Share

Bab 9

Suasana sekolah kembali lengang. Murid-murid sudah pulang. Namun, aku begitu enggan beranjak dari kursi kelas empat ini. Masih duduk termangu, memikirkan rumah tanggaku.

Hari ini, jadwal Mas Gilang pulang. Entah ekspresi apa dan bagaimana nanti yang akan kutunjukkan. Bingung.

Meskipun jalan ini, aku yang memilihnya sendiri, namun jujur saja aku belum sepenuhnya bisa menerima dan memahami.

Tapi ...

Jika aku terus merasa tersakiti, bukankah aku justru lebih berdosa? Memaksakan sesuatu yang tak mampu kuterima? Mataku kembali berkaca-kaca mengingat semuanya.

Kudengar derap langkah ke luar dari ruang guru. Mungkin beberapa guru mulai meninggalkan sekolah.

"Aku kasihan lihat Bu Lina. Sejak suaminya menikah lagi, dia terlihat berbeda. Sering melamun sendirian di kelas saat anak-anak pulang. Kadang juga duduk aja di mushola sampai sekolah sepi."

Kudengar suara Bu Ika membicarakanku. Kuhela napas sesak.

"Lagian siapa suruh mau dimadu? Bu Lina sendiri yang memilih, kan? Kalau saya jadi di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
Duuhhh ceritanya memuakkan semuaa, selalu saja perempuan yg jadi korban tersakiti , klo perempuan mandiri punya prnghasilan sendiri gak bakalan mau dimadu ... apalagi mertua luknut kayak gini mahhh gak perlu dihargai ... intinya perempuan dibikin tolol dan bodoh sama kamu thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status