Share

Bab 9. Simpati!

Jovan menyodorkan air putih. "Pelan-pelan!" seru Jovan.

Ayana mengatur nafasnya. "Huh huh huh. Tt-tiga miliar?" Ayana bergetar tak percaya.

"Ada apa, kenapa dengan nominal itu?" Jovan mengernyit.

Mata Ayana mulai berembun, teringat 50 juta sisa utangnya. "Tt-ti-tidak!" Ayana menggeleng.

"Katakan saja, kita akan mendengarnya!" sahut Vincent.

Ayana menunduk mengatur rasa hati. "Huhhh ...." Mengatur nafas. "A ... aku punya utang," lirihnya menunduk.

"Berapa? Kita siap bantu," sahut Robin.

"50 juta," lirih Ayana.

"Hanya itu, kenapa kamu takut?" Brox heran.

Ayana terisak. "Hikz hikz. Aku tidak bisa membayar."

"Aku pasti membantumu. Namun, aku ingin mendengar tentang alasan hutang itu." Jovan mencoba menggali informasi.

Ayana mendongak, dia menatap Jovan dengan mata sembab. "Tidak tahu," serak Ayana, dia menggeleng.

Jovan melepas nafas berat. "Jangan katakan jika belum bisa!"

"Ceritakan saja di mana rumahmu, dan orang tuamu. Apa mereka tidak mencarimu?" Vincent mengikuti alur pikiran Jovan.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status