Share

Bab 20

Zidan perlahan membuka mata. Meski masih terasa berat, ia terus berusaha untuk bangun dari pingsannya. Obat penenang yang disuntikkan padanya tadi cukup membuatnya tidak sadarkan diri untuk beberapa waktu.

Kejadian ini bukan baru terjadi sekali atau dua kali, tetapi sudah sering semenjak dirinya dinyatakan depresi walaupun bukan sungguhan. Kepalanya sungguh terasa berat. Sambil mencoba duduk, ia memegangi kepalanya.

Matanya memicing melihat keadaan kamarnya telah rapi. Tidak ada barang-barang yang berceceran, kaca pecah, semuanya sudah tertata rapi. Bahkan ayahnya selalu siap sedia mengganti kaca lemari yang ia pecahkan dengan cepat, seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

"Cih ... lagi-lagi seperti ini. Aku sudah muak," decih Zidan.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status