Share

BEKAL

Qiya sampai rumah dengan ekspresi wajah yang kusut banget. Pokonya gak enak dipandang. Yasir memperhatikan Qiya dengan intens. Rasanya tadi siang ekspresi Qiya masih biasa saja, sekarang sudah kusut kaya nahan sesuatu.

"Lo mau boker ya?" Tanyanya asal.

Qiya mendelik tajam kemudian melangkah ke dapur untuk meminum air dingin. Badan, tenggorokan dan otaknya panas sekali.

Setelah mendinginkan tenggorokannya Qiya jalan dengan sedikit terburu-buru ke kamarnya. Ia sudah tidak mampu lagi menahan air mata yang entah sejak kapan membendung di pelupuk matanya.

Setelah masuk ke kamar, Qiya menutup pintu dan langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur. Kepalanya ia tenggelamkan di atas bantal agar suara isak tangisnya sedikit teredam. Kenapa rasanya s

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status