Aurora menyadari dia bersalah. Dia memang tidak pantas mendapatkan calon suami sebaik Erick, Erick memutuskan hubungan dengannya dia akan berusaha menerima, tetapi tidak dengan menikahi Alice, saudari tirinya sendiri!
Dia tidak punya apa-apa untuk berdiri dengan hati yang patah. Semuanya hilang seiring dengan waktu yang berjalan. Ibunya, kasih sayang ayahnya, dan sekarang cintanya. Direnggut oleh dua wanita berhati licik, menggunakan segala cara untuk mendepaknya dari daftar keluarga Adelina.Setelah tiga hari berlalu, hari ini seharusnya menjadi hari bahagianya. Beberapa jam lagi dia akan resmi menjadi istri Erick dan keluar dari keluarga Adelina. Tetapi sekarang Aurora menjadi gadis yang paling menyedihkan, Calon suaminya membatalkan pernikahannya dan menikahi adik tirinya.Undangan pernikahan sudah tersebar, tetapi bukan dia yang menjadi mempelainya. Setelah ini, dia akan sangat malu, reputasinya sangat buruk dan orang-orang akan memandang buruk dan iba.Gaun putih yang sangat indah, seharusnya melekat sempurna ditubuhnya, tetapi kini dipakai Alice. Alice berdiri diambang pintu kamarnya dengan tersenyum mengejek. Dia mendekati Aurora dan berkata, "Kakak, lihatlah... Apakah aku cantik mengenakan gaun pernikahan ini?"Alice memutar tubuhnya menunjukkan komolekan dan keindahan gaun itu, Aurora meremas bantal yang dipangku dan menggeretakkan giginya. Air matanya tidak lagi tumpah, saat ini dia terlihat menahan diri dan tidak terpancing emosi sehingga tidak menanggapi adik tirinya."kak Aurora, kenapa kamu diam saja? Oh, atau kamu merasa terharu karena melihatku akan menikah?" Alice kembali mendekatinya sambil mengangkat sedikit gaunnya. Dia tersenyum mengejek dan berkata dengan nada mencemooh, "kak, kamu sangat baik hati sampai bersedia menyerahkan Erick kepadaku. Tetapi sayang sekali, kamu harus kehilangan dirinya. Lihatkan, aku menang lagi!"Alice merasa sangat bangga, dia bisa menjatuhkan Aurora lagi. Dia selalu iri dengan Aurora, saat sekolah dasar menjadi kakak kelasnya dia sangat beruntung. Punya keluarga lengkap dan hidup dengan baik, sedangkan dia hanya dengan ibunya. Setelah menjadi saudara tirinya, Aurora tidak menyukainya, Aurora punya paras yang sangat cantik dan memikat, sampai banyak pria yang jatuh cinta kepadnya.Dia sangat beruntung, Erick Axelio memilihnya sebagai calon istrinya, bahkan melamarnya dengan meriah diUniversitas, mereka menjalin hubungan sudah 5 tahun. Alice iri dan semakin membencinya, dia dan ibunya yang merencanakan tragedi dimalam itu. Menjebak Aurora tidur dengan laki-laki lain, meskipun rencana mereka sedikit meleset karena yang meniduri Aurora bukan laki-laki umur 40 tahun yang mempunyai perut buncit.Tetapi berhasil memotret foto Aurora yang tengah berciuman didepan kamar mandi bersama pria asing itu, meski pria itu tidak terlihat wajahnya. Lalu mengirimkannya kepada keluarga Axelio.Aurora berdiri dan menatap Alice dengan sinis. Menurunkan pandangannya dari ujung gaun itu sampai hiasan dikepala Alice, cantik tetapi licik!Aurora tersenyum dengan mengejek, lalu menimpali, "Kamu memang berhasil menang, tetapi ini bukan sebuah pertandingan! Apa kamu tidak malu? Memakai gaun yang seharusnya milikku, lalu berdiri dialtar bersama calon suamiku?" Balas Aurora dengan sinis, dia lalu melanjutkan, "Terimakasih sudah menyelamatkanku. Setidaknya aku tau, mana yang tulus mencintaiku dan tidak. Karena yang mencintai, tidak akan mempermasalahkan seperti apa kondisi pasangannya!"Setelah itu, Aurora melangkah pergi dengan anggun, sengaja menyenggol bahu Alice sampai gadis itu hampir jatuh. Dia tidak akan lemah kali ini!Alice mengepalkan tangannya dan merasa geram dengan Aurora. Untung saja dia menahan diri untuk tidak mengejarnya dan memaki-makinya, mengingat ini adalah hari bahagianya. "Aku sangat bahagia, kakakku sayang. Semua milikmu akan menjadi milikku!" Alice tertawa sumbang lalu pergi dari kamar Aurora, sebentar lagi acara yang ditunggu-tunggu akan tiba.Ini seperti mimpi buruk bagi Aurora, melihat calon suaminya mengucapkan sumpah dan janji diatas Altar bersama gadis lain. Aurora tersenyum mengejek dirinya sendiri, yang sampai sekarang masih kuat berdiri ditengah kerumunan tamu yang menyaksikan. Mereka saling menyatakan cinta dan mengucap janji untuk setia selamanya, lalu mengakhiri dengan kecupan dibibir. Sampai pertahanannya runtuh, Aurora berjalan mundur dan berbalik keluar dari tempat berlangsungnya prosesi pernikahan.Ketika keluar dia bertemu beberapa tamu undangan papanya, mereka menatapnya dengan iba. "Nona Aurora, bukankah seharusnya ini hari pernikahanmu? Mengapa malah adikmu yang ada disana?" Salah satu mereka bertanya.Aurora hanya tersenyum dengan canggung. Dia tidak ingin menjawab atau mungkin bingung harus menjawab apa! Untuk itu Aurora lebih memilih menghindar, saat tak sengaja dia menabrak seseorang sampai hampir jatuh, tetapi orang itu sigap menahan pinggangnya.Parasnya luar biasa sangat tampan. Tubuhnya tinggi d
Untuk menghibur diri dan menenangkan hatinya, Aurora pergi ke Pantai Malavi, Terletak dibagian barat kota Ivaly. Bajunya belum sempat diganti, Gaun Long Sleeve Evening dress warna putih kelap-kelip gold itu melekat sempurna ditubuhnya. Gaun itu sangat cantik, dan cocok untuknya, sehingga orang akan mengira, dia tuan putri dari kerajaan.Setelah melepaskan High heels setinggi 9 cm didalam mobilnya, Aurora berjalan masuk menuju Area Pantai Malavi. Kakinya putih dan bersih menginjak pasir putih tanpa alas. Udaranya sangat sejuk disore hari. Tempatnya sangat ramai.Pantai Malavi terkenal dengan pemandangannya yang indah, airnya biru jernih dan pasirnya bersih tanpa sampah bertebaran. Aurora berjalan dibibir pantai, deburan ombak yang teratur kadang kala menyapa punggung kakinya. Saat ini dia berdiri memandang lautan, menarik nafasnya perlahan dan membuangnya. Udaranya sangat sejuk membuat fikirannya tenang dan hatinya merasa rileks.Matanya tertuju keselatan pantai, disana ada sebuah Res
Dimeja nomer 25, didekat pantai yang berjarak 4 meter dari air pantai, Aurora duduk sendiri menghadap pemandangan yang menakjubkan. Dia bertopang dagu menyaksikan sebentar lagi matahari terbenam. Semua pengunjung tidak sabar menyaksikannya. Mungkin sekitar 35 menit lagi!Semribit angin menjelang malam sangat dingin menyapa tubuhnya sampai gaun bawahnya serasa ingin terbang. Restoran Romance dan beberapa restoran didekatnya sudah dipadati pengunjung, padahal bukan malam minggu. Ditemani segelas Lemon Juicy dan Seafood yang menggugah selera diatas piring, tetapi tidak sedikitpun barang tersentuh sekedar saos tiramnya, sampai angin merebut kehangatannya menjadi dingin. Aurora hanya menyukai aromanya yang lezat dan hangat, dia merasa tubuhnya lebih ringan setelah beberapa hari pola makannya tidak teratur.Patah hati membuat Selera makannya menurun dan membuatnya sedikit kurus. Tetapi kecantikan naturalnya tidak pudar meskipun tertelan beban dan banyak fikiran. Aurora memejamkan mata dan
Aurora berlari kesana kemari selama hampir satu jam, tetapi tidak menemukan seseorang yang dia cari sampai matahari telah hampir terbenam. Dia memutuskan masuk kedalam Restoran Romance, siapa tau orang yang dia cari ada didalam.Dia melihat laki-laki dibalut jas hitam berjalan keluar dari dalam Restoran, dia tampan, Aurora menghampirinya dan bertanya, "Tuan apa kamu mengenal tuan Philip?"Saat itu memang Louis sedang keluar dari dalam Restoran, Louis sendiri merupakan asisten pribadinya Philip. "Ya." Jawabnya singkat, rupanya wajahnya tak kalah dingin dan datar, meski tampan dan nampak berwibawa dengan pakaian rapi formal.Aurora tersenyum lega seakan menemukan oksigen tepat untuk mengurangi detak jantungnya yang memburu akibat berlari kesana-kemari dan kembali bertanya, "Dimana dia?" Laki-laki itu diam dan tidak menjawab. Tapi dibalik punggungnya muncul seorang Laki-laki yang dia cari. Wajah laki-laki itu dingin dan datar, ketampanannya melebihi Louis, sayangnya sedikit saja tidak a
Suasana malam yang indah! gemerlap bintang menghiasi langit malam dan bulan bersinar terang. Suasananya sangat syahdu diiringi semribit angin malam dan suara ombak yang teratur. Tempatnya tidak jauh dari Restoran Romance, dipesisiran pantai Malavi, Aurora duduk di bangku kayu dibawah pohon kelapa.Menyaksikan malam sendirian, dan ponselnya terus berdering. Hatinya tidak sekalipun berinisiatif mengangkatnya karena dia tau, percuma pulang dan menyaksikan acara resepsi pernikahan mantan kekasihnya dan adik tirinya. Dia hanya akan tertawa bodoh menyaksikan luka hatinya! Tetapi dia akan bangkit dan membuktikan kepada mereka semua, dia bisa bahagia dengan caranya! "Akhhhh!!!"Suara teriakan seseorang membuatnya tersentak kaget, Aurora lalu menoleh kesamping kananya dan samar-samar dikegelapan dia melihat sosok pria. Cahaya lampu disana redup menyala kuning terang, sehingga tidak terlalu jelas.Tapi lama kelamaan korneanya menyesuaikan cahaya yang ada, Aurora melihat jelas sosok tersebut. A
"Apa? Apa yang kamu katakan?" Philip merasa gusar dan marah. Dia membentak Louis, "Kamu tau apa akibatnya?"Reputasinya akan terancam! Dia tidak bisa mengatakan dengan mudah acaranya batal atau ditunda, mereka menunggu terlalu lama. Seharusnya diumumkan dari tadi sebelum belnya berbunyi, sedangka semua orang sudah tidak sabar menanti. Lamaran ini impian para gadis, seharusnya Alyra menjadi gadis yang paling bahagia didunia!"Tuan, sekali lagi maafkan saya. Ini diluar prediksi kami. Keteledoran ini seharusnya tidak terjadi!." Philip mengusap wajahnya dengan kasar dan sangat gusar. Dia baru saja ditinggal pergi Alyra, dan sekarang reputasinya terancam!Aurora merasa iba, dia tau reputasi Philip akan buruk jika acara ini tidak berjalan. Philip akan dipermalukan dan rasanya menyedihkan. Dia baru saja merasakannya tadi pagi.Tetapi semua tidaklah mudah, harus ada timbal balik. Aurora menyentuh ragu bahu Philip, dan berkata, "Aku bisa membantumu." Philip tersentak dan langsung menatap Aur
Kini Aurora dan Philip berdiri diatas Rooftop layaknya sepasang kekasih. Para pengunjung dan tamu sangat kagum dengan mereka, Gadis itu sangat cantik, dan Laki-lakinya sangat tampan. Mereka sangat cocok!Mereka tak henti-hentinya memuji, apalagi setelah mengetahui, gadis itu yang tadi gaunnya ketumpahan minuman dan tidak marah. Mereka jadi gosip hangat sekarang!Philip memegang mic lalu berkata, "Dimalam yang spesial ini, saya ingin memperkenalkan seseorang yang sangat... Spesial." Dikalimat akhir, Philip menjeda ucapannya dan menatap Aurora, kornea matanya seolah mengejek gadis itu.Kemudian dia kembali berkata, "Ini adalah hari yang kami tunggu-tunggu sangat lama..." Philip menghadap samping dan menatap Aurora, entah kenapa keduanya terlihat gugup. Hanya saja Philip berusaha menutupinya dan bersikap tenang.Philip menggenggam tangan Aurora yang terasa dingin, dan berkata, "Sayangku...Maukah kamu mengisi kekosongan hidupku, dan menemaniku sampai kita menutup mata untuk yang terakhir
Aurora memandang langit-langit malam dari atas Balkon, dia tidak pulang kekediaman keluarga Adelina, melainkan tinggal disebuah Panthouses milik Philip. Philip membawanya kesana dengan paksa setelah pertengkaran tadi. Dia memang tidak berniat pulang dan ingin nginap dihotel awalnya. Panthouses mewah itu terletak dipusat ibu kota Ivaly, Negara Satara. Diantara bangunan-bangunan yang menjulang tinggi.Aurora menyalakan ponselnya yang tadi dimode pesawat dan mengecek sosial media, Berita acara tadi ternyata sudah menjadi topik hangat di kota Ivaly. Berita itu mendapatkan banyak komentar baik dan langsung menjadi Viral! Kemungkinan besar saat ini para media tengah mencarinya beserta Philip untuk mendapatkan pundi-pundi dollar dari berita.Yang Aurora bingung, siapa sebenarnya Philip? Sampai acara kejutan tadi begitu menghebohkan kota Ivaly. "Sepertinya dia bukan orang sembarangan! Kenapa aku tidak mencari tau saja, siapa itu Philip?" Aurora membuka sosial medianya, mencari nama Philip,