Yira dan Yun Rumeng dibawa pergi ke Sekte Xutian dengan menunggangi kuda. Perjalanan mereka kiranya membutuhkan waktu setengah hari untuk sampai. Sesampainya disana mereka dikawal beberapa penjaga menuju ke Aula Rapat untuk bertemu dengan para tetua."Hormat pada tetua sekte." Ucap Yira dan Rumeng bersamaan. Mata Yira menyusuri seluruh ruangan beserta orang-orang yang berada di dalamnya. Dia melihat tidak ada yang aneh, sama seperti sekte pada umumnya."Tetua, ini Yira dialah yang akan mengobati ketua sekte." Ucap Rumeng memperkenalkan Yira."Gadis muda inikah yang kamu maksud Rumeng?" Raut wajah para tetua sedikit ragu, mereka tidak yakin bahwa Yira bisa melakukannya. "Berapa usiamu gadis muda?" Tanya salah satu tetua."21 tahun," Mendengar jawaban Yira sontak membuat para tetua saling pandang. Kemudian salah satu tetua berdiri dan membentak Rumeng, "Apa kamu sedang mempermainkan kami?! Ini adalah masalah hidup dan matu ketua sekte!""Tetua, aku yakin dia bisa menyembuhkan penyakit k
Mendengar desas-desus bahwa ketua sekte sudah siuman dan mencari Yira, sontak membuat para tetua mendatangi Yira secara langsung karena Yira tidak kunjung datang memenuhi undangan. "Dimana dia?" Ucap tetua Yue ketus."Dia sedang ada urusan dan dia tidak ingin diganggu." Jawan Rumeng dengan tegas. Namun jawaban tersebut membuat raut wajah tetua Yue tidak senang. "Lancang!" Pekik tetua Yue, "He ... sudahlah biarkan gadis itu menyelesaikan urusannya dulu.""Tapi dia sudah lancang tidak memenuhi panggilan ketua," Ucapan tetua Yue membuat tetua Rue menghela nafas, dia menatap adiknya itu sembari menggeleng. Kemudian tetua Rue berkata, "Dia adalah penyalamat sekte ini, apakah seperti itu caramu berterimakasih?" "Kalau begitu sampaikan pesan ini padanya setelah urusan selesai," Ucap tetua Rue yang dibalas anggukan oleh Rumeng kemudian, mereka melangkah pergi meninggalkan Rmeng dan Yinwei yang sedang berjaga.Sementara di dalam kamar, Yira sedang berjuang menahan dua kekuatannya yang bergejo
"Hutan di Bukit Bintang."Perkataan Mo Yang semakin membuat Yira yakin tentang apa yang dipikirkan. Dia melirik Lu Xiao sembari membatin, 'Tapi aku belum cukup bukti untuk mengatakannya.'"Kak Mo maaf tapi, bisakah kita berbicara secara pribadi?" Tanya Yira dengan sedikit ragu. Dia menatap mata Mo Yang di hatinya dia tidak berharap banyak. "Baiklah," Jawaban Mo Yang sukses membuat senyum Yira terukir indah."Ayo ikut aku," Yira berjalan mengekori Mo Yang menuju suatu ruangan. Rupanya tempat mereka bicara adalah ruang pribadi Mo Yang. Netra Yira menyusuri seluruh ruangan, matanya terhenti pada sebuah lukisan wanita. 'Sepertinya aku pernah melihatnya.' Batin Yira sembari mengerutkan dahinya berusaha mengingat."Apa yang ingin kamu katakan?" Pertanyaan Mo Yang berhasil membubarkan lamunannya. Yira segera mendekat dan berkata, "Aku ingin minta ijin untuk memasuki Lembah Iblis." Perkataan Yira sontak mendapat respon aneh dari Mo Yang."Untuk apa kamu ke tempat berbahaya itu?" Pertanyaan Mo
Yira merasa jantungnya akan jatuh dari tempatnya melihat aksi ceroboh Lu Xiao. Sedetik kemudian, wajah Yira berubah tercengang melihat Lu Xiao. 'Dia berhasil masuk tanpa bantuan Kristal Darah!' Batin Yira yang terkejut."Aku berhasil!" Ucap Lu Xiao sembari merentangkan tangannya merasa bangga. Dengan senyumnya yang mengembang sempurna, dia tidak menyadari bahaya yang akan terjadi selanjutnya. Dengan senang dia berkata, "Lihatlah! Aku bisa masuk."Kemudian Yira megambil kembali Kristal Darah yang dia titipkan dan melangkah masuk bersam Yinwei disampingnya. Yira lantas menoyor kepala lu Xiao dan berkata lirih, "Membuat khawatir saja." PerJalanan mereka berjalan lancar hingga sampai ke tengah Lembang. Yira berhenti sejenak, dia melirik ke kanan dan kiri. "Berhenti!" Ucapnya lirih kemudian, dia melnautkan perkataannya, "Kita sedang diawasi, jangan sampai lengah.""Em ... " Yinwei dan Lu Xiao mengangguk bersamaan.Dalam perjalanan mereka melewati sebuah gua yang tertitip salju. Yira yang
Mata Yira terbelalak, tubuhnya mundur seketika. Dia menatap seorang wanita di depannya dengan ekspresi kebingungan. Dia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh orang yang kelihatannya seorang pelayan.'Permaisuri?' Batin Yira sambil celingukan mencari sosok yang dipanggil Permaisuri sayangnya, dia tidak menemukan sosok yang dia cari. Kemudian netranya kembali mengawasi wanita di depannya yang setia berlutut dengan kepala tertunduk."Permaisuri saya sudah siapkan sarapnnya," Ucapan wanita didepannya itu membuatnya kebingungan, dia tetap saja celingukan sampai wanita itu betanya, "Permaisuri mencari apa?" Mendengar ucapan dari pelayan tersebut membuat matanya terbelalak dan menunjuk dirinya dengan memasang wajah penuh tanya."Aku?" Ucap Yira yang kemudian dibalas anggukan oleh pelayan di hadapannya. Yira menunduk dan bepikir, 'Aku? Permaisuri? Apa maksudnya? Jelas-jelas sebelumnya aku dianggap manusia setengah Iblis."Maaf kamu pasti salah orang," Ucap Yira sembari bangkit dari tempat tid
"Tidak mungkin," Ucap Yira sembari mengerutkan keningnya, menatap curiga pada Mo Xin yang mengatakan kalau dirinya adalah adik tiri Xieyun. Dia berjalan menghampiri Mo Xin yang sedang bersandar pada dinding batu dan terus mengamatinya. "Hm ... kalau begitu biarkan aku memasuki Lautan Kesadaranmu." Mendengar ucapan Yira sontak mata Mo Xin membulat lebar, dia tidak menyangka kaka iparnya akan mengatakan itu untuk memastikan kebenaran. Dia mundur perlahan, dia menunjukkan wajah enggan untuk menerima permintaan Yira."Kenapa? Bukannya kamu menyebuk ku kakak ipramu?" "Itu ... bukan kah tidak perlu. Lihatlah aku, bukankah sudah mirip dengan kakakku?" Mendengar kalimat tersebut Yira lekas memukul ringan kepala Mo Xin dan berkata, "Baiklah, kalau begitu aku akan melakukannya dengan paksa," Kemudian Yira segera memegang dahi Mo Xin.*Lautan Kesadaran Spiritual Mo Xin*Disana Yira melihat Lautan Kesadaran Mo Xin sangat gelap, bahkan banyak kabut hitam yang menyelimuti namun dia tidak meraka
Yira duduk termenung menatap perutnya, seolah tidak percaya dengan yang dikatakan semua orang membuat Yira menyendiri. Dengan ragu dia memegang perutnya, senyum haru terukir di wajahnya saat merasakan sesuatu diperutnya.'A-yun, menurutmu dia akan mirip siapa?' Gumam Yira seolah sedang berbicara dengan Xieyun.Tiba-tiba Mo Xin datang dengan diikuti dua orang pria. "Yinwei, Lu Xiao!" Sapa Yira tersenyum senang melihat bahwa kedua temannya baik-baik saja. Kemudian Yira bangkit dan menghampiri Lu Xiao, dia berkata, "Kamu baik-baik saja kan?"Melihat anggukan Lu Xiao membuat Yira merasa lega dan mengelus lembut kepala Lu Xiao. "Kenalkan ini Mo Xin adik Xieyun. Mo Xin kenalkan mereka Yinwei dan Lu Xiao rekan dan anak angkat ayahku." Ucap Yira memperkenalkan mereka."Senang bertemu dengan kalian." Ucap Mo Xin dengan ramah."Senang bertemu dengan mu juga." Ucap Yinwei dan Lu Xiao bersamaan."Kak mereka dari ras Iblis?" Tanya Mo Xin yang penasaran pasalnya Yira bukanlah ras Iblis."Yinwei dar
"Putramu adalah Wei Lu Xiao."Ucapan Yira sontak membuat semua mata yang berada disana melotot, mereka semua sangat terkejut dengan perkataan Yira, terutama Ketua sekte. Mo Yang terhuyung kebelakang mendengarnya, meski dia tidak yakin tapi dirinya yakin bahwa yang Yira katakan adalah kebenaran.Mo Yang perlahan melangkah mendekati Lu Xiao yang sama terkejutnya, dia membelai pipi Lu Xiao sembari menatapnya dengan tatapan penuh haru. Kemudian dia tersenyum dan memeluk Lu Xiao, "Sedari awal aku memang sudah merasa kita memiliki ikatan." Bisik Mo Yang ke telinga Lu Xiao."Tunggu Ketua!" Suara tetua Yue menginterupsi semua orang, semua perhatian beralih menuju tetua Yue. Kemudian dia mendekati Yira dan berkata, "Apa buktinya kalau dia memang benar tuan muda sekte Xutian!""Ketua jangan percaya dia hanya mengibul saja." Tambahnya sembari meyakinkan Mo Yang.Dalam hati Mo Yang dirinya sudah menerima Lu Xiao sebagai putranya meski tidak ada bukti yang konkrit. Sayangnya, dihadapan banyak oran