Share

Sun ji sang petapa

Tiba tiba langit memunculkan garis garis berwarna kuning yang disusul dengan suara gemuruh menyebabkan telinga berdengung, setelah dia berjanji seperti itu.

Lin qi mulai menempa ilmu berpedangnya, hari demi hari pemuda itu mengayunkan pedangnya sendiri didesa yang tak berpenghuni. Aura kesepian yang menyergapinya, tidak pernah mampu untuk membuatnya menyerah, dan tidak lepas dari itu wajah Lin qi juga dipenuhi cairan asin menetes dari pelipis matanya lalu jatuh ketanah.

Ada juga luka badan yang terus tercipta menandakan dia sangat bersungguh sungguh melakukan latihan. Pada saat merasa ilmunya tidak ada perkembangan, Lin qi bersiap untuk pergi kegunung Gufi yang bertempatan disebelah selatan desa Linqia. Untuk menemui seorang petapa yang dirumorkan sangat kuat.

Selang beberapa jam dia sampai dibawah gunung Gufi, tidak mau basa basi Lin qi segera memanjat gunung Gufi dengan badan yang penuh luka memar itu.

[Gunung gufi adalah gunung tertinggi didataran the library.]

Akan tetapi Pada saat Lin qi hampir mencapai puncak, naasnya dia diserang oleh monster yang bernama Ponix fire, monster itu berbentuk seperti raja wali akan tetapi sekujur tubuhnya diselemuti api.

Lin qi bersiap untuk menarik pedang untuk melawan monster yang akan tiba sebentar lagi. dia berusaha sekuat tenaga untuk mencengkram bebatuan yang licin, sambil memijak bebatuan yang ada dikakinya.

Dia melakukan tekanan dibebatuan yang ada dikakinya, Lin qi berhasil naik satu langkah dan dia terus menerus melakukan hal tersebut, akan tetapi setelah cukup lama melakukan hal itu, dia merasa tidak ada yang berubah.

Sehingga hal itu membuatnya menyadari bahwa cara yang dilakukannya tidak begitu efektif. Dia segera merobek bajunya lalu membuat tali dari kain, setelah tali tercipta dia segera melumuri tali tersebut dengan cairan anti api, yang dia persiapkan sebelum memanjat gunung Gufi.

Tidak lama setelah monster ponix fire mendekatinya, pemuda itu melemparkan tali kekaki Ponix fire. Setelah tali itu terkait dikaki ponix fire dengan sekuat tenaga Lin qi menarik Ponix fire hingga tubuh monster itu terbentur ditebing.

Tidak mau melewatkan kesempatan yang bagus Lin qi pun segera menebas kepala milik monster tersebut, sehingga monster yang menyerangnya mati seketika.

Akan tetetapi Karena cengkeraman yang diberikan oleh Lin qi sangat lemah dan gaya gravitasi semakin berat, membuatnya terpeleset dalam situasi tersebut Lin qi sudah pasrah akan nyawanya.

Dalam rasa putus asa yang sangat besar tiba tiba Sorang pria tua menyelamatkannya dia berjalan dilangit langit, dengan menggunakan udara sebagai alat pijakan.

Dia seperti gelembung yang terombang abing dikarenakan hembusan udara tidak terlihat. Setelah pria tua itu berhasil menggapai pergelangan tangan Lin qi, tanpa perasan dia melemparkan tubuh Lin qi keatas gunung.

Selang beberapa saat kemudian peria tua itu terbang keatas menyusul Lin qi yang berhasil selamat."Whaha... Kau sangat nekat sekali bocah, melawan ponix fire dengan posisi seperti tadi, akan tetapi aku sangat memuji keberanianmu itu." ucap pria tua yang berumur sekitar 85 tahun sambil memegang tongkat kecil untuk menompang tubuh tuanya.

Disaat yang sama pria tua itu tertawa bahagia karena hanya Lin qi yang mampu memanjat gunung Gufi, dia saat ini tidak mengira bahwa akan tiba dimana dia akan melepaskan kebosanan yang terus menghantuinya.

"Siapa kau? Kekuatan macam apa tadi kau seperti terbang," dengan raut wajah terkejut, Lin qi berniat melanjutkan untuk berbicara lagi. Setelah dia menenangkan nafasnya mulutnya mulai terbuka lagi. "Terimakasih atas bantuannya kakek, oh iya apakah kau tahu petapa yang tinggal digunung ini?"

Pria tua itu memperhatikan Lin qi dengan tatapan kosong karena dia mendengar suara yang terlalu cepat, sehingga membuat otaknya tidak bisa mengikuti alur pembicaraan, pria tua itu memukul kepala Lin qi dengan tongkatnya.

"Kau itu berbicara atau berkumur, kalau kau mau aku untuk menjawab pertanyaanmu. tolong tanyakan satu satu aku ini sudah tua dasar pemuda bodoh." Tentu saja Sun ji saat ini hanya bercanda saja.

Lin qi yang merasa tidak salah itu pun marah lalu berkata, "Kau mau bertarung ya kek seenaknya saja memukul kepalaku tanpa ada perasaan bersalah sedikit pun."

Selang beberapa detik terjadi perdebatan antara mereka berdua dan tidak lama kemudian pria tua itu mulai memperkenalkan dirinya.

"Perkenalkan namaku Sun Ji, aku lah petapa yang kau cari soal kekuatanku tadi aku hanya memanfaatkan udara sebagai pijakan. Apakah kau tau tingkatan molekul jika kau berhasil mengurangi berat badan ketingkat itu, kau bisa memijak udara sepertiku. oh iya kau mau apa mencariku," Tanya Sun Ji dengan raut wajah mengkerut. mungkin dia sedikit binggung dengan kedatangan Lin qi yang sangat lah tiba tiba.

Pada saat ini dia juga ingin tahu apa yang diinginkan oleh pemuda itu, sampai sampai nekat memanjat gunung Gufi yang tidak pantas untuk di panjat oleh siapapun.

"Benarkah apa yang kau ucapkan barusan." suara Lin qi sangat keras seperti orang yang terkejut, "Kalau begitu bolehkah aku berguru denganmu," ucapnya sambil menekuk kedua lututnya.

Sun Ji pun tersenyum kecil lalu berkata, "Tidak mau ah, kau kira mengajar itu mudah seperti membalikan telapak tangan," dia pun berbalik untuk bersiap meninggalkankan Lin qi.

Sebelum Sun Ji melangkahkan kakinya, Lin qi yang saat itu sedang melakukan gerakan memohon berteriak, "kalau begitu aku tidak akan meninggalkan tempat ini."

Sun Ji pun memutar badannya kearah Lin qi setelah dia mendengarkan teriakan Lin qi, "Haa..kau kira aku peduli asal kau tahu saja jika kau bunuh diri didepanku saja, aku tidak akan pernah masalah," ucap Sun ji. Dia sekarang benar benar meninggalkan Lin qi, akan tetapi saat itu Sun ji hanya ingin menguji tekad Lin qi untuk menjadi lebih kuat.

Lin qi pun mengepalkan tangannya kearah langit sambil berkata "Aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan hatimu kakek."

Dia mulai berlatih sendiri diatas gunung Gufi, hari demi hari dia berlatih sangat keras walaupun para monster terus menerus menyerangnya.

Lin qi tetap melakukan latihan yang berat tersebut, dua Minggu kemudian perbekalannya habis dia berniat untuk turun gunung. Akan tetapi Lin qi mengurungkan niatnya karena dia ingin bersungguh sungguh berlatih, sehingga rasa haus dan lapar tidak membuatnya menyerah sedikit pun.

Akan tetapi setelah satu bulan lamanya berlatih diatas gunung gufi dia merasakan kelaparan. karena Lin qi hanya manusia biasa yang tidak akan bisa menahan rasa lapar yang terlalu lama, "Ah sial kalau begini terus bisa bisa aku mati." dia pun memberanikan diri untuk memakan daging monster yang telah menjadi bangkai.

"Sial rasanya seperti daging busuk tetapi ini lebih baik dari pada aku mati." Lin qi pun terus memaksakan mulutnya untuk memakan daging itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status