Share

Bab 10

[Durhaka Kau, Marwa! Pergi keluar rumah tanpa izin suami!]

Satu pesan terbaca yang dikirim Galih. Marwa menatap nanar ponsel yang masih menyala. Sesak di hatinya semakin bertambah. Kesedihan berbalut luka ditambah rasa bersalah yang menggelayut di dada. Suaminya sangat tidak peka.

Pukul dua belas malam. Suasana di rumah duka tidak terlalu ramai, beberapa tetangga memutuskan pulang. Pagi nanti mereka akan kembali. Tinggallah hanya keluarga yang menunggui di rumah tiga petak yang dihuni ayah dan adiknya.

Marwa duduk di samping pembaringan sang Ayah. Tubuhnya tersentak ketika teringat belum mengabari sang suami. Segera, ia mengambil ponsel, ingin mengabarkan tentang ayahnya yang telah berpulang. Namun, sebuah pesan dengan sebaris kata itu membuat tubuhnya menegang. Kenapa pula Galih harus marah? Padahal suaminya yang mengingkari janji. Ia pun sadar telah melakukan kesalahan. Setidaknya, cobalah Galih bertanya, bukan menghakimi. Akhirnya, Marwa mengabaikan pesan itu. Tak dibalas dan mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status