Share

Bab 7 Kontrak Konyol

"Tidak! Aku tidak mau menuruti kontrak konyol ini!"

"Kalau begitu kau tidak bisa memutuskan kerjasama kita secara sepihak, di sini aku yang berhak. Tugasmu hanya menurut!" Ef menatap tajam pada Alexa.

Baik Alexa maupun Ef, mereka saling berpegang pada keinginannya sendiri. Cukup lama tatapan elang mereka terkunci, sampai Alexa memutusnya lebih dulu dan hendak meninggalkan ruangan Ef.

Dengan sigap, Ef menahan lengan Alexa dan tak membiarkan wanita itu dengan sangat mudah meninggalkan ruangannya.

"Apa? Lepaskan!" Setengah berteriak, Alexa tak suka Ef menyentuhnya.

"Aku minta tarik kembali ucapanmu yang menginginkan memutuskan kerjasama kita!" pinta Ef penuh penekanan.

Mendengar itu, napas Alexa naik turun. Dengan penuh keterpaksaan, Alexa menarik kembali ucapannya, karena dia tidak akan bisa memenuhi syarat untuk memutuskan kerjasama tersebut.

"Aku minta maaf sudah membuatmu marah dan aku akan tetap bekerja sebagai mata-matamu, Tuan," ucap Alexa dengan wajah yang menunduk.

Ef, sendiri. Dia tersenyum puas melihat pemandangan itu. Di mana seorang wanita bisa begitu mudahnya menuruti ucapannya.

"Kalau begitu aku permisi." Alexa memutar tubuhnya hendak meninggalkan ruangan tersebut.

"Tunggu!" Panggilan Ef membuat Alexa berhenti mendadak.

"Bersujudlah di kakiku. Kau harus tahu siapa aku, aku bukanlah orang yang bisa kau permainkan Alexa. Sekali aku bilang kamu adalah mata-mataku, itu artinya sampai kapan pun akan seperti itu!"

Alexa kembali menatap Ef, air matanya ingin sekali mencari jalan keluar. Namun, sebisa mungkin Alexa harus menahannya. Agar tak terlihat lemah di hadapan Ef.

"Aku masih menjadi mata-matamu, jadi jangan ingatkan hal apa pun tentang itu, dan untuk bersujud di kakimu, jangan bermimpi!"

Setelah mengatakan hal itu, Alexa segera pergi meninggalkan Ef yang berdiri menatap Alexa penuh kemarahan.

****

Di balkon kamarnya, Alexa menangis sembari memeluk lututnya sendiri. Dia benar-benar kecewa dengan dirinya sendiri, bodoh dan mudah percaya pada orang lain. Hal itu yang teramat dia sesalkan.

"Mereka benar-benar mempermainkanku! Apa kesalahanku? Tuan Ef memintaku untuk memata-matai Tuan Arley, oke aku mulai bisa menikmati pekerjaan itu. Aku juga penasaran dan ingin mengetahui tentang alasannya, mengapa dia bisa menipu perusahaan keluargaku!" Tangan Alexa mengepal dan memukul lantai.

Namun, setelahnya dia kembali menangis lagi, pekerjaannya di kantor Arley bukanlah murni sebagai asisten yang membantu pekerjaan kantor Arley, tetapi sebagai teman kencan dan menemani Arley ke acara-acara tertentu.

"Argghh! Kalian kenapa sebrengsek ini!"

Terdengar derap langkah kaki seseorang, semakin lama semakin mendekat ke arahnya. Buru-buru Alexa menyeka air matanya, dia tidak ingin ada satu orang pun yang tahu mengenai permasalahannya yang seharusnya dia simpan rapat-rapat.

"Lexa, kenapa kau di sini? Ini sudah malam."

Alexa semakin tak bisa berkutik, saat tahu orang itu sudah berada di dekatnya, siapa lagi jika bukan sang mommy — Daisy.

"Emm, ak-aku sedang mencari udara segar, Mom. Sepertinya sangat sejuk jika aku menghirup udara malam ini," jawab Alexa tergagap.

"Kenapa pipimu basah? Kau Menangis, Lexa?"

Demi apa pun, saat ini Alexa tak menemukan jawaban yang cocok untuk berbohong pada Daisy. Dia semakin gugup, saat Daisy semakin mendekat ke arahnya.

"Emm. A-aku, aku hanya kelelahan, Mom. Jangan khawatir," jawab Alexa berharap Daisy percaya.

"Apa pekerjaan di kantor begitu berat?" tanya Daisy.

Alexa terdiam sejenak, sepertinya dia memang harus mengiyakan pertanyaan sang mommy. Karena, dia tidak mungkin menceritakan yang sebenarnya.

"Emm, iya aku memang sedikit lelah, Mom. Pekerjaan kantor sangat banyak," jawab Alexa berdusta.

"Jika lelah, istirahatlah di kamar. Jangan di luar seperti ini, kau bisa masuk angin." Daisy mengkhawatirkan keadaan putrinya.

Alexa bangkit, menatap Daisy dan berkata, "Baiklah, Mom. Aku juga sudah mengantuk."

Satu buah kecupan dari Alexa sudah mendarat di pipi Daisy. Akan lebih baik jika Alexa segera beristirahat, demi menghindari pertanyaan-pertanyaan lainnya.

Daisy menutup jendela transparan yang menjadi batas antara kamar Alexa dan balkon. Tak lupa menutup tirai gorden di kamar tersebut.

"Lexa, biar Mommy yang tutup pintunya. Tidak perlu kau kunci, selamat beristirahat." Daisy mencium kening putrinya, kemudian segera membawa langkahnya keluar dari kamar Alexa.

"Alexa, jangan tunjukkan kelemahanmu pada siapa pun. Kamu kuat, kamu hebat dan kamu ... cantik." Alexa menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dan mulai memejamkan matanya.

****

Setelah menangis semalam, rasanya Alexa sedikit lebih lega. Dia sudah siap memulai hari untuk berhadapan lagi dengan Arley dan juga Ef.

Dia juga harus menikmati peran yang sudah terlanjur dia mainkan. Dengan mengikuti arahan Ef, untuk memata-matai Arley, dia juga memiliki kesempatan untuk mengetahui alasan Arley tega menipu perusahaan keluarganya.

Jika bukan karena Arley yang menipu perusahaan keluarganya, dia juga tidak akan ada di sana dan mata-matai Arley.

"Semua masalah ini berawal darimu, Arley Williams." Alexa mengepalkan tangannya.

"Aku akan bekerja sebagai teman kencan seperti keinginanmu, tetapi aku juga akan memata-matai dan memberikan informasi apa yang aku ketahui untuk tuan Ef, aku yakin tuan Ef menginginkan kehancuranmu!"

Alexa segera membawa langkahnya menuju ruangan di mana CEO muda itu bekerja, di satu tangannya sudah memegang nampan berisi sarapan untuk Arley.

"Tuan, aku masuk ya!" Setelah sedikit berteriak Alexa segera menekan kenop pintu dan masuk ke dalam ruangan Arley.

"Selamat pagi. Aku membawakan sarapan untukmu, Tuan," ucap Alexa dengan wajah sumringah dan segera berjalan ke meja sofa.

Tentu saja Arley memperhatikan bagaimana Alexa terlihat lebih senang dari biasanya. Membuatnya sedikit penasaran pada asistennya itu.

"Sangat mencurigakan!" Arley berkata cukup keras.

"Eh, siapa yang mencurigakan? Aku membawakan makanan ini sesuai jadwal dan memang ini pekerjaanku," ujar Alexa.

Arley melihat ke arah Alexa yang sudah siap menyiapkan makanan di meja. Dia bangkit dari duduknya dan menghampiri Alexa.

"Sepertinya kau menikmati pekerjaanmu?" tebak Arley.

"Aku hanya berdamai dengan kenyataan."

"Lain kali kau tidak perlu mengatakan ingin keluar dari pekerjaan ini. Ini sangat menguntungkan untukmu, kau tidak akan merasakan lelah seperti pegawai lainnya," kata Arley.

Apa yang dikatakan Arley sangat benar, tetapi tetap saja Alexa merasa sangat sedih dengan apa yang sudah terlanjur terjadi, dia tidak boleh lemah dan membuat Arley besar kepala.

Dia harus tetap berpura-pura menyukai pekerjaannya dan mencari tahu semua informasi dari Arley.

"Ya sudah kalau begitu aku permisi. Aku mau tidur," ucap Alexa.

"Tunggu!"

"Ada apa lagi? Pekerjaanku pagi ini sudah selesai kan?" tanya Alexa memastikan.

"Siang ini kalau tidak perlu menyiapkan makan siang untukku. Aku makan siang di luar bersama klien."

Ini seperti rezeki nomplok untuk Alexa, dia bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mencuri data-data di laptop Arley, saat lelaki itu tidak ada di ruangannya.

"Baiklah, aku sangat menyukai pekerjaan ini," ucap Alexa tersenyum senang.

"Nanti malam aku akan menjemputmu, kau harus menemaniku ke undangan klien pentingku."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status