Share

Pacar Senjani

Dion terlihat bingung mau menjawab apa karena dia hanya melihat sekilas lelaki itu yang sedang memohon mohon pada Senjani dan setelah itu Dion langsung bergegas pergi ke ruang rawat bos nya ini.



"Umm ... Kalau itu saya tidak tahu tuan, setelah saya memastikan nona Senjani kembali ke ruangannya maka saya langsung kembali ke sini, jadi saya hanya mendengar sedikit pembicaraan mereka yang saya lihat juga jika lelaki itu memohon mohon ampun pada nona Senjani." ujar Dion melaporkan yang didapatnya.



"Cari informasi tentang pria itu Dion lalu katakan padaku dengan selengkap lengkapnya informasi itu. Jangan sampai ada yang terlewat sedikitpun. Aku ingin tahu semua tentang Senjani, tanpa terkecuali." Perintah Travis membuat Dion menganggukkan kepalanya.



"Baik tuan akan saya cari nanti informasinya." ujar Dion yang langsung mendapat tatapan tajam Travis.



"Apa aku ada bilang jika kamu boleh mencarinya nanti? Aku ingin sekarang juga informasi nya Dion, cari sekarang juga. Ini perintah."



Dion menghela napas, Travis dalam mode bos ini benar benar menyebalkan untuknya. Apapun perintah yang pria itu keluarkan maka harus hari itu juga dilakukan Dion jika tidak ingin terkena masalah.



Maka Dion pun pamit keluar untuk mencari informasi yang diinginkan oleh Travis secepat mungkin. Setelah keluarnya Dion dari kamar rawatnya, Travis memutuskan untuk membuka ponselnya namun keputusannya itu ternyata salah karena begitu ponsel itu dibuka langsung masuk panggilan telepon dari mamanya.



Dengan terpaksa Travis mengangkat panggilan telepon dari mamanya itu, karena jika tidak diangkat maka wanita paruh baya itu akan terus menerus menelponnya tanpa henti.



"Halo mama, bagaimana keadaan mama di sana? Apa mama baik baik saja? Aku akan segera kembali ke Jepang nanti dan menemui mama." ujar Travis berbicara panjang tanpa membiarkan mamanya berujar sedikit dahulu.



"Hei tidak salah kamu bertanya seperti itu pada mama huh?! Harusnya mama yang tanya seperti itu pada kamu Travis! Apa yang terjadi? Bagaimana bisa kamu kecolongan hingga membiarkan orang itu melukai tangan kamu huh?! Mama khawatir di sini dan untung saja Dion selalu mengabarkan keadaan kamu pada mama. Tidak seperti kamu yang malah mau merahasiakannya dari mama."


Mendengar omelan dari ibunya itu lantas membuat Travis terkekeh.

"Maaf, Travis hanya tidak mau buat mama khawatir. Lagi pula itu hanya peluru kecil, tidak akan bisa membuat putra mama yang kuat ini sakit atau meninggal."

"Bicara kamu yang benar hei! Omong-omong kapan kamu akan pulang? Transaksi nya telah selesai kan? Kenapa betah sekali berada di Negara itu?"

Mendengar pertanyaan dari ibunya itu membuat Travis terdiam.

"Aku akan pulang, tapi nanti ma karena aku juga akan membawa seseorang pulang bersama denganku." ujar Travis.

"Seseorang? Siapa?" tanya mamanya dari telepon itu.

"Seorang gadis yang akan menjadi istriku. Nanti akan ku bawa dia ke hadapan mama dan juga papa."

"Jangan berbicara melantur begitu nak, kamu tahu kan jika mama sangat menantikan kamu menikah. Tolong jangan membodohi mama seperti ini. Efek terkena tembakan itu ternyata bisa membuat seseorang berhalusinasi akan menikah ya? Mama baru tahu itu."

Mendengar perkataan mamanya yang terkesan tidak percaya itu membuat Travis mendengus kesal.

"Aku tidak berbohong ataupun berhalusinasi akan membawa wanita yang akan aku nikahi. Mama selama ini mendesakku kan untuk menikah? Nah ini ku kabulkan permintaan mama tapi kenapa mama malah mengatakan kalau aku ini berhalusinasi?"

Terdengar helaan napas di sebrang telepon sana, "Nak, mama bukannya tidak mau percaya tapi kamu saja tidak punya calonnya. Selama ini juga kamu tidak terlihat dekat dengan gadis mana pun sampai sampai mama mengira kamu itu tidak menyukai gadis."

Travis mendengus, "Aku masih normal ma. Gadis yang akan ku bawa untuk menjadi istriku itu adalah seorang dokter di rumah sakit ini. Pokoknya lihat saja nanti akan ku buktikan."

Dan setelahnya panggilan Telepon itu dimatikan oleh Travis karena dia mendengar jika Dion mengetuk pintu kamar rawatnya. Setelah dipersilahkan masuk, langsung saja Dion mengatakan tujuannya.

"Tuan, saya sudah dapat informasi mengenai lelaki bernama Gibran Alfareksa itu." kata Dion dengan bersemangat.

"Ya, katakanlah."

"Ternyata lelaki itu adalah pacar dari nona Senjani, mereka berpacaran dan dari yang aku dengar akan bertunangan."

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status