Para generasi muda tiba-tiba sudah berada di kuburan pedang langit setelah memasuki cahaya spiritual. Mereka hanya mempunyai waktu selama empat jam sebelum kembali lagi di area gunung naga.
Para generasi muda itu langsung melesat ke berbagai penjuru untuk mencari sumberdaya. Tian Ling juga melesat, namun dia mencari tuan muda klan tian yang selama ini selalu menindasnya.Dengan persepsi dan instingnya, Tian Ling dengan cepat menemukan Tian Hu, Tian Fei dan enam tuan muda lain dari klan tian yang selalu menindasnya. “Akhirnya aku menemukan kalian,” ujarnya.Tian Hu, Tian Fei dan lainnya langsung bersikap waspada.“Siapa kamu?” tanya Tian Hu.“Hahaha … apa kamu tidak mengenaliku?”“Aku tidak mengenalimu dan tidak ada urusannya denganmu. Enyah dari sini atau aku akan membunuhmu!” ancam Tian Hu.“Benar-benar sampah, apa kamu pikir dapat membunuhku dengan mudah?” ledek Tian Ling.“Kurang ajar.” Tian Hu berlari ke arah Tian Ling kemudian melompat ke udara. “Rasakan ini! Tendangan Elang Hitam.”Gerakan Tian Hu sangat cepat, dia merasa pemuda bercadar di hadapannya akan segera sekarat terkena teknik tendangannya yang mematikan. Namun, Tian Ling hanya menggeser tubuhnya untuk menghindari serangan Tian Hu, kemudian memegangi kakinya.Tian Ling memutar tubuhnya dan melemparkan Tian Hu ke udara. Tian Hupun terlempar beberapa meter dan terjatuh ke tanah. Namun, Tian Hu langsung bangkit dan melesat ke udara kemudian menjatuhkan tubuhnya ke arah Tian Ling. “Tendangan Elang Kematian.”“Teknik rendahan milikmu tidak akan melukaiku sedikitpun,” ejek Tian Ling sambil menghindar dari serangan Tian Hu sehingga tendangan Tian Hu hanya mengenai tanah.Baru saja Tian Hu tersadar dari keterkejutannya, Tian Ling tiba-tiba sudah berada di hadapannya dan langsung meninju titik vitalnya dengan sangat keras.Tian Hu terpental beberapa meter dan mengeluarkan banyak darah segar dari mulutnya. Dia terdiam terpaku merasakan sakit yang amat sangat dan tidak dapat menggerakkan tubuhnya. “Si … si … siapa kamu?”“Aku Tian Ling,” balas Tian Ling kemudian langsung berlari ke arah Tian Hu yang mematung.BammmBammmBammmTian Ling kembali meninju titik vital di perut dan dada Tian Hu, membuatnya terpental beberapa kali sampai akhirnya dia terkapar di tanah dan menghembuskan nafas terakhirnya.Tian Fei dan enam tuan muda lainnya tidak percaya melihat Tian Ling membunuh Tian Hu dengan sangat cepat. Mereka bahkan tidak memiliki waktu untuk menyelamatkannya dari kematian. Mereka kemudian langsung mengepung Tian Ling dari berbagai sisi.“Bajingan, berani sekali kamu membunuh putra patriark klan kami.” Para tuan muda klan tian itu terlihat sangat geram kepada Tian Ling.“Memang apa yang perlu aku takutkan? Sampah tidak berguna sepertinya pantas untuk mati.” ejek Tian Ling.“Siapa kamu sebenarnya?” tanya Tian Fei.“Kenapa kamu masih bertanya? Aku Tian Ling.”“Aku tidak percaya, bagaimana mungkin sampah seperti Tian Ling dapat membunuh tuan muda Hu,” ucap Tian Fei.“Percaya ataupun tidak, aku akan segera membuat kalian menyusulnya ke neraka.”“Kurang ajar, Serangggg!” perintah Tian Fei.Tian Fei dan enam tuan muda lain langsung melesat untuk menyerang Tian Ling. Namun, gerakan mereka sangat lambat di mata Tian Ling dan penuh dengan kekurangan sehingga Tian Ling dapat dengan mudah menghindari serangan mereka dengan gerakannya yang sangat lincah.BammmBammmBammmTian Ling meninju satu persatu tuan muda klan tian tepat di titik vital mereka hingga mereka mengeluarkan darah segar.Tian Fei dan enam tuan muda lainnya merasa organ dalamnya hancur berkeping-keping, mereka tidak dapat bergerak dan hanya merasakan sakit yang teramat sangat.“Tinju Dewa, Kematian Tragis.”BammmBammmBammmTian Ling kembali meninju satu demi satu tuan muda klan tian yang berdiri mematung, Tian Fei dan tuan muda lainpun tewas seketika terkena tinju Tian Ling yang sangat mematikan.Para generasi muda yang kebetulan melewati area itu bergidig ketakutan melihat Tian Ling membunuh delapan pemuda di tingkatan pelatihan qi dengan sangat mudah. Mereka memilih pergi dari tempat itu tanpa mempedulikan mayat-mayat para tuan muda klan tian yang bergeletakan.Tian Ling kemudian berjalan santai di area kuburan pedang langit sambil menunggu empat jam berlalu. Dia melihat beberapa pemuda yang bertarung memperebutkan sumberdaya yang mereka temukan, namun Tian Ling membiarkannya dengan acuh karena sumberdaya yang mereka rebutkan tidak berguna di matanya.Kuburan pedang langit menyimpan sangat banyak herbal, pusaka, gulungan teknik dan sumberdaya lainnya yang sangat berharga bagi para generasi muda kota lentera. Namun, Tian Ling belum melihat satupun sumberdaya yang membuatnya tertarik.Tian Ling terus melangkah menyusuri kuburan pedang langit sampai akhirnya dia melihat sebuah pohon yang membuatnya tertarik. “Bukankah itu pohon embun hitam?”Pohon embun hitam tidak diperhatikan para generasi muda kota lentera karena mereka hanya menganggapnya pohon biasa, namun tidak begitu bagi Tian Ling yang menganggap pohon embun hitam cukup berharga. Di dalam pohon embun hitam, tersimpan sebuah pil yang terbentuk secara alami yang sangat berguna bagi para kultivator. Semakin tua usia pohon, semakin tinggi tingkatan pil yang dihasilkan. Tanpa banyak berkata, Tian Ling langsung meninju beberapa kali batang pohon embun hitam. Duarrr Setelah tinju keseratus, Tian Ling berhasil menghancurkan batang pohon embun hitam hingga membuat suara ledakan yang cukup nyaring di telinga. Dari batang pohon itu, keluar sebuah pil yang melayang di udara. Tian Lingpun langsung mengambil pil itu dan menyimpannya di dalam kantong penyimpanan. “Ini adalah pil embun hitam. Pil ini mungkin berguna untuk kultivasiku.” Tian Ling mencari pohon embun hitam lainnya, namun tidak menemukannya karena pohon embun hitam itu hanya satu-satunya yang ada di kuburan ped
Para petinggi klan tian dan klan duan menengok ke kanan kiri mencari pemuda berjubah dan bercadar hitam, namun mereka tidak menemukannya karena Tian Ling sudah pergi dari area itu, tidak ada satupun yang menyadari kepergiannya. Para petinggi klan tian dan klan duan terus menekan para generasi muda untuk melampiaskan kekesalan mereka, namun praktisi dari kediaman walikota menghentikan tindakan mereka. Merekapun hanya bisa menelan pil pahit kehilangan beberapa tuan muda dari klan mereka tanpa bisa membalaskan dendam. Tian Ling sudah berganti pakaian dan dia melesat sangat cepat ke sisi lain gunung naga, dia melompat dari satu dahan pohon ke dahan pohon lainnya. Kecepatannya tidak bisa diremehkan karena langkahnya menggunakan teknik meringankan tubuh yang sering digunakan oleh para dewa. Saat malam akan tiba, Tian Ling melihat sebuah desa, dia berpikir untuk beristirahat disana sambil menyerap pil embun hitam yang dia dapatkan. Tian Ling berjalan santai di desa itu kemudian menemukan
“Aku tidak akan membiarkan kitab ini jatuh ke tangan kalian,” balas Wu Kong. Tiga pria bertopeng hitam mengerutkan alis menyadari Wu Kong telah pulih dari luka-lukanya, mereka merasa hal itu sangat mustahil karena Wu Kong terluka sangat parah dan terkena racun yang sangat mematikan . Namun, mereka tidak terlalu memikirkannya dan langsung melesat ke arah Wu Kong untuk menyerangnya. Tranggg .. Tranggg .. Tranggg Pertarungan sengitpun terjadi antara Wu Kong melawan tiga pria bertopeng hitam. Wu Kong menggunakan pisau setengah bundar di kedua tangannya, sementara tiga pria bertopeng hitam menggunakan saber. Tian Ling menyelamatkan orang-orang yang ada di penginapan yang terkena puing-puing bangunan.”Pergilah dari sini!” dia menyuruh orang-orang itu agar menjauh dari area pertempuran. Tian Ling mengamati pertarungan dari jarak yang cukup aman, dia tidak berani ikut dalam pertempuran membantu Wu Kong. Dia mengetahui batas kekuatannya sendiri, dia bukanlah lawan dari ketiga pria bertopen
Tian Ling dan Wu Kong terus melesat dengan kecepatan tinggi, hanya saja Wu Kong harus menurunkan kecepatannya karena Tian Ling begitu lambat baginya yang sudah berada ditahap raja tingkat tinggi.Setelah beberapa waktu berlalu, Tian Ling dan Wu Kong sampai di sekte serigala putih.Penjaga gerbang sekte langsung membuka pintu gerbang melihat Wu Kong, mereka hanya bertanya-tanya dalam hati siapa pemuda yang bersama patriark mereka itu.Tian Ling mengikuti patriark memasuki sekte serigala putih. Bangunan-bangunan sekte terlihat sangat megah menjulang tinggi ke langit, namun Tian Ling bersikap biasa saja melihatnya. Bangunan-bangunan di alam dewa bahkan lebih megah dari bangunan termegah yang ada di alam fana.Tian Ling melihat murid-murid sekte berlalu lalang dengan binatang spirit serigala berwarna putih, ada pula yang sibuk berlatih dengan tetua yang menjadi guru mereka.Tian Ling terus melangkah mengikuti Wu Kong menuju kediamannya, dia tidak mempedulikan beberapa tetua dan murid sekt
Tian Ling kemudian pamit kepada Wu Kong untuk melanjutkan perjalanannya.Tian Ling melesat meninggalkan sekte serigala putih untuk mencari sebuah kota. Dia berniat membeli herbal di kota untuk diracik menjadi pil yang berguna untuknya.Setelah setengah hari melesat, Tian Ling sampai di sebuah kota yang keberadaannya paling dekat dengan sekte serigala putih. Kota itu merupakan kota kelas bawah yang bernama kota namsang.Di wilayah Kekaisaran Luo, sebuah kota memiliki semacam peringkat yang menunjukkan kekuasaan dan kehebatannya. Diantaranya adalah kota kelas bawah, kelas menengah dan kota kelas atas.Tian Ling memasuki kota namsang dan mendapati sebuah toko bernama toko fei yang memperjualbelikan sumberdaya.Tian Ling memasuki toko fei dan menemui seorang pelayan. “Aku menginginkan rumput api, kelopak bunga hitam dan ginseng darah.”“Aku akan mengambilnya.” Pelayan pergi ke gudang kemudian kembali lagi membawa herbal yang dibutuhkan oleh Tian Ling.“Berapa harganya?” tanya Tian Ling.“
Hiattt .. Ciattt .. Ciattt Tian Ling dan Xie Long kembali beradu tinju, namun Tian Ling terlihat hanya bisa bertahan. Teknik tinju Xie Long yang berada ditahap penggabungan qi puncak berhasil membuat Tian Ling terengah-engah dan terdesak. Bammm Xie Long berhasil meninju dada Tian Ling, membuat Tian Ling terpental tiga meter ke belakang dan mengeluarkan darah segar. Tian Ling menyeka darah yang keluar dari bibirnya, “Sial … kekuatannya cukup besar. Namun, aku pasti dapat mengalahkannya.” “Bocah, jangan bengong! Rasakan ini! Tinju Harimau.” Sebuah silet berbentuk kepala harimau yang besar muncul dari tinju Xie Long. Kepala sileut harimau itu melesat sangat cepat ke arah Tian Ling. Bammm Tian Ling menangkis dengan kedua tangannya, namun dia kembali terpental dan tubuhnya menghancurkan sebuah pohon besar. Tian Ling langsung bangkit, kemudian melesat ke arah Xie Long. “Tinju Dewa, Kematian Tragis.” Duarrr Ledakan cukup besar terjadi tatkala tinju Tian Ling dan Xie Long saling be
Pertarungan antara lima pengawal dengan sepuluh bandit beruang berlangsung sangat sengit. Kelima pengawal terlihat kualahan menghadapi sepuluh bandit itu, namun mereka terus bertahan untuk melindungi bangsawan yang ada di dalam kereta kuda. Trangg .. Trangg ..Trangg Bunyi peraduan pedang dan golok terus terjadi dan terdengar cukup nyaring di telinga. “Aku akan membantu kalian.” Tian Ling tiba-tiba muncul untuk membantu. Para pengawal melirik ke arah Tian Ling, mereka cukup kaget melihat Tian Ling yang tiba-tiba muncul ternyata masih sangat muda. “Bocah, apa kamu bodoh?” Pemimpin bandit memaki Tian Ling, dia merasa Tian Ling hanya mencari mati. Tian Ling tidak mempedulikan pemimpin bandit, dia mengeluarkan pedang langit. “Kekuatan yang berbicara.” Tian Ling langsung melesat, langkahnya sangat apik dengan penuh perhitungan. Saat para bandit menyerang dengan golok mereka, Tian Ling dengan mudah menangkis dan menghindar. Tian Ling kemudian menebas satu persatu kelompok bandit berua
Tian Ling kemudian mendaftar menjadi peserta turnamen. Setelah itu, dia mencari sebuah penginapan karena turnamen akan diselenggarakan keesokan harinya. Tian Ling memasuki beberapa penginapan, namun banyak penginapan yang sudah penuh oleh pengunjung. Tian Ling kembali memasuki sebuah penginapan dan menemui seorang pelayan. “Apa masih ada kamar kosong di penginapan ini?” “Kebetulan tuan, kamar di penginapan ini hanya tinggal satu,” balas pelayan. “Aku akan menginap selama tiga hari, berapa harganya?” “30 koin emas tuan.” Tian Ling memberikan 50 koin emas kepada pelayan. “Sisanya, aku menginginkan hidangan yang enak selama menginap disini.” “Baik tuan,” balas pelayan kemudian memberitahukan nomor kamar penginapan yang akan ditempati Tian Ling. Setelah memperoleh penginapan, Tian Ling memutuskan untuk melihat-lihat kota mentari. Tian Ling berjalan menyusuri kota sampai akhirnya melihat sebuah bangunan besar bertuliskan paviliun bulan sabit. Paviliun bulan sabit merupakan tempat