Thai Qu Cing, orang-orang menganggapnya sebagai anak kotoran, selalu ditindas dan menjadi pesuruh. Seorang anak pungut yang sangat dihinakan itu, tiba-tiba mendapatkan kekuatan besar dari sebuah batang kayu lusuh. Batang kayu tersebut ternyata bukan batang kayu biasa. Benda itu adalah sebuah pusaka tongkat cahaya milik raja siluman kera Sun Ji Gong, yang kabarnya telah tewas 8 tahun yang lalu akibat terkena karma dari serpihan roh Pendekar Agung. Anak itu benar-benar tidak menyangka. Tubuhnya yang katanya kosong, tak memiliki tenaga dalam, dan tak ada tanda-tanda munculnya inti spiritual. Bagaimana bisa dia menampung kekuatan sebesar itu? Sebuah tanda berbentuk matahari di telapak tangannya, tiba-tiba muncul dan bereaksi terhadap benda pusaka tersebut. Mungkinkah tanda itu berkaitan dengan asal usulnya yang misterius? Dengan kekuatan barunya, Thai Qu Cing mencoba mencari tahu tentang jati dirinya menjadi seorang Pendekar Cahaya, tanpa diketahui oleh siapapun. Di sisi lain, dia tetap berpura-pura menjadi anak yang lemah dan terus ditindas oleh orang-orang. Meskipun pada akhirnya, dia juga akan menunjukan bahwa dirinya tidak selemah yang mereka kira.
View MoreQu Cing meringis. Dia meminta agar Nie Lee mengikutinya untuk masuk ke gua karang. "Duduklah, Paman!"Nie Lee duduk bersila. Qu Cing berdiri di belakangnya menutup wajah pria itu dengan kedua telapak tangan. "Bersiaplah, Paman!"Tangan Qu Cing mengeluarkan cahaya hijau menembus wajah Nie Lee. Kemudian, dia menggerakan keduanya ke arah telinga pria itu sampai ke rambutnya.Suatu keajaiban terjadi. Kulit wajah Nie Lee kembali mengencang dan menjadi mulus tanpa luka. "Wajahku!" seru pria itu merasakan sesuatu yang luar biasa."Aku tidak menyangka, ternyata Anda pria yang tampan, Paman," puji Qu Cing. "Mari kita ke tahap selanjutnya!"Kedua tangan anak itu, turun menggenggam pundak. Lalu, dia menekan salah satu sendi spiritual Nie Lee. Kemudian, menariknya ke satu sendi yang lain dengan gerakan tangan yang menekan. Dia melakukannya beberapa kali hingga semua sendi-sendi spiritual itu tersambung kembali."Aaargh!" Nie Lee mengerang beberapa kali dengan napas terengah-engah sampai memuntahk
Para pasukan kera itu manatap tajam Qu Cing dengan tatapan yang berbeda. Ada yang menatap kagum karena sang tongkat sakti mengakuinya sebagai tuan yang baru, ada pula yang memandangnya remah karena dia tampak seperti seorang anak kecil."Kau pikir, dengan kau menbawa tongkat sakti Sun Ji Gong, kami akan mengakuimu sebagai raja? Ckck. Anak kecil kemaren sore, datang ke Hutan Lembah Siluman Kera dan ingin diakui sebagai raja? Lelucon macam apa ini?"Langit jingga memenuhi alam memperindah pemandangan. Qu Cing meringis menunjukan sebagian wajahnya. Ia memakai topeng kain di bagian mata."Terserah kalian! Aku hanya punya waktu sampai datang waktu malam. Yang mau mengakuiku sebagai raja dan siap mengikutiku, maka ikuti aku! Aku akan membawa kalian ke lahan kosong untuk berlatih memunculkan inti spiritual!" Anak itu berjalan ke suatu tempat yang luas dan tampak kosong. Hanya ada bebatuan dan sedikit pepohonan di sana.Beberapa kera tidak mengikutinya karena keangkuhan mereka. Qu Cing tak ac
Setelah mendengar perkataan sang tongkat sakti, Qu Cing tersadar. "Benar! Ukiran ini, sama persis dengan ukiran yang terukir di tongkat! Tapi, bagaimana cara membukanya?"Sang tongkat menjawab, "letakan aku di atasnya! Kotak itu akan bersatu denganku dan Anda bisa mengambil kitab itu, Tuanku."Qu Cing pun melakukan apa yang dikatakannya. Ketika sang tongkat berada di atas kotak, kotak tersebut berubah menjadi serpihan cahaya dan lenyap. Kini, tampak sebuah buku kumuh, tapi masih terlihat rapi dan terawat. Buku itu adalah Kitab Sang Raja Kera.Saat Qu Cing menyentuh buku tersebut, tanda matahari di telapak tangannya kembali bereaksi. Hal ini membuat anak itu sedikit terperanjat. Dia tidak gegabah menyentuhnya kembali. Apakah buku ini juga benda pusaka? Pikirnya."Ada apa, Tuan? Anda tampak ragu. Aku pikir, Anda bisa menyerapnya dengan mudah," ujar sang tongkat sakti."Apakah ini akan sakit, seperti saat aku menyerapmu?" tanya Qu Cing."Tidak akan sesakit itu, Tuanku. Buku ini hanyalah
Sampai Qu Cing melepas tongkat tersebut, dan sang tongkat pun bergoyang cepat dengan kendali energi spiritual cahaya miliknya.Mata Lu Tung membulat. Sembari menangkis serangan sang tongkat sakti, kera hitam itu memperhatikan tongkat tersebut dengan seksama. "I-ini ...! Tongkat sakti Sun Ji Gong!"Bugh! Bugh! Bugh!Tongkat sakti itu terus bergoyang menghantam tubuh si kera hitam memancarkan cahaya panas. Setiap kali Lu Tung terkena sentuhan panas itu, bulunya akan tersengat dan terbakar."Aaargh!" rintih Lu Tung.Kera itu berlari dan melompat bergelantungan di atas pohon, meraih beberapa tumbuhan merambat.Whuuush! Syuuut syuuut syuuut!Dengan lincah Lu Tung melompat dari satu pohon ke pohon yang lain, sembari mengikat sang tongkat sakti, hingga tongkat tersebut terjerat oleh beberapa tumbuhan merambat yang cukup kuat. Dia cukup puas karena sukses membuat pergerakan sang tongkat terhenti.Namun, saat Lu Tung hendak menghampiri Qu Cing kembali, ia melihat bocah itu menampakan senyum s
Mendengar kabar dari si kakek, Qu Cing tampak memahami. Mungkin, inilah sebab orang tuanya membuang dirinya dan juga menyegel kekuatannya. Hal ini semata-mata karena mereka ingin menyembunyikan jati diri sang anak, agar terlepas dari gangguan.Itu berarti, Qu Cing tidak boleh menunjukan kekuatannya secara sembarangan kepada seseorang. Anak itu berbalik sembari menggenggam erat kedua tangannya. "Aku, harus menjadi orang terkuat! Dan aku akan mencari mereka hingga ke ujung dunia. Tidak akan ku biarkan seorang pun mengganggu mereka lagi!" Kemudian, dia menoleh ke belakang dan mengucapkan terima kasih kepada si kakek ular piton karena telah memberikan informasi penting.Satu bulan lagi, usia Qu Cing menginjak 9 tahun. Saat itu tiba, bertepatan dengan dilaksanakannya ujian kenaikan kelas. Qu Cing adalah murid tertua dari semua teman-temannya di kelas 1, yang masih berusia 7 tahun lebih beberapa bulan.Anak itu dengan cepat berkembang. Dalam satu hari, ia mampu menguasai satu jurus yang dia
"Benar, gulungan tanda teleportasi! Sebuah gulungan yang biasanya hanya bisa digunakan sekali pakai. Gulungan tersebut akan bereaksi sesuai fungsi tanda yang tertulis! Aku tidak tau secara spesifiknya. Mungkin, bisa Anda tanyakan hal ini kepada Kepala Perguruan Long Ji setelah Anda kembali, Tuanku," jelas sang tongkat sakti."Hmm ..." Qu Cing mengangguk mengerti.Karena pertarungan telah usai dengan hasil yang begitu mengecewakan, Qu Cing bergegas pergi mencari tempat untuk latihan. Tidak ada gunanya dia terus berada di sana. Namun, beberapa langkah ia berjalan, sang raja ular datang menghadangnya diikuti si kakek tua ular piton.Qu Cing sedikit terkejut dengan kehadirin sosok manusia setengah ular itu. "Apa yang Anda inginkan, Yang Mulia Raja Tham Fan?" ucapnya melipat kedua tangan dan dengan gagah matanya menatap tegas."Terima kasih!" ujar sang raja sedikit menundukan kepalanya. "Aku mendapat kabar bahwa kau akan pergi ke Hutan Lembah Siluman Kera. Jika ada sesuatu yang bisa ku ban
"Ha ha ha. Karena aku akan menggantikan posisi ayahku sebentar lagi, tentu saja aku harus menghimpun banyak kekuatan! Aku menginginkan batu mustika hitam milikmu, Raja Ular!" tegas Bell Lee Yong."Cih! Langkahi dulu mayatku!"Seketika, di sekeliling tubuh Raja Tham Fan diselimuti oleh aura hitam. Rupanya, dia telah mengaktifkan batu mustika miliknya. Ini bertanda, siluman ular itu siap bertarung mati-matian dengan kekuatan penuh.Bell Lee Yong pun tak mau kalah. Ia juga mengaktifkan batu mustika putih hasil curiannya.Kedua makhluk itu bertarung sengit, hingga tak seorang pun berani mendekat untuk ikut campur. Para pasukan dari masing-masing kubu, tidak akan bergerak tanpa perintah. Sehingga, mereka hanya bisa menatap serius sang pemimpin dari jangkauan yang cukup jauh.Whuuush!Boom! Boom! Booom!Pertarungan yang begitu dahsyat, membuat tubuh dua makhluk yang sedang bertarung itu terhempas ke tanah cukup keras.Bugh!Tubuh bagian terdalam mereka terkoyak, sampai memuntahkan banyak da
"Apa!" Qu Cing membelalakan mata."Cepat kabur! Sisik ular ini tidak akan ada habisnya jika Anda hanya bisa menghancurkannya satu persatu, Tuanku!" ujar sang tongkat sakti."Huh!" Anak itu mendengus. "Ayo pergi!" Dia melompat menaiki sang tongkat sakti."Duduk, dan berpegangan dengan erat!""Baiklah!"Sang tongkat pun melesat cepat dengan kecepatan cahaya.Wuuuush!Mereka menghilang begitu cepat bagai kilat. Hal ini cukup mengecewakan bagi sang raja ular. "Sial! Aku tak menyangka mereka memiliki trik untuk bisa kabur dariku!" ujarnya.Laju sang tongkat dengan kecepatan di atas rata-rata, membuat kepala Qu Cing berputar-putar. Pusing, mual, dan kepala berdenging-denging."Hoek!" Perut anak itu terguncang, sehingga segala isinya melambung dan keluar. "Jika bukan karena aku masih menginginkan hidup, sungguh aku tidak ingin melakukan ini lagi!" gerutunya masih merasakan guncangan di perut."Maafkan aku, Tuanku!" sesal si tongkat sakti.Qu Cing memeluk erat badannya sendiri dan menggunakan
"Lembah Siluman lapisan pertama?" Telunjuk Qu Cing menggosok-gosok dagu seolah-olah sedang berpikir."Lembah Siluman lapisan pertama, didominasi oleh kekuatan siluman raja ular, Tham Fan. Meskipun banyak siluman lain yang hidup di lembah ini, mereka semua tunduk kepada Raja Tham Fan," kata sang tongkat sakti.Qu Cing berjalan semakin jauh menelusuri lembah. Setiap kali ia bertemu dengan sosok siluman, mereka selalu manatapnya dengan tatapan tajam dan penuh selidik. Menurut mereka, kehadiran ras manusia di Lembah Siluman adalah hal yang perlu diwaspadai."Anak manusia, apa yang sedang kau lakukan di sini?" ucap sebuah suara tiba-tiba hadir."Siapa itu?" sahut Qu Cing.Seekor ular piton besar sepanjang dua meter, menampakkan diri di hadapan Qu Cing. Anak itu sedikit terperanjat ketika melihat sosoknya yang tampak ganas. Seketika, ular itu pun berubah menjadi seorang kakek tua dan berkata kepada Qu Cing. "Jika kau tidak memiliki kepentingan, kembalilah ke tempat asalmu! Kalau saja sang
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.