Share

Bab 7

Terhina, itu yang dirasakan Marwa saat ini jika terbukti Galih membelikan kakaknya mobil. Bahkan, ia merasa terluka membayangkan suaminya membatasi setiap keuangan dengan alasan berhemat untuk membeli rumah. Nyatanya, justru suaminya dengan mudah mengeluarkan uang banyak untuk kakaknya.

Perempuan yang matanya mulai berembun itu tidak masalah jika Galih memberikan hadiah atau membantu keluarganya, tetapi ia hanya berharap perlakuannya seimbang dan tidak membuat kesehariannya tercekik dengan jatah bulanan yang minim.

"Ayo Marwa, kamu pasti bisa!" Semangatnya untuk diri sendiri.

"Kamu bisa menghasilkan uang sendiri!" Gumamnya menyakinkan diri.

"Kamu dan anakmu berhak bahagia, Marwa!" tekadnya.

"Fokus ke depan, jangan pikirkan yang lain!"

Hembusan napas dilepaskannya perlahan. Bukan saatnya untuk meratapi nasib, tetapi waktunya segera bangkit. Setelah menidurkan Arum di kamar, Marwa menghangatkan baso yang tadi dibawa pulang. Nafsu makannya menghilang ketika tadi di tukang baso ia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status