Share

Pengakuan Satriya

"Mbak, melamun?" Aku kembali menoleh ke arah Satriya.

"Supnya sudah matang itu!" Satriya menunjukkan panci di atas kompor yang telah mendidih.

"Mau, Sat?"

"Boleh deh, Mbak. Aku juga belum makan dari tadi. Lapar." Dia memegangi perutnya masih sudah kempes itu.

"Ambilkan mangkuk dua, Sat!" Dia mengangguk kemudian mengambil mangkuk yang ada di belakangku.

Aku hendak memutar badan tapi lantai yang terkena air membuat keseimbangan tubuhku berkurang.

BRUUG

Aku jatuh tepat di tubuh Satriya. Tangan kanan lelaki itu memegang satu mangkuk. Sesaat mata kami saling bertemu. Satriya menatap lekat mata ini, lalu kudengar detak jantungnya yang begitu cepat. Apa jangan-jangan....

Prok! Prok! Prok!

Seketika terdengar suara tepuk tangan. Aku dan Satriya menoleh bersamaan ke arah sumber suara. Mataku membola melihat siapa yang berdiri tak jauh dari kami.

"Bagus, ya. Ini yang kalian lakukan di belakangku?" Aku dan Satriya langsung berdiri.

"Pantas saja kamu kekeh minta cerai, Lin. Ternyata sudah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Maria Ulfa
matilah ibuk nya , belum sembuh ditambah masalah baru...
goodnovel comment avatar
Windu Kusmiyati
Tara habis manis sepah d buang
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
mullut tara jahatnya sama alin ,laki selangkangan ntar nikah sama gundiknya ancur keadaan brrubah jdi jelek srkingkuh lagi ngejar lagi sama alin ,muntahin aja laki ,"begitu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status