Share

Bab 3. Patah hati

Aurora menyadari dia bersalah. Dia memang tidak pantas mendapatkan calon suami sebaik Erick, Erick memutuskan hubungan dengannya dia akan berusaha menerima, tetapi tidak dengan menikahi Alice, saudari tirinya sendiri!

Dia tidak punya apa-apa untuk berdiri dengan hati yang patah. Semuanya hilang seiring dengan waktu yang berjalan. Ibunya, kasih sayang ayahnya, dan sekarang cintanya. Direnggut oleh dua wanita berhati licik, menggunakan segala cara untuk mendepaknya dari daftar keluarga Adelina.

Setelah tiga hari berlalu, hari ini seharusnya menjadi hari bahagianya. Beberapa jam lagi dia akan resmi menjadi istri Erick dan keluar dari keluarga Adelina. Tetapi sekarang Aurora menjadi gadis yang paling menyedihkan, Calon suaminya membatalkan pernikahannya dan menikahi adik tirinya.

Undangan pernikahan sudah tersebar, tetapi bukan dia yang menjadi mempelainya. Setelah ini, dia akan sangat malu, reputasinya sangat buruk dan orang-orang akan memandang buruk dan iba.

Gaun putih yang sangat indah, seharusnya melekat sempurna ditubuhnya, tetapi kini dipakai Alice. Alice berdiri diambang pintu kamarnya dengan tersenyum mengejek. Dia mendekati Aurora dan berkata, "Kakak, lihatlah... Apakah aku cantik mengenakan gaun pernikahan ini?"

Alice memutar tubuhnya menunjukkan komolekan dan keindahan gaun itu, Aurora meremas bantal yang dipangku dan menggeretakkan giginya. Air matanya tidak lagi tumpah, saat ini dia terlihat menahan diri dan tidak terpancing emosi sehingga tidak menanggapi adik tirinya.

"kak Aurora, kenapa kamu diam saja? Oh, atau kamu merasa terharu karena melihatku akan menikah?" Alice kembali mendekatinya sambil mengangkat sedikit gaunnya. Dia tersenyum mengejek dan berkata dengan nada mencemooh, "kak, kamu sangat baik hati sampai bersedia menyerahkan Erick kepadaku. Tetapi sayang sekali, kamu harus kehilangan dirinya. Lihatkan, aku menang lagi!"

Alice merasa sangat bangga, dia bisa menjatuhkan Aurora lagi. Dia selalu iri dengan Aurora, saat sekolah dasar menjadi kakak kelasnya dia sangat beruntung. Punya keluarga lengkap dan hidup dengan baik, sedangkan dia hanya dengan ibunya. Setelah menjadi saudara tirinya, Aurora tidak menyukainya, Aurora punya paras yang sangat cantik dan memikat, sampai banyak pria yang jatuh cinta kepadnya.

Dia sangat beruntung, Erick Axelio memilihnya sebagai calon istrinya, bahkan melamarnya dengan meriah diUniversitas, mereka menjalin hubungan sudah 5 tahun. Alice iri dan semakin membencinya, dia dan ibunya yang merencanakan tragedi dimalam itu. Menjebak Aurora tidur dengan laki-laki lain, meskipun rencana mereka sedikit meleset karena yang meniduri Aurora bukan laki-laki umur 40 tahun yang mempunyai perut buncit.

Tetapi berhasil memotret foto Aurora yang tengah berciuman didepan kamar mandi bersama pria asing itu, meski pria itu tidak terlihat wajahnya. Lalu mengirimkannya kepada keluarga Axelio.

Aurora berdiri dan menatap Alice dengan sinis. Menurunkan pandangannya dari ujung gaun itu sampai hiasan dikepala Alice, cantik tetapi licik!

Aurora tersenyum dengan mengejek, lalu menimpali, "Kamu memang berhasil menang, tetapi ini bukan sebuah pertandingan! Apa kamu tidak malu? Memakai gaun yang seharusnya milikku, lalu berdiri dialtar bersama calon suamiku?" Balas Aurora dengan sinis, dia lalu melanjutkan, "Terimakasih sudah menyelamatkanku. Setidaknya aku tau, mana yang tulus mencintaiku dan tidak. Karena yang mencintai, tidak akan mempermasalahkan seperti apa kondisi pasangannya!"

Setelah itu, Aurora melangkah pergi dengan anggun, sengaja menyenggol bahu Alice sampai gadis itu hampir jatuh. Dia tidak akan lemah kali ini!

Alice mengepalkan tangannya dan merasa geram dengan Aurora. Untung saja dia menahan diri untuk tidak mengejarnya dan memaki-makinya, mengingat ini adalah hari bahagianya. "Aku sangat bahagia, kakakku sayang. Semua milikmu akan menjadi milikku!" Alice tertawa sumbang lalu pergi dari kamar Aurora, sebentar lagi acara yang ditunggu-tunggu akan tiba.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status