Share

2. Pimpinan Baru

Hey, Anna! Kau melamun?” seru Elise memanggil Joanna yang sedari terlihat termenung.

Maaf, Lis. Ada apa?” sahut Joanna yang masih sedikit linglung. Dia masih memiikirkan ujian yang baru

saja dilakukannya.

Kamu khawatir ujianmu tidak lolos lagi? Ayolah, jangan pesimis dulu.” Elise adalah teman yang selalu memberinya semangat

jika dia sedang sedih.

Joanna hanya menggeleng sambil tersenyum lalu kembali ke pekerjaannya sebagai sekretaris umum. Salah satu hal yang

membuatnya mengikuti ujian sertifikasi adalah agar dia bisa ditugaskan menjadi sekretaris dengan jabatan yang lebih tinggi dan tentunya mendapatkan gaji yang lebih besar. Tidak seperti sekarang, wanita

itu masih berpindah-pindah bagian sesuai posisi yang kosong.

Kemudian, Joanna teringat akan mobilnya yang entah bagaimana nasibnya. Saking terburu-burunya dia

lupa tidak meminta kartu nama pria itu. Meski dia yang sudah memberikan kartu nama dan nomor

ponselnya, tetapi Joanna harus menunggu pria itu mengirim pesan kepadanya lebih dulu.

Joanna tidak bisa mengambil kredit lagi untuk membeli mobil. Mobil yang dimilikinya saat ini adalah mobil bekas yang dia beli

dari bengkel temannya dengan harga murah. Gajinya dari pekerjaan ini hanya cukup untuk kebutuhan

sehari-hari dan transportasinya ke kantor.

Aku tidak melihat mobilmu hari ini,” celetuk Elise tiba-tiba.

Ya, pagi ini tiba-tiba mobil itu berhenti di jalan dan untungnya orang yang mau membantu dan mengantarku sampai kantor,” ceritanya

pada Elise. Joanna tidak ingin menyebutkan tentang Lionel kepada temannya itu.

Namun, untuk kali ini, Joanna akan berterima kasih karena pria itu telah menolongnya. Berkatnya dia bisa tiba dan

menyelesaikan ujiannya tepat waktu.

Lantas wanita itu beralih ke pekerjaannya agar tidak ada tumpukan

dokumen di atas mejanya.

Anna, nanti pulang bersamaku aja daripada kamu naik taksi. Ongkosnya bisa kamu simpan,” tawar Elise

seperti biasa jika mobil Joanna sedang bermasalah.

Wanita itu terharu dengan tawaran temannya apalagi saat ini sudah mendekati jam pulang. Joanna tersenyum dan berterima kasih atas bantuan Elise. Segera dia mengemasi bawaannya, agar bisa tepat waktu pulang mengingat Joanna sudah menjanjikan pulang lebih awal

kepada keluarganya di rumah.

Keesokan harinya, Joanna terpaksa pergi ke kantor naik taksi. Dia masih belum mendengar kabar

apapun dari Lionel sehingga dia tidak tahu bagaimana kondisi mobilnya saat ini. Wanita itu cemas menatap ponselnya. Hingga waktu makan siang tiba tetap tidak ada notifikasi pesan dari pria itu.

"Hhhhh," desahnya lelah. "Ya, sudahlah, pasrah saja."

Saat kembali dari makan siang di luar kantor, Joanna tidak sengaja melihat sosok dua pria sedang berjalan

keluar dari lobi gedung perusahaannya. Salah satunya adalah pria yang menolongnya kemarin.

Lionel!” teriak Joanna memanggil pria itu.

Hai, Jo. Ada apa?” sapa Lionel yang tersenyum tanpa rasa bersalah. Wanita itu mendekat ke tempat pria

penolong itu berdiri.

Aku menunggu pesanmu seharian kemarin. Sekarang bagaimana mobilku?” ketus Joanna yang menatap

curiga karena Lionel ada di sekitar kantornya. Padahal jika menyangkut masalah mobil kan dia cukup mengirim pesan kepadanya.

Aku berada di sini untuk menemuimu. Mobilmu sekarang ada di Autodito Car,” jawab Lionel sambil

memperhatikan raut wajah Joanna. “Asistenku mengatakan mobilmu sudah masuk proses perbaikan, tetapi masih harus menunggu sekitar satu atau dua minggu.”

Joanna mendelik mendengar nama bengkel itu. Bengkel itu merupakan bengkel terkenal di Springham dan

paling mahal.

Cobaan apalagi ini, Tuhan? Dapat uang dari mana aku untuk membayar,’ keluh Joanna dalam hati.

Hah. Dua minggu?” Joanna menarik napas dalam-dalam dan mengerjapkan mata indahnya menghilangkan

rasa panik yang mulai menyerangnya. “Lalu, dengan apa aku harus pergi ke kantor?” gumamnya pada dirinya sendiri.

Gumaman itu terdengar

oleh telinga Lionel dan pria di sampingnya.

Maaf, Nona. Alasannya karena sparepart mobil yang Nona miliki itu sulit sekali diperoleh, sehingga pihak bengkel harus memesan dari luar kota,” terang pria bernama Jeff itu, asisten Lionel yang mengurusi mobil Joanna.

Joanna hanya menatap kosong setelah mendengar penjelasan Jeff. Ia begitu cemas. Pikirannya sibuk memikirkan cara untuk membayar biaya reparasi mobilnya. Ia harus memastikan semuanya, dan mencari cara untuk melunasinya.

Kalo begitu, boleh aku lihat nota mobilnya?” tanya Joanna pelan. Dia sudah tidak bersemangat karena

pastinya ini akan menambah pengeluarannya.

Untuk biayanya tidak perlu kamu pikirkan karena semuanya telah dibayar oleh Jeff, agar segera

diprioritaskan perbaikannya,” sahut Lionel menjawab lebih dulu sebelum asistennya. Sedari tadi pria

itu memperhatikan perubahan ekspresi Joanna.

Tidak, jangan begitu. Aku akan mengganti uangmu,tegas Joanna, tidak ingin berutang budi kepada siapapun. Wanita itu melirik arlojinya. “Tolong kirimkan aku notanya

karena aku sudah terlambat untuk masuk kerja.” Lalu wanita berparas cantik iu bergegas kembali ke kantor.

Lionel menatap kepergian Joanna, dia tersenyum kecil.

Diajaknya Jeff untuk meninggalkan gedung

perkantoran itu, dan kembali ke kamar hotelnya. Ternyata, wanita itu masih seperti yang dulu, bersikap mandiri tanpa menunggu bantuan orang lain.

Sore harinya, sudah melebihi jam kantor, Joanna baru bisa pulang, karena ada sedikit laporan yang harus diselesaikan

hari itu juga. Saat tiba di bawah, dia terkejut melihat seorang pria jangkung berdiri di sebelah sebuah mobil. Wanita itu

meyakinkan diri jika pria tersebut adalah Lionel, dan dalam hati Joanna mulai berpikir yang tidak-tidak terhadap pria itu.

Seketika Lionel tertawa melihat ekspresi panik yang tergambar di wajah Joanna. Wanita itu

membelalakkan mata ketika pria itu berjalan menuju tempatnya.

Kamu sedang apa di sini?” tanya Joanna yang menghampiri Lionel lebih dulu dan menarik pria itu untuk

menjauh dari gedung kantornya.

Aku datang untuk menjemputmu, karena kamu tadi bilang bahwa kamu bingung akan pulang dan berangkat kerja dengan apa.

Sekarang aku di sini bisa membantumu,” papar Lionel sambil tersenyum saat melihat respon yang diberikan wanita itu.

Oke," jawab Joanna setelah berpikir beberapa saat.

"Tapi kumohon ini hanya untuk kali ini saja,” pinta Joanna dengan sungguh-sungguh. Lionel mengangguk dan bergegas membawa mobilnya untuk mengantar wanita itu pulang.

Joanna berpikir untuk turun di tempat yang masih berjarak agar Lionel tidak mengetahui posisi pasti

rumahnya. Jujur, dia tidak sanggup jika rahasia yang selama tujuh tahun ini disimpannya akan diketahui oleh Lionel.

Tak lama,

wanita cantik itu turun di salah satu sudut perempatan jalan, dan berjalan menuju tempat tinggalnya.

Dalam hati Joanna bertekad untuk segera membatasi interaksinya dengan Lionel, agar pria itu tidak lagi menyakiti hatinya.

Joanna tidak ingin mengulang kembali apa yang terjadi kepadanya yang disebabkan oleh kesalahan mereka

berdua. Memang dia juga harus berterima kasih karena ia telah mendapatkan keluarganya yang lain.

Di hari berikutnya suasana di kantornya sudah ramai ketika Joanna tiba di lantai tempat dia bekerja. Seorang manajer

memberi perintah kepada semua orang untuk berkumpul di aula lantai satu karena akan ada pengumuman.

Selamat pagi, semuanya," sapa manajer itu.

"Maafkan, saya terpaksa meminta kalian untuk berkumpul di sini. Sebelumnya, saya

ingin menyampaikan kabar buruk bahwa pimpinan kita Bapak Franklin Tanner saat ini sedang dalam kondisi kesehatan yang tidak baik, dan berada di rumah sakit."

Terdengar kasak-kusuk dari para karyawan yang berkumpul.

"Saya ingin mengajak kalian untuk berdoa sebentar untuk kesembuhan beliau," imbuh sang manajer.

"Untuk

sementara posisi Bapak Franklin Tanner akan digantikan oleh sang putra.”

Orang-orang semakin riuh, sementara Joanna mulai cemas. Ia mendapatkan firasat yang kurang baik.

Mari kita sambut pimpinan baru kita,” teriak pria di atas panggung itu. Mata Joanna melotot ketika satu nama disebutkan, Tuan Lionel James Tanner!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status