Share

Mediasi

"Mir, lu gak papa?" tanya Tiara memegang aku.

"Gak papa, Ra. Kamu gak papa?"

"Aman. Cuman agak syok. Untung jantung gua gak loncat. Lu kenapa sih, malah ngelamun. Untung aja bawa mobilnya gak ngebut. Jadi, pas ngerem gak parah banget nabrak pohonnya."

"Hehehe, maaf, Ra."

"Malah cengengesan. Ayok, keluar. Kita cek mobilnya. Eh, dahi lu berdarah."

Tiara panik. Begitu pula denganku. Baru aku sadari kalau keningku tepatnya bagian di atas alis, meneteskan darah. Kami segera keluar mobil.

Mobilku penyok di bagian depan. Beberapa warga mengeubungi kami. Menanyakan keadaan kami.

"Telepon siapa, Ra?"

"Bumi. Biar lu dibawa ke dokter."

Aku hanya mengangguk. Tak membantah. Kami memang butuh bantuan orang terdekat untuk mengantar ke rumah sakit dan mengurus mobilku.

Beberapa menit kemudian, mobil bumi menghampiri kami. Aku dan Tiara yang sedang duduk di warung, berdiri menghampiri. Tadi, pemilik warung memberi kami minum gratis. Katanya, untuk menenangkan diri karena insiden tadi.

"Mir, kening
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status