Share

Bab 10

Langit begitu gelap. Suara guruh terdengar riuh, sesekali menggelegar. Rintik hujan pun mulai datang mengguyur. Perlahan membasahi bumi. Aroma tanah yang khas ketika hujan mulai mengusik Indra penciuman. Aku menyukai itu. Merindukan damai dan tenangnya di tengah semilir angin yang sesekali menerpa wajah.

Kumainkan gemericik air yang turun dari langit dengan telapak tangan. Membiarkannya terpercik ke lengan dan baju yang kukenakan. Tak lupa menengadahkan tangan ke atas, menangkap air yang mulai deras mengguyur lalu membasuhkannya ke wajah. Sejuk dan dingin yang terasa berbeda. Lagi-lagi aku menyukainya.

Cukup lama aku di sini. Terdiam di sebuah gazebo taman belakang, ditemani secangkir teh hangat dan mi telur favoritku. Tak kupedulikan Mas Gilang yang sedari tadi duduk di bangku teras, menatapku. Tiba-tiba Maya datang membawakan nampan berisi dua cangkir dan camilan. Mungkin teh atau kopi. Entahlah.

Lalu, muncul ibu dari belakang. Bicara, entah apa. Aku pura-pura tak melihat. Menikma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
memuakkannnn ceritamu thor , perempuan selalu dibuat jadi orang bodohhhh ... masa jadi perempuan bodoh dan mau aja disakitiii, walaupun cuma cerita tapi jangan terlalu bodoh kayak gini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status