Share

08. Morning Kiss

Heris melajukan mobilnya menembus jalan di Kota Jakarta yang sangat ramai. Berulang kali ia menekan klakson, namun tidak kunjung membuat pengendara lain menyingkir. Ia memukul kemudi diiringi decakan pelan.

"Kalau begini, kapan aku sampai di kantor?!"

Tiba-tiba saja sebuah panggilan masuk ke ponselnya. Ia mendesis pelan, lalu menarik napas dan mengembuskannya secara perlahan. Setelah itu barulah ia menjawabnya.

"Ada apa lagi, Aleya?" katanya dengan suara lembut.

"Kamu lupa bawa tas kerja, Sayang."

Heris mengerjapkan matanya beberapa kali. "A-apa?"

"Tas kerja."

"Bukan, bukan itu! Kamu memanggilku apa?"

"Heris."

Heris mengusap wajahnya dengan kasar. "Buk—ah sudahlah. Apa kamu bisa mengantar tas kerjaku?"

"Bisa, tapi mungkin sedikit terlambat. Soalnya aku harus mengantar Hamdan ke sekolah," sahut Aleya.

"Gak masalah. Hubungi aku kalau sudah mau pergi ke kantor."

Setelah itu Heris mengakhiri panggilan bersamaan dengan jalan yang mulai lengang. Kini ia bisa melajukan mobilnya ke arah OBBY
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status