Pertempuran sengit antara Dewa dengan Iblis, Iblis bertujuan memusnahkan seluruh Alam Dewa, yang mengakibatkan seorang Dewi es bernama Bing Yiren mengorbankan dirinya untuk kedamaian dunia. Di reinkarnasi terakhirnya, dia terlahir sebagai Bai Yira. Dia bertekad untuk hidup dan menjadi dewa. Dia bertekad mengambil kembali miliknya, dan menghukum pengkhianat Alam dewa. Dia bertemu dengan Xieyun, mereka berjuang bersama mengembalikan seluruh hak dan kedamaian Alam dewa yang telah direnggut. Mereka melewati rintangan dengan tangguh dan berani.
View MoreYira dan yang lainnya berjalan mengikuti salah satu anggota perampok yang masih hidup. Perampok itu memandu mereka menuju sebuah rumah yang terlihat seperti kedai biasa. Tidak banyak pengungjung ayang datang namun, kelihatannya bos perampok itu merupakan orang kaya. "Sudah sampai." Ucap perampok itu dengan tatapan kosong memandang kebawah. Kemudian Yinwei memukul tengkuk perampok itu hingga pingsan. Yinwei dan yang lainnya masuk sambil membopong perampok yang pingsan itu, dan melemparnya di lantai kedai. "Kalian siapa?" teriak salah seorang yang sepertinya bertugas sebagai kasir. Teriakannya mengundang beberapa orang lagi, membuat mereka bertiga terkepung di sarang perampok. Kemudian Yira berteriak, "Yun Rumeng keluarlah!" "Lancang! Berani sekali kamu memanggil bos besar dengan tidak sopan." Ucap salah satu dari mereka sembari menodongkan pisau ke arah Yira. "Benar." Sahut yang lainnya. "Yun Rumeng! Kamu keluar atau aku yang masuk," Teriak Yira sembari tak menghiraukan ancaman da
Perjalanan mereka menuju Gunung Iblis mencari Bunga Teratai Api Biru sudah menghabiskan waktu 6 bulan lamanya. Mereka tak pernah sekalipun mengeluh dengan kesulitan yang mereka alami. Mereka semua saling mendukung, saling melindungi dan tak pernah sekalipun dalam pikiran mereka untuk menyerah. "Lu Xiao, Yinwei pernah cerita padaku bahwa dipertempuran terakhir kali, kamu menyalurkan kekuatan spiritualmu untukku," Ucap Yira sembari berjalan berdampingan dengan Lu Xiao dan Yinwei. "Ehm ... itu benar," Ucap Lu Xiao dengan santai sembari memakan buah apel. Mendengar jawaban Lu Xiao Yira mengerutkan keningnya dan berkata, "Bukankah kamu seorang ahli racun, kenapa bisa memiliki kekeuatan spiritual sebanyak itu?" "Saat usiaku masih beberapa bulan, ayah angkatku memberiku sebuah Permata yang sampai sekarang akupun tidak mengerti itu apa." Ucap Lu Xiao sambil bernostalgia dengan kenangannya. Kemudian dia menambahkan, "Mungkin karena itu aku memiliki kekuatan spiritual sayangnya, aku tidak per
"Tidak bisa Yira, kamu yang mendapatkannya maka kamu harus menyerahkan pada guru," Zheng Xin menyerahkan kembali tas Qiankun yang Yira berikan. Yira mengerutkan keningnya kemudian, dia mengajak Zheng Xin untuk bicara."Kakak seperguruan, aku punya urusan yang harus aku selesaikan segera. Perjalanan ini juga memakan banyak waktu, aku tidak bisa menunda lagi." Zheng Xin menatap raut wajah Yira seolah memohon kepadanya, dia menghela nafas dan berkata, "Baiklah tapi, cepatlah kembali guru merindukanmu." Yira tersenyum dan menyerahkan tas tersebut dan berkata, "Terima kasih," Zheng Xin tersenyum menatap Yira yang berlari menjauh. Dia menggeleng menatap Yira yang sedang membantu Lu Xiao mengobati para warga yang terluka. 'Gadis kecil yang selalu murung sekarang memiliki kebahagiaan dan kebebasan.' Gumam Zheng Xin."Dia sudah dewasa," Zheng Xin mengubah arah pandangannya menatap Yinwei dan berkata, "Benar dia sudah tumbuh menjadi kuat." "Dulu banyak orang yang merundungnya sekarang, siapa
Beberapa saat setelah Yira siuman, dia bergegas bangkit dan menyerap Inti Permata Es. Dia tidak mua lagi menunda waktu untuk memperkuat dirinya. Karena waktu yang ditentukan untuk mendapatkan Bunga Teratai Api Biru semakin sedikit."Tolong jaga sebentar, aku akan berkultivasi sebentar." Setelah mendapat persetujuan dari Yinwei dan Lu Xiao, dia lantas duduk bersila dibawah pohon. Dia mengeluarkan Inti Permata Es nya, dengan tenaga yang tersisa dia berusaha menyerap permata tersebut.*Lautan Kesadaran Spiritual Yira*Disana Yira berjalan mendekati sebua bongkahan yang dahulu berbetuk cahaya, sekarang berubah menjadi sebuah es besar. Dia bersila di depan es tersebut, dia mulai menyerap energi dari permata itu.Yira mengernyit kala kekuatan dari permata itu masuk perlahan menembus tubuhnya. Rasa dingin yang tak tertahankan perlahan membekukan seluruh tubuhnya. Bahkan aura esnya hampir membekukan seluruh Lautan kesadarannya.'Yira bertahanlah,' Sebuah suara yang dia rindukan seolah sedang
"Hei Jangan lari!" Yira dan Yinwei mengejar wanita yang menyebabkan segel batu melemah. Yira sebelumnya tidak berpikir macam-macam sampai, wanita itu masuk kesebuah rumah.'Lu Xiao!'"Yinwei cepat! Dia mengincar Lu Xiao," mereka berdua mempercepat terbang dan lari mereka. Sesampainya disana, mereka terkejut melihat wanita tersebut sudah menyandera Lu Xiao."Ibu kenapa kamu jadi seperti ini, Apa ibu marah padaku?" Lu Xiao yang tidak mengerti hanya mengira bahwa ibunya sedang marah. Yira berjalan perlahan mendekati mereka dan berkata, "Lepaskan dia aku akan berikan yang kamu mau."Namun wanita itu malah terbang membawa Lu Xiao memasuki hutan. Yira dan Yinwei kembali mengejar wanita yang itu, mereka berusaha melukai wanita tadi sayangnya, semua itu sia-sia. Kemudian Yira berkata kepada Yinwei, "Kita berpencar saja, aku akan mengambil jalan pintas untuk menghadangnya, kamu tetap kejar dia."Setelah itu Yira mempercepat terbangnya, dia berhasil menyamai terbang wanita itu. Yira menambah
*Alam Dewa, Istana Dewa Agung* "Apa kakak yakin Yira bisa mengemban tugas berat ini?" Beberap hari lalu Dewa Agung memerintahkan Yi Xian untuk menemui Yira. Dia menyuruh Yi Xian menyampaikan pesannya yaitu mencari Bunga Teratai Api Biru. Yi Xian tidak yakin Yira mampu melakukannya. Selain itu dia juga mengkhawatirkan keselamat Yira, pasalnya ranah Yira masih berada di tingkat 6. Bagaimana bisa dia menjalankan tugas berbahaya ini. "Apa kamu lupa siapa dia?" Pertanyaan Dewa Agung membuat Yi Xian mengerutkan dahi. Yi Xian mendekat dan berkata, "Meski dia reinkarnasi Dewi Yiren tapi, saat ini dia hanyalah manusia biasa." Dewa Agung tersenyum tipis mendengar ucapan adikknya itu. Dewa Agung berbalik dan berkata, "Yi Xian, lihatlah!" Seketika Yi Xian sangat terkejut. Di sana ditampilkan sebuah gambaran bahwa kekuatan Dewi sudah menyatu dengan Yira sebanyak 80%. Dengan kata lain Yira hanya perlu mengembalikan ingatan yang hilang untuk menyatukan jiwa tersebut seutuhnya. Yi Xian sangat
Tiga hari belakangan ini, Yira ikut andil dalam mengobati para warga bersama Lu Xiao dan Yinwei. Dia mulai belajar tentang racun dengan Lu Xiao. Yira belajar dengan cepat, hanya dalam tiga hari dia berhasil membantu Lu Xiao membuat pil penawar. "Yinwei kami berhasil!" Yira sangat bahagia, mereka akhirnya bisa membuat penawar bagi para warga. Yinwei ikut bahagia dengan keberhasilan mereka. "Selamat untuk kalian." "Ayo! Kita bagikan kepada para warga," Lu Xiao dan Yinwei membantu Yira membagikan obat-obat itu kepada para warga. Ajaibnya para warga yang keracuan bisa pulih dalam waktu singkat. Waktu yang dibutuhkan tidak lebih dari 10 detik. Lu Xiao memeriksa denyut nadi salah satu warga, dia tersenyum sembari menatap Yira. "Bagaimana?" Yira sudah penasaran dengan kondisi para warga setelah memakan pil tersebut. "Sudah tidak ada racun," Jawaban Lu Xiao membuat Yira sangat bersemangat. "Baguslah kalau begitu, kita bisa tidur nyenyak." Yinwei tersenyum dan setuju dengan perkataan Yir
Beberapa hari ini Yira mengamati keanaehan desa ini. Dia menemukan banyak orang yang menderita sebuah penyakit yang dia sendiri tidak tahu namanya. Kabut di desa juga sedikit mencurigakan. Yira berusaha mendeteksi asal kabut tersebut. Namun kabut tebal itu hanya ada saat malam hari, itu menyebabkan sedikit akses baginya untuk menyelidiki masalah ini. Peraturan dilarang keluar saat malam hari membuatnya sangat sulit menemukan jawaban. Yira duduk melamun, dia memikirkan rasa bimbangnya. Dia bimbang antara harus menyelesaikan misteri desa ini dulu atau mencari Bunga Teratai Api Biru. 'Aku harus bagaimana?' "Kakak, ini makanlah!" Lu Xiao membawa sepiring cemilan untuk Yira. Yira tersenyum dan menerimanya. Yira menatap Lu Xiao seakan ingin bertanya sesuatu, keinginannya itu dia urungkan melihat kondisi mental Lu Xiao. "Lu Xiao, kakak akan segera pergi. Kamu jaga ibu baik-baik ya," Ucapan Yira mengubah raut wajah Lu Xiao menjadi sedih. Lu Xiao memegang lengan Yira dan berkata, "Apa kaka
Malam hari di sebuah taman bunga, aroma tanah bercampur dengan wangi bunga-bunga mekar. Angin berhembus merdu membelai rambut seorang gadis cantik. Udara dingin ditemani dengan terangnya cahaya bulan menambah nuansa romantis. Yira membuka mata, dia sudah berada disebuah paviliun kecil yang dikelilingi luasnya taman bunga. Yira bangkit, menatap indahnya bunga yang diterangi oleh cahaya bulan. Matanya tertuju pada seorang pria yang mengenakan hanfu putih serta rambut panjang berwarna putih. Dia menatap pria itu dengan waktu lama, merasa familiar dengan perasaan yang dia rasakan. Pria yang sedang memetik bunga tersebut menoleh. 'A-yun.' "A-yun!" Yira melihat Xieyun sedang tersenyum padanya. Senyum yang sudah dia rindukan, dia tersenyum haru dengan air mata menetes dari matanya. Belum sempat Yira menghampirinya pria itu berjalan lurus menjauh dari Yira. "A-yun kamu mau kemana tunggu aku. A-yun!" Yira berlari mengejar pria itu. Dia memegang tangan pria itu, berusaha menahannya agar t
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.