Share

3. Kehancuran Sehari

Booommm!

Ledakan energi terjadi dan tak bisa dihindari. Pemuda itu memajukan kedua tangannya dan menyilangkannya di depannya, dia menahan pukulan dahsyat dari Drapuda, ketua Perguruan Singa Hitam itu dengan tanpa pelindung apapun kecuali kedua tangannya.

Pemuda itu terpental cukup jauh hingga hampir mengenai para murid namun mereka semua dapat menghindar. Pemuda itu terpental dan menghantam tembok punggungnya. Tembok itu bahkan retak karena membentur punggungnya tersebut. Pemuda itu terjaduh duduk sambil tetap menyilangkan kedua tangannya ke depan.

Pemuda itu terduduk berjongkok setelah membentu tembok. Masih belum bergerak dan masih diam. Para murid semakin yakin kemenangan akan mudah diraih oleh ketua perguruan, pemuda itu pasti hancur.

”Baiklah pemuda, aku akui kau punya trik. Tapi, pengalaman bertarungmu masihlah kurang. Sebelum kuhancurkan tulang-tulangmu, sebutkan namamu!”

Perlahan, pemuda itu mulai bisa bergerak sedikit. Dia bangkit dan berdiri perlahan kembali dan membuka wajahnya yang terlihat ada debu yang menempel di sekitar wajahnya. Tangannya perlahan menurun. Drapuda cukup terkejut juga karena pukulannya tadi sudah cukup kuat seharusnya untuk menghancurkan pemuda itu.

Pemuda itu berdiri tegak, ”Wahai Drapuda, ingatlah namaku. Aji Bagaskara! Jika kau sudah berhasil mengingatnya. Maka, aku akan tenang membubarkan perguruan Singa Hitammu!” Pemuda bernama Aji itu mengepalkan tinju kanannya dan memasang kuda-kuda lalu merangsek ke depan dengan energi yang besar.

Drapuda agak kaget, setelah terkena serangan cukup besar darinya. Pemuda itu malah menyerang dengan energi yang meluap-luap.

”Hiaattt!” Aji merangsek, pukulan tangan kanannya mengepal dan bertemu dengan pukulan Drapuda. Mereka benar-benar adu kekuatan pukulan dan juga benturan energi yang besar.

Splash!

Cahaya pecah! Mata yang melihat silau dibuatnya. Para murid menutupi mata mereka dengan apa saja yang bisa menutupi. Saat fragmen cahaya pudar dan mulai terlihat, Drapuda dan Aji sama-sama terpental dan mundur beberapa langkah.

Semua murid melihat dua orang itu terpental ke belakang, namun belum sempat memperhatikan selanjutnya, kedua orang itu bertarung dan benturan terjadi lagi. Kecepatan, kekuatan, presisi dan ketangkasan mereka saling menyerang dan ingin melumpukan. Serangan terus berganti dan mencari celah untuk mengalahkan. Mata biasa akan sulit mengikuti pola pertarungan mereka.

”Kupikir kamu hanya bisa membuat trik, tapi kemampuanmu lumayan Pemuda!”

Drapuda sempat terkesima pada Aji, namun kini dia merasa di atas angin, pengalaman dalam setiap pertarungan yang dialaminya menjadi bahan inti dari keyakinannya itu.

Drapuda melihat celah karena pemuda itu memang pintar menghindar, tapi saat Drapuda melakukan tendangan berputar. Aji menghindarinya dengan duduk, saat itulah celah tercipta. Drapuda belum menurunkan tendangan berputarnya itu namun kini kaki kirinya sudah menyusul serangan tiba-tiba dan menghentak menuju tubuh Aji.

Bug!

Benar saja, tendangan cukup keras dari kaki kiri Drapuda mengenai tubuh Aji yang tengah duduk menghindari serangan kaki kanan Drapuda. Aji terpelanting berputar dan terserat hingga lantai perguruan Singa Hitam pecah  dan Aji terseret ke belakang sekitar 5 meter dan pecahan lantai terlihat dari terseretnya tubuh Aji itu.

Aji tergeletak namun kepalanya segera terangkat, Aji pun bergerak perlahan dan duduk. Debu dan lantai yang pecah ada yang menempel di pundaknya. Aji mengipaskannya dengan jarinya dan debu dan kerikil bangunan berjatuhan.

”Menyerah saja anak muda! Akan kuberikan kau kematian tanpa rasa sakit. Ha.. ha... ha..”

Tawa Drapuda menggelegar, namun dalam tertawanya Drapuda pemuda bernama Aji itu bangkit lagi perlahan. Dia bangun dan berdiri tegak lagi menghadap Drapuda.

”Saatnya mati Bocah!” Drapuda menerjang, kedua kepalan tangannya dua-duanya mengarah ke belakang dan energi besar terkumpul jadi satu. Itu adalah jurus pamungkas Perguruan Singa Hitam, jurus yang menggunakan potensi energi yang sangat besar untuk melakukan serangan fatal.

Serangan Drapuda menyilang kesana kemari mencari celah Aji; kepala, perut, tubuh. Bagian manapun yang terlihat celah, Drapuda ingin mengakhir serangannya pada pemuda itu. Tendangan Drapuda menemui celah, kepala Aji terbuka setelah menghindari pukulan Drapuda.

Wuussshh! Braak!

Kini, Aji juga melakukan tendangan sehingga kedua tendangan itu beradu. Drapuda memfokuskan pada serangan pukulan tangan kanannya karena dia merasa Aji pasti baru saja menahan tendangan. Namun, Aji dapat mundur dan menghindari pukulan itu dan dia malah menyerang Drapuda dengan mendorong telapak tangan kanannya pada pipi Drapuda.

Drapuda mundur beberapa langkah karena pukul dari Aji cukup kuat. Sedikit nyeri pada pipinya, Drapuda semakin tidak sabar dan memasang kuda-kuda terbaik untuk menyelesaikan pertarungan itu.

”Berhentilah main Trik Bocah! Kau telah membuat lelaki tua ini marah!”

Kedua mata Drapuda seolah memancarkan sinar, dia sudah tak tahan dan meluruskan kedua kepalan tangannya ke bumi. Drapuda mengangkat kedua kepalan tangannya, kemudian tekanan luar biasa dapat di rasakan semua orang di sekitar mereka. Para murid memuji ketuanya karena itu adalah jurus pamungkas perguruan.

12 Langkah Penghancur!

Serangan Drapuda kini seperti booster, cepat dan kuat seolah kekuatannya meningkat 10 kali lipat dari biasanya. Semua murid beranggapan kalau pemuda itu akan berakhir sekarang.

Hiaatt!

Kecepatan tinggi, serangan yang sangat kuat. Mengarah dengan sangat dahsyat menuju kearah Aji. Sepersekian detik serangan dahsyat itu akan mengenai tubuh Aji.

Boommm! Trak!

Hembusan energi seperti hendak menerbangkan apapun di sekitarnya. Apa yang tejadi, semua orang memperhatikan kini setelah seperti ada awan energi dalam penglihatan mereka. Kini, semua bisa melihat kepalan tangan Drapuda ditahan dengan cengkeraman tangan kanan Aji. Serangan dahsyat itu benar-benar dihentikan begitu saja dengan menahannya. Apa-apaan orang itu?

Drapuda segera sadar, kemampuan pemuda itu tak main-main. Dia langsung mengarahkan pukulan tangan kirinya melesat kearah Aji. Kali ini pasti bisa dan kena, begitu pikir Drapuda.

Sayang, sangat cepat Aji menghindar seperti petir. Pukulan Drapuda mengenai tempat kosong karena Aji menyamping dengan cepat dan saat Drapuda ingin melanjutkan serangan mematikannya dadanya sepertinya terasa panas.

Benar! Itu adalah serangan Aji yang sudah memukulkan pukulannya kepada Drapuda. Pukulan itu seperti santai namun energinya cukup menerbangkan Drapuda dengan sangat kuat. Tubuh Drapuda membentur tembok dan tembok itu hancur berkeping-keping karena tertimpa tubuh Drapuda.

Pemuda itu, Aji Bagaskara berdiri tegak dan memandang tembok yang hancur setelah dihempaskan oleh tubuh Drapuda.

”Dengarlah semua murid dan guru perguruan Singa Hitam! Mulai hari ini, tidak ada lagi perguruan Singa Hitam! Kalian semua tidak lagi menjadi bagian dari perguruan ini. Dan, jika ada yang tidak setuju, silakan maju dan akan aku habisi!”

Tak ada yang berani bersuara, Ketua mereka juga terlihat benar-benar roboh dan pingsan. Pukulan itu pasti sangat kuat!

Tak ada yang menyahut, tak ada yang berkata. Semua kaget kalau ketua mereka bisa dihancurkan dengan mudah. Aji pun tersenyum pada mereka semua dan pergi menaiki undakan menuju luar perguruan. Dia terus berjalan dan semua orang memperhatikannya, lalu, hilang dalam pandangan.

Sejak saat itu, Perguruan Singa Hitam benar-benar terhapus dari sejarah dunia persilatan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status