Share

78

Rasanya cukup nikmat dipijat gadis cantik ini. Begitu juga dengan Tirtasari yang nampak nyaman.

Para pemijat itu mirip dengan Chanthou dan Chantrea. Dari paras dan kelembutan tangannya, sepertinya bukan petarung seperti kedua putri itu. Mungkin memang seorang pemijat.

"Oh, nyaman sekali!" puji Tirtasari, "Lebih enak dari spa!"

"Terimakasih," jawab pemijatnya sedikit malu.

"Kalian mirip Chanthou dan Chantrea," komentarku, "Masih ada hubungan saudara?"

"Yah, kami adik mereka!" jawab pemijatku.

"Wah, benarkah?!" pekik Tirtasari.

"Tapi lain ibu!" jawab pemijatnya.

"Oh, begitu, pantas mirip! Kalian kembar juga?"

"Tidak, kami berdua juga lain ibu."

"Apa?!" balas Tirtasari tertegun dan menatapku, "Jadi ayah kalian punya berapa istri?!"

Kedua gadis itu hanya diam saja tersenyum. Sang nenek mengambil alih jawaban, "Dua belas!"

"Wow," komentar Tirtasari lagi-lagi memandangku, "Luar biasa!"

"Dia petarung terhebat di desa ini," lanjut si nenek, "Anak kepala desa sebelumnya. Pantas jika menda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status