"Jadi begini kelakuanmu di belakangku, Mas?" teriak Aeera marah sembari berjalan kesetanan menuju pria yang duduk dengan posisi membelakanginya.
Pria tersebut terlihat menikmati makanan mewah bersama seorang perempuan mengenakan gaun biru. Aeera tidak terlalu memperhatikan si perempuan sebab dia hanya fokus menatap pria dengan punggung lebar dan kokoh tersebut."Aku sangat percaya padamu, Mas. Tapi-- hiks … kenapa kau mengkhianatiku?!" pekik Aeera, berucap pilu dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Pandangan Aeera mengabur, air mata membendung dan menutupi penglihatan. "Kamu bilang minggu depan akan melamarku kan? Tapi apa? Hiks … hiks … disini kamu malah makan romantis dengan perempuan lain. Aku saja tak pernah diajak makan ke tempat mewah seperti ini."Pria tersebut menoleh. Namun, Aeera yang sudah kesal dan marah langsung memukul wajah si pria dengan tasnya.Bug'"Kamu jahat, Mas!" jerit Aeera sembari kembali memukul pria tersebut. Hal tersebut membuat para bodyguard yang berjaga buru-buru mendekati Aeera–berniat melindungi tuan mereka.'Loh kok ada bodyguard sih? Shila nggak bilang kalau bagian ini ada. Cik, mati aku!' batin Aeera, cukup panik serta gugup saat para bodyguard mendekatinya.Yang Aeera lakukan saat ini bukanlah benar-benar melabrak kekasihnya yang sedang ketahuan selingkuh. Bukan!Saat ini, yang Aeera lakukan adalah mengacau!Shila, sahabatnya, si perempuan bergaun biru tersebut, meminta bantuan padanya. Shila dijodohkan oleh orang tuanya dengan pria yang sama sekali Shila tak kenal. Hari ini mereka harus berkencan untuk saling mengenal serta memperkuat hubungan sebelum menikah. Namun, Shila tidak mau menikah, dia belum siap. Oleh sebab itu dia meminta Aeera untuk datang ke restoran ini, meminta Aeera mengaku-ngaku sebagai kekasih dari pria yang dijodohkan dengannya–mengacaukan acara kencan mereka. Sebagai imbalan, Shila akan memberikannya uang.Tentu Aeera yang sangat butuh uang untuk melunasi hutang orang tua, mau melakukan ini. Lumayan, uang tersebut bisa mencicil hutangnya."Berhenti!" Aeera menjerit marah pada bodyguard yang berbuat menyeretnya. Aeera buntu dan dia tak punya pilihan selain dengan cara gila ini. "Aku akan mengugurkan bayi dalam perutku jika kalian berani menyentuhkan. Ini bayi Tuan kalian!" ucapnya berteriak, lagi-lagi menitihkan air mata dengan sangat deras.Para bodyguard seketika berhenti mendekat, bahkan mundur teratur sebab takut wanita yang mereka anggap gila tersebut nekat mencelakai diri sendiri."Yah, aku hamil anak kamu, Mas. Aku … hiks hiks hiks …." Aeera kembali mendekati pria dengan setelan jas mahal tersebut. Sejujurnya Aeera tak dapat melihat dengan jelas wajah pria ini. Matanya tertutup kabut bulir kristal, itu membuatnya sulit mengenali siapapun di sini."Tega kamu …-" tambah Aeera berkata sangat serak dan pilu, mencengkeram kuat kerah kemeja pria tersebut. Air matanya menetes deras. Sungguh akting yang sangat natural!Terlihat pria itu mendongak, menatap ke arah Aeera dengan tatapan tajam yang membunuh. Syukur, kabut bening kristal menutupi penglihatan Aeera, jadi dia tidak merasa terintimidasi oleh tatapan si pria. Meskipun sejujurnya dia perlahan ketakutan, merasa terancam oleh aura mengerikan yang telah menyelimuti diri.Hingga tiba-tiba saja ….Bug' bug' bug'Bagian luar kaca tembok ruangan diketuk-ketuk secara tak sabaran, membuat Aeera menoleh ke arah sana. Seorang gadis yang mengenakan dress biru melambai-lambaikan tangan padanya. Karena kurang jelas melihat, Aeera buru-buru menyekat air mata untuk bisa melihat orang tersebut.Deg'Matanya seketika melebar, jantungnya berdebar kencang dengan mata melotot sempurna dan mulut menganga. Tangan Aeera gemetaran, begitu juga dengan tubuhnya yang sudah panas dingin.Jika Shila ada di sana, lalu siapa perempuan di-- di sini?Dengan gerakan kaku dan takut, Aeera menoleh ke arah wanita yang duduk satu meja dengan si pria."Hah? Kamu sia…-" Aeera semakin panik. Wanita ini jelas-jelas bukan Shila! Wanita ini lebih tua.Jadi pria ini?!Aeera menoleh ke arah pria tersebut, dia sontak menegang sembari meneguk saliva secara susah payah. Jantungnya hampir meledak ketika melihat siapa sosok pria masih ia cengkeram kerah kemejanya."Huaaaaa … Bos-" Aeera menjerit kaget, reflek melepaskan tangan dari kerah kemeja pria itu-- tak lain adalah CEO di perusahaan tempatnya bekerja. Dia hampir terjatuh karena tersandung kakinya sendiri.Untungnya pria tersebut dengan cepat menarik pergelangan dan meraih pinggangnya, membuat Aeera berakhir duduk di pangkuan pria itu."Kau sedang hamil anakku, berhati-hatilah," bisik pria tersebut dengan nada yang begitu menusuk–membuat bulu kuduk Aeera berdiri dan meremang takut.Karl Alarich Adam, CEO dari perusahaan DeRoyal Hotel&Resort. Dia terkenal dengan keahliannya dalam berbisnis, dia disegani dan dihormati. Alarich memiliki paras yang rupawan, dia tampan dan berkarisma secara bersamaan. Namun, diusianya yang sudah menginjak tiga puluh empat tahun, Alarich belum memiliki kekasih.Jangankan kekasih, rumor tentang dirinya sedang berkencan dengan perempuan pun tak ada.Alarich memasang tatapan dingin yang menghunus tajam pada seorang perempuan di pangkuannya. Namun tak lama, smirk tipis yang cukup mengerikan menyungging di bibirnya, membuat Aeera yang menyadari smirk tersebut semakin dibuat panik.Aeera mengumpulkan tenaga kemudian memberanikan diri untuk menyikut perut Alarich. Setelah itu dia melompat dari pangkuan pria tersebut kemudian berlari cepat dari sana."Ma--Maaf, Kak. Aku tadi salah orang," ucap Aeera di ambang pintu, berbicara pada wanita yang duduk satu meja dengan big bosnya.Aeera telah melarang matanya untuk tak menatap ke arah Alarich, tetapi tetap saja matanya melirik ke arah sana--saat dia akan pergi. Lagi-lagi dia melihat Alarich menyunggingkan smirk mengerikan, seringai kepuasaan sekaligus kelicikan.Aeera bergidik ngeri, segera buru-buru lari dari tempat tersebut.Sejujurnya, smirk mengerikan itu terus mengiyang di kepala Aeera. Namun, dia tak paham apa maksud dari senyuman big bos-nya tersebut. Ada yang lebih penting! Bagaimana dengan nasib Aeera di kantor-- besok?Habislah dia!Hola, MyRe. Semoga sehat selalu dan tetap semangat dalam menjalani hari-hari. Semoga suka dengan novel baru kita ini."Tolong aku, Shilaaa!" pekik Aeera seraya menggenggam kuat tangan sahabatnya tersebut. Kini Aeera berada di apartemen sang sahabat, beristirahat sejenak di sana dan sekaligus menangkan diri dari kejadian sial tadi. Smirk Alarich-- hell! Masih mengiyang di pikiran Aeera, membuat Aeera semakin takut untuk berjumpa dengan hari esok. "Aku juga dalam bahaya, Aeera. Gara-gara kamu salah sasaran, aku nggak bisa nolak pria itu. Sekarang dia semakin mantap untuk menikahiku. Katanya aku ini lucu." Shila menggembungkan pipi, "lucu dari mana coba?! Ah! Aku takut nikah, Aeera. Aku takut dicoplos. Aaaa … aku nggak bisa bayangin kalau aku jadi istri, Aeera." Shila menjerit di akhir kalimat. "Aelah, kenapa jadi kamu yang curhat? Malah adu nasib lagi." Aeera mendengkus pelan. "Harus kamu tahu yah, Shila Okserila Wijaya, yang aku labrak tadi, itu tak lain adalah Big Bos ku! CEO di perusahaan tempatku kerja, Lala. Bayangin gimana suramnya hariku besok!""Apa? CEO di tempat kamu kerja? Gila!" Shila m
"Silahkan duduk di sofa sana, Nona Aeera." Bulu kuduk Aeera meremang– merinding ketika mendengar suara bariton yang berat tersebut. Bahkan jantungnya melaju lebih kencang, lututnya gemetar dan punggung panas dingin--hanya karena mendengar suara serak, berat dan seksi tersebut. Apa semua pria dewasa yang matang punya suara ini? Aeera tidak nyaman! "Baik, Pak," jawab Aeera pelan, melangkah kaku ke arah sofa abu-abu dalam ruangan luas sang big bos.Setelah sampai di sofa, dia duduk begitu manis–hanya menatap lurus ke depan, tak berani menoleh ke arah manapun. Cukup lama Aeera menunggu, tetapi sang big bos tak kunjung bersuara. Aeera memberanikan diri untuk melirik, ternyata bos-nya tersebut sibuk dengan pekerjaannya–berkutat dengan tumpukan dokumen serta sesekali terlihat fokus pada laptop canggih di depannya. "Berapa lama lagi aku duduk di sini. Pantatku sudah panas," gumam Aeera pelan, berbicara dengan gigi ditekan–mulut tak di buka. Dia takut gestur tubuhnya diperhatikan oleh san
Namun tiba-tiba saja kaca mobil diturunkan, memperlihatkan sosok pria dingin yang memasang ekspresi flat–terlihat tenang, duduk dalam mobil. Deg deg deg' 'Astaga, kenapa dia sih? Tuhan, doanya aku cancel saja yah. Aku nggak mau nikah dengan dia. Amit amit!' batin Aeera, sudah merah pipinya sebab malu dengan apa yang dia lakukan tadi. Dia meneguk ludah susah payah kemudian dengan cepat kabur dari sana. Namun, gerakannya terbaca oleh Alarich. Pria itu dengan sigap meraih pergelangan tangan Aeera, menariknya sekali sentakan– membuat Aeera yang tertarik seperti terdorong dari arah belakang, tubuhnya menjorok ke depan–ke arah Alarich. Cup'Aeera berakhir mencium kening Alarich.Deg'Spontan jantungnya berdebar sangat kencang, kemudian terasa seperti tak berdetak beberapa detik–shock berat! Mata Aeera melebar-- di mana bola matanya terasa akan keluar dari sarang. Bibirnya masih menempel kuat di kening Alarich!Mati!! Setelah ini tak akan ada yang bisa menyelamatkan Aeera dari Alarich.
"Untuk menjemput calon istriku," jawab Alarich santai, tak merasa bersalah sama sekali setelah menerobos masuk dalam rumah Aeera tanpa izin. "Aku sebenarnya sudah punya calon suami, Pak," ucap Aeera sekenanya, terlalu frustasi menghadapi bosnya tersebut. Kesalah pahaman yang dilakuan Aeera kemarin padahal bisa diselesaikan dengan cara baik-baik. Aeera hanya perlu meminta maaf pada ibu pria ini, lalu menjelaskan jika dirinya tak pernah mengandung anak dari Alarich. Sangat simpel! Namun, Alarich memilih keukeh untuk menikah dengannya. "Jangan main-main denganku, Aeera Grizella," ucap Alarich, berdiri dari sofa–melepas tuxedo lalu menghampiri Aeera dengan tangan yang sibuk melonggarkan dasi. "Aku bisa melakukan cara yang salah untuk membuatmu tunduk padaku!" tambahnya, mengikis jarak pada Aeera. Perempuan tersebut menegang kaku, mundur cepat untuk menghindari Alarich. Namun, dia sudah tak bisa–punggungnya telah merapat pada dinding rumah. Jantung Aeera berpacu cepat–takut dengan ap
"Ingin lari dari malam pertama kita, Humm?!" Aeera menatap gugup ke arah Alarich, di mana tubuhnya sudah membeku dan menegang. "Ka--kan kita sudah menikah, Pak. Berarti aku bisa pulang ke rumahku. Perjanjian cuma kita hanya menikah saja." Alarich menyunggingkan smirk tipis di bibir, menuruni tangga dengan langkah tegap–bak seorang king yang berjalan menuju singgasana. Setelah di depan Aeera, Alarich langsung melingkarkan tangan di pinggang istrinya. Aeera Grizella telah sah menjadi istri Alarich. Sebuah pencapaian besar bagi Alarich!Alarich menyentak pinggang Aeera, membuat perempuan itu merapat dengan tubuhnya–Aeera semakin gugup dan takut. "Rumah seorang istri adalah suaminya," ucap Alarich, berkata cukup dingin–menunduk untuk menatap wajah cantik Aeera. Perempuan yang ia nikahi ini bukan hanya cantik, melainkan manis serta punya pribadi yang menarik. Aeera perempuan yang cerdas, tetapi disisi lain dia perempuan yang sangat unik–punya kebiasaan aneh. Dia gadis yang ceria dan b
Namun, ketika akan melakukan penyempurnaan, Alarich tiba-tiba menghentikan kegiatan–mengangkat pandangan, menatap dingin ke arah Aeera. "Air mata?" sinis Alarich, mengulurkan tangan untuk menyekat sebuah bulir kristal yang jatuh ke pipi istrinya. Aeera membuka mata, Alarich telah berhenti dan dia mengira jika dia telah selamat. Namun, dia salah. Karena ketika dia membuka mata, dia langsung berhadapan dengan mata elang yang menghunus tajam ke arahnya, serta sebuah seringai iblis yang mengerikan bagi Aeera. "Air matamu tidak akan bisa menghentikan ku. Malam ini kau harus menjadi milikku, seutuhnya!" ucap Alarich, tiba-tiba tersenyum begitu lembut–senyuman yang memabukkan sekaligus membunuh. Cup' Tiba-tiba Alarich mengecup kening Aeera–begitu khidmat dan penuh makna, membuat hati Aeera bergetar oleh kecupan hangat tersebut. Disaat dirinya hanyut oleh kelembutan kecupan Alarich, pria itu memanfaatkan hal tersebut untuk merenggut sesuatu yang Aeera jaga selama ini. Penyatuan yang
"Tradisi pengantin baru di keluargaku." "Hah?" cengang Aeera, semakin dibuat bingung oleh Alarich. Tradisi pengantin baru di keluarganya? Ah, kenapa ini terdengar sangat bohong? Aeera ragu. "Iya kah?" Aeera memicingkan mata ke arah Alarich, menatap pria tersebut secara teliti. "Humm." Alarich hanya berdehem sebagai jawaban, tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya dari Aeera. "Pak Alarich nipu yah? Mana ada tradisi aneh seperti ini," tuding Aeera pada Alarich. "Aku tidak pernah menipumu," jawab Alarich santai. Mata Aeera kembali menyipit. "Tidak pernah?" ucapnya bernada sindiran–pengingat pada pria ini jika Aeera telah ditipu sebanyak dua kali. Alarich berdecis geli, lucu dengan ekspresi Aeera yang menatapnya dengan raut muka sinis. Ah, yah! Bahkan ketika perempuan ini menunjukan raut muka kesal, dia tetap terlihat cantik di mata Alarich. "Cih, baiklah. Kau menang, Wife." Alarich berkata serak, ren
Perlahan Aeera membuka kelopak mata, dia mengintip situasi dan kondisi. Kemudian setelah itu membuka mata secara keseluruhan–setelah memastikan jika dirinya aman. "Akting-mu lumayan," komentar seorang dengan suara bariton, membuat Aeera reflek menoleh ke sumber suara tersebut. Aeera membelalakkan kaget, dia buru-buru duduk–merapikan pakaian kemudian memutar tubuh untuk menghadap Alarich. "Aku sungguh pingsan, Pak," ucap Aeera dengan nada rendah. "Cih." Alarich berdecis remeh, "bulu matamu tak berhenti bergerak."Aeera menatap horor ke arah Alarich, lalu dia mengerjab beberapa kali–menjauhkan pandangan dari Alarich, menunduk karena malu dengan kelakuannya sendiri. Berpura-pura pingsan hanya demi menghindari masalah tadi. Yah, itu yang Aeera lakukan. "A--aku memang pingsang. Aku lemas karena belum makan sia …-" Ucapan Aeera terhenti ketika menyadari jika bekalnya tak ada bersamanya, "kotak bekalku mana?" ucapnya kemudian, mencari kotak bekal di pangkuan serta sekitar sofa tempat ia