tersebut.

"Gie, kamu sudah sadar, mau ku jelaskan apa yang telah terjadi" Ucap Daniel membawa secangkir teh hangat untuk Gie.

Gie menatap lekat wajah Daniel. Sesok pria yang ia sukai sejak SMA berdiri tepat di hadapannya.

"Minumlah ini untuk menghangatkan tubuh mu" Daniel memberikan secangkir teh hangat kepada Gie.

Gie mengambil teh tersebut dan menyeruputnya.

"Sepertinya Agnes dan Lidya masih tidak menyukaimu. Sama seperti saat kita masih duduk di bangku SMA dulu" Ucapnya sambil mengambil kotak p3k diatas meja samping ranjangnya.

"Mereka memberimu minuman alkohol berat. Dan tadi kamu pingsan, jadi aku membawa mu kemari karena aku tidak tau harus membawa mu kemana lagi" Imbuh Daniel.

Gie menggunakan bahasa isyarat nya.

'Terima kasih atas bantuan mu. Boleh kah aku pulang sekarang?'.

"Kemari" Daniel menarik tangan Gie. Gie kaget dengan hal yang dilakukan Daniel.

"Lihat tanganmu terluka, setelah ku obati nanti akan aku antar pulang, oke?" Ucapnya sambil mengoleskan obat ketangan Gie yang terluka.

Luka itu terjadi saat Gie terjatuh di club ia tidak sengaja menyenggol meja yang terdapat gelas-gelas kaca di atasnya, sehingga gelas-gelas tersebut jatuh dan pecah di lantai dan tidak sengaja tangan Gie terkena serpihan kaca tersebut.

Sementara itu Ryan menekan bel masing-masing kamar VIP untuk memastikan bahwa Gie ada di dalamnya.

Daniel selesai memperban tangan Gie yang terluka.

"Selesai!" Ucap Daniel sambil tersenyum ke arah Gie.

Gie kembali tersenyum ke arah Daniel.

Gie Hendak mengambil sepatu yang ia pakai tadi. Namun tangannya ditarik oleh Daniel.

"Aku suka padamu, Gie" dengan sangat tiba-tiba Daniel mengatakan hal tersebut pada Gie. Jantung Gie berdetak tak karuan.

Daniel mencondongkan kepalanya ke arah Gie dan hendak mengikis jarak diantara mereka. Kini perasaan Gie bercampur aduk ada rasa takut namun ada rasa bahagia mengingat pria yang ia sukai juga menyukai dirinya. Gie hendak mendorong tubuh Daniel menjauh dari wajahnya.

Ryan menekan tombol bel pintu kamar Daniel berulang kali. Karena dirasa terlalu lama Ryan mendobrak pintu tersebut dengan sangat mudah.

Daniel terkejut dan seketika mengurungkan niatnya untuk mencium Gie.

Ia menarik wajahnya menjauh dari wajah Gie.

Ryan menarik kerah baju Daniel dan melayangkan pukulannya tepat di pipi kanan milik Daniel cairan merah dimutah kan Daniel keluar dari mulutnya.

Gie yang melihat hal tersebut langsung menghadang Ryan agar tidak memukul Daniel lagi. Sebab Daniel bisa mati di tangan Ryan.

"Beraninya kamu menyentuh gadisku!!!" Teriak Ryan.

Mata Gie melebar.

Plakkk...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status