Share

Mata-mata sang CEO
Mata-mata sang CEO
Penulis: Buna Faeyza

Bab 1 Menjadi Mata-mata

"Pria itu?" Alexa menundukkan kepalanya, setelah tak sengaja bertemu pandangan dengan netra berwarna abu muda, milik lelaki yang baru saja turun dari mobil.

"Kau benar-benar datang menepati janjimu, bocah kecil," ucap lelaki itu.

Ya. Alexandra menepati janjinya, setelah 2 tahun lalu, lelaki yang berada di hadapannya saat ini pernah menolongnya. Memberikan bantuan, untuk membantu perusahaan daddy-nya kembali bangkit.

Alexa sempat berpikir untuk menjual diri, demi mendapatkan uang dengan jumlah yang sangat besar, dalam waktu singkat. Untuk menolong perusahaan sang daddy, yang hampir saja disita oleh bank. Namun, dia sadar jika perbuatannya diketahui oleh media, bukan tidak mungkin nama perusahaan dan keluarganya akan tercoreng.

"Ya, aku datang. Terima kasih, sudah menolongku saat itu. Aku benar-benar tidak tahu jika saat itu tidak bertemu denganmu, Tuan Ef," kata Alexa.

Lelaki yang dipanggil Tuan Ef itu, menarik satu sudut bibirnya dan menatap Alexandra penuh maksud.

"Aku sudah yakin, kau adalah gadis yang bisa dipercaya," imbuh Ef.

Dua tahun yang lalu. Alexandra sangat frustasi, dia tidak ingin perusahaan keluarganya yang sudah dibangun jauh sebelum dirinya lahir, kolaps begitu saja akibat ditipu rekan bisnis sang daddy. Saat itu juga, dia bertemu dengan lelaki yang usianya 15 tahun di atasnya, Ef.

Tanpa banyak pertanyaan, Ef langsung menawarkan bantuan apa pun yang sedang Alexa butuhkan.

"Apa dia benar-benar ingin membantuku?" batin Alexa.

Di dunia ini tidak boleh ada yang Alexa percaya. Begitulah pesan sang mommy, tetapi saat ini, Alexa sangat membutuhkan bantuan itu, Alexa pun memberitahu jumlah uang yang dia butuhkan.

"Itu sangat kecil untukku, aku akan memberikan cek untukmu," ujar Ef tanpa ragu.

"Sebelum itu, tanda tangan dulu di sini," kata Ef, memberikan selembar kertas kosong pada Alexa.

Alexa menerimanya, membolak-balikkan kertas kosong tersebut. Setelahnya dia menatap Ef, dengan keheranan.

"I-ini tidak salah, Tuan? Untuk apa aku tanda tangan di kertas yang kosong?" tanya Alexa.

"Tanda tangan saja atau aku tidak akan membantumu," kata Ef, membuat Alexa takut untuk menolaknya.

"Kau tidak perlu takut, saat ini aku belum memikirkan imbalan apa yang aku inginkan darimu," kata Ef.

"Imbalan?"

Ef tersenyum penuh arti, membuat Alexa sedikit tak nyaman. "Kau pikir, semua itu gratis? Jangan naif, di dunia ini tidak ada yang gratis, Alexa."

Alexa tidak tahu harus berbuat apa setelah mendengar ucapan Ef. Dia tidak bisa menolak, dia membutuhkan cek tersebut, untuk membantu perusahaan sang daddy agar tidak gulung tikar.

"Baiklah, aku akan tanda tangan," ucap Alexa, kemudian membubuhkan tanda tangannya di sana.

"Good girl. Sampai bertemu dua tahun lagi, di tempat ini, jam yang sama, bulan dan tanggal yang sama. Kau mengerti Alexa?" tanya Ef, yang dengan cepat Alexa angguki.

****

Saat ini, Alexa sudah berada di apartemen Ef, sesuai permintaan Ef.

"Kau benar-benar sangat penurut, Alexa. Duduklah!" pinta Ef, yang sejak kedatangan Alexa, Ef sudah duduk di sofa ruang tamu, dengan kedua kakinya yang berada di atas meja.

Alexa pun duduk di sebrang Ef, jantungnya berdegup kencang karena rasa takutnya. Dia belum pernah melakukan kerjasama apa pun dengan lelaki, apalagi usianya 15 tahun di atas Alexa.

"Sebenarnya ada apa, Tuan memintaku untuk datang ke sini?" tanya Alexa.

Ef menyerahkan satu lembar kertas yang sudah terisi dengan huruf. Memang tak banyak yang tertulis di dalam kertas tersebut, tetapi tetap membuat Alexa terkejut.

"Baca ini, ini adalah perjanjian kerjasama kita, yang pernah kamu tandatangani dua tahun yang lalu," ucap Ef.

Alexa mulai membaca lembar kertas tersebut.

"Pihak Pertama adalah Ef dan pihak kedua adalah Alexandra Johnson. Pihak kedua bersedia bekerjasama dengan pihak pertama, dan menuruti apa saja yang diperintahkan pihak pertama. Termasuk menjadi mata-mata dari Ef." Membaca perjanjian tersebut, sukses membuat kedua bola matanya membulat sempurna.

"Kapan aku menandatangani perjanjian ini?" Alexa tak merasa pernah menandatangani itu.

"Dua tahun yang lalu saat kau menandatangani kertas kosong ... inilah kontrak kerjasama kita," ucap Ef.

"Aku akan memberi tahu tugas awalmu. Kau sudah menyiapkan berkas-berkas yang aku minta?" tanya Ef.

Alexa mengangguk, kemudian menyerahkan berkas yang Ef minta. "Ini, Tuan."

Ef mengambil dan memeriksa berkas tersebut. Lelaki itu mengangguk senang.

"Mulai besok, bawa berkas ini dan melamarlah di perusahaan Williams Group. Sebagai asisten pribadi Arley Williams," ucap Ef.

"W-Williams Group, apa aku tidak salah mendengar? Itu perusahaannya yang—"

"Yang menipu perusahaan daddy-mu," sela Ef.

Alexa membekap mulutnya sendiri, Ef banyak mengetahui tentang dia dan keluarganya. Alexa menggeleng, dia tidak mungkin melamar pekerjaan di sana, orang tuanya pasti akan marah jika mengetahuinya.

"Untuk apa aku bekerja di sana? Aku sedang tidak ingin bekerja," kata Alexa.

"Ini adalah pekerjaan untukmu Alexa. Pekerjaanmu saat ini adalah menjadi mata-mataku, untuk memata-matai Arley Williams dan perusahaannya," kata Ef.

"Ingat, kamu sudah menandatangani kertas tersebut."

Lagi-lagi dia tidak bisa berkutik saat Ef mengingatkannya mengenai kontrak perjanjian mereka.

"Saat ini, CEO dari Williams Group. Sedang mencari seorang asisten pribadi dan ini kesempatan untukmu, agar bisa masuk ke dalam perusahaan itu, Alexa," kata Ef.

Apa-apaan ini? Bagaimana bisa, dia seceroboh itu menandatangani kertas yang bahkan dia sendiri tidak tahu, apa yang akan menjadi kerjasama antara mereka.

"Jika aku menolak, apa yang akan terjadi?" tanya Alexa.

Ef terkekeh.

"Ada banyak kerugian yang akan kamu terima." Ef membalikan kertas tersebut dan di sana sudah jelas tertulis, mengenai kerugian yang Alexa dapatkan jika mencoba memutuskan kerjasamanya.

"Namun, untuk saat ini kamu tidak perlu tahu apa kerugian itu," ucap Ef.

Alexa hanya menghela napasnya, mendengar ucapan Ef. Dia benar-benar terjebak, memang benar apa yang diucapkan mommy-nya. Tidak ada satu pun orang di dunia ini, yang bisa dipercaya. Termasuk Ef, bantuan yang Ef tawarkan, membuat Alexa terjebak di dalamnya.

"Sampai berapa lama, aku bekerja denganmu, Tuan?"

"Belum bisa kupastikan," jawab Ef, "ah iya, panggil saja aku Ef."

"Sebenarnya terdengar tidak sopan, tetapi aku akan pikirkan lagi. Kalau begitu aku permisi," ucap Alexa.

Pagi ini, Alexandra sudah berada di Williams Group, dia diantar oleh Ef untuk sampai di sana.

"Jangan tegang seperti itu," ucap Ef.

Mudah sekali Ef mengatakan itu, sementara kening Alexa sudah berkeringat, menahan segala ketakutannya.

"Apa yang kau pikirkan? Ayo cepat keluar dan datang ke front office. Katakan, kau akan melamar pekerjaan sebagai asisten pribadi CEO!" perintah Ef.

"Aku belum siap, kita undur besok saja ya, Tuan," kata Alexa.

"Keluar." Suara itu terdengar sangat datar dengan tatapan yang tertuju pada Alexa.

____

Alexa baru saja sampai di front office, sesampainya di sana dia melakukan apa yang diperintahkan Ef tadi.

"Anda bisa tunggu sebentar, aku akan menghubungi ruangan Tuan Arley," kata staf di sana.

Sementara staf itu menghubungi ruangan Arley, tatapan Alexa terfokus pada seorang wanita yang menangis, berjalan ke arahnya.

"Nona, Anda kenapa?" tanya Alexa.

"Aku ditolak, CEO di sini sangat kejam."

Alexa menelan kasar air liurnya. Bagaimana jika dia juga ditolak, dia sama sekali tidak memiliki pengalaman apapun. Alexa segera membawa langkahnya menjauh dari sana.

Dia tidak peduli jika Ef akan memarahinya.

"Nona Alexa! Anda sudah diminta datang ke ruangan CEO!" teriak staf tadi.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dewasa Diri
penasaran haha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status