Jentra Kenanga adalah salah seorang anggota perajurit khusus (Sandi/Mata-mata) Medang dan berpangkat panglima. Ia memiliki tugas dan misi khusus untuk mengawasi pergerakan Wangsa Sanjaya yang dianggap sebagai pemberontak oleh Maharaja Rakai Garung. Namun disamping itu, ia juga mengemban misi rahasia dari Mahamentri I Halu atau keluarga raja yang berasal dari wangsa Syailendra untuk menemukan mustika yang terletak di Puncak Udarati(Gunung Arjuna saat ini). Mustika ini konon memiliki kesaktian di dalam mengendalikan Chakramandala atau penguasaan atas semesta. Di dalam upayanya mencari mustika itu, Jentra yang ditemani Rukma (anak yang diselamatkannya saat banjir bandang) tidak hanya harus bertempur dengan para Raja yang menginginkan mustika itu. Ia juga dipertemukan kembali dengan Candrakanti, gadis yang pernah sangat dicintainya namun karena dendam yang mendalam atas kematian keluarganya, Jentra berusaha melupakan gadis itu. Namun ternyata ia tidak bisa menghapus gadis itu dari setiap perjalanan hidupnya yang rumit. Perseteruan untuk memperebutkan mustika itu juga menempatkan dirinya dan Candrakanti di dalam posisi yang saling bermusuhan, karena Candrakanti mendapatkan tugas khusus dari Maharaja sendiri. Akankah cinta mereka kembali bersatu? Dan siapakah yang akan memenangkan mustika Udarati? Mampukah Rukma meyakinkan Jentra untuk tidak hanya memperjuangkan mustika Udarati tetapi juga cintanya?
Lihat lebih banyakKerusuhan yang terjadi di Wanua Song telah memicu berbagai spekulasi politik yang luar biasa keras. Para pejabat Medang berwangsa Sanjaya mulai panik. Karena setelah mendengar laporan bahwa wanua Song dibakar habis oleh pembesar Walaing sendiri untuk menutupi kegagalan mereka melindungi Song dari keganasan perampok, Maharaja Rakai Garung mengambil tindakan dengan mengumumkan perang pada Walaing. Rencana Pangeran Balaputeradewa menguasai Walaing-pun tinggal selangkah lagi. Para Panglima perang termasuk Jentra diperintahkan untuk menenggelamkan Walaing dan menangkap seluruh pejabatnya. Serangan akan dilakukan fajar hari sebelum mereka siap menghadapi tentara Medang. "Kenapa kau begitu gelisah?" Tanya Jentra pada Rukma. "Entahlah, kakang. Aku hanya merasa ini tidak benar." Katanya. "Sudah kukatakan. Jangan menilai apapun dalam sebuah pusaran politik. Kita perajurit. Kita hanya menjalankan tugas." Kata Jentra menghibur Rukma yang terpukul dengan penghancuran wanua Song beberapa malam
Sriti kesal sekali karena Jentra tetap begitu keras kepala untuk bisa menikahi Candrakanti. Sementara ia yang rela berkorban apapun untuk Jentra hanya akan dianggap angin lalu dan ditinggalkan. Ia semakin marah saat rumor perkawinan Jantra dan Candrakanti sampai ke telinganya. "Kau sungguh keterlaluan, Kakang Jentra. Apa kurangku dari perempuan itu. Jika alasanmu, perempuan itu memberikan segalanya padamu termasuk keperawanannya, apakah aku tidak?Namun Perempuan itu dan keluarganya bahkan telah menyakitimu. Mengapa masih juga memilihnya."Tanya Sriti. Sriti mondar-mandir di selasar rumah Jentra yang besar. Ia seperti orang yang senewen dan kebingungan karena ia masih ingat kata-kata Jentra yang menyakitinya. "Kau telah menjebakku, Sriti. Namun satu hal yang harus kau tahu adalah bahwa di dalam hidupku tidak ada wanita yang akan selalu kucintai dan kurindukan seperti Candrakanti. Meskipun ia telah menghancurkan hatiku seremuk itu. Dan aku tidak berniat menggantikannya dengan wanita
"Baginda sudah mendengar tentang beberapa Sanditaraparan yang kembali dari gunung Udarati?" Tanya Mpu Ghek Sang Pati. "Sudah. Namun Balaputeradewa menyembunyikan keberadaannya. Dia pikir aku bodoh. Tetapi aku merasa tidak enak hati jika harus mengambil tindakan terhadapnya karena aku sangat mencintai permaisuri." Kata Maharaja Rakai Garung. " Yah, Pangeran muda itu kelak akan jadi batu sandungan kita, Yang Mulia." Pangeran Aswangga menimpali. "Tidak juga selama kita bisa mengendalikannya." Kata Maharaja sambil menghirup minuman manis yang terbuat dari gula aren dan asam Jawa. "Apakah paduka punya rencana untuk Pangeran Balaputeradewa?"Tanya Pangeran Aswangga "Tidak secara langsung. Namun aku akan menggunakan orang-orang sekitarnya untuk mengendalikannya." Kata Maharaja begitu tenang. Tiba-tiba di tengah obrolan mereka, seorang abdi datang dan berbisik kepada Maharaja. Maharaja tersenyum sambil mengangguk. Mpu Ghek Sang Pati dan Pangeran Aswangga penasaran dengan yang dikatakan ab
Pangeran Balaputradewa sangat murka, karena Jentra mengatakan segalanya di depan kakak perempuannya dan wiku Sasodara. ia merasa Jentra tidak setia kepadanya. Pangeran Balaputradewa merasa bahwa Jentra telah membongkar sebagian rencananya kepada kakak perempuannya dan wiku sasodara. saat mereka berdua keluar dari keputren Pangeran Balaputradewa langsung menghardik Jentra. “ Mengapa kau katakan semua itu di depan kakak perempuanku Jentra? Aku sudah bilang ini semua rahasia.” Kata Pangeran Balaputradewa dengan marah. “ Saya sebenarnya juga tidak ingin mengatakan apapun di depan permaisuri. Namun beliau yang memerintahkannya. Jadi saya tidak berdaya. Saya tidak tahu jika wiku sasodara juga ada di sana.” Jentra mencoba untuk membela dirinya. “Kalau begitu rencana untuk Walaing, harus segera dipercepat. aku takut rencana yang ini pun nantinya akan tercium oleh wiku sasodara dan kakak perempuanku.” Kata Pangeran Balaputeradewa. “Tapi atas kesalahan apa kita menyerang walaing?
"Aku tidak mengerti dengan apa yang diinginkannya Wiku."Sri Kahulunan berkata sambil terisak-isak, karena kesedihan yang begitu dalam. "Pangeran Balaputeradewa masih sangat muda, Gusti Ayu. Jiwanya tentu masih bergolak karena haus akan pembuktian diri. Itu hal yang wajar." Kata Wiku Sasodara menghibur permaisuri Maahraja yang sebenarnya masih memiliki hubungan kekerabatan dengannya. "Wajar bagaimana jika semua perintah Maharaja ditentangnya. Bahkan di dalam parapatan agung saja, dia sudah berani buka suara semacam itu. Saya merasa tidak enak hati dan sungkan kepada Maharaja. Beliau tidak keras kepada dimas Balaputeradewa karena menjaga perasaan saya.'" Lanjut Sri Kahulunan menutup wajah cantiknya dengan sapu tangan sutera supaya air matanya tidak nampak mengalir deras. "Hhhhmmm!" Wiku Sasodara menghela nafas panjang. "Saya sudah berkali-kali menasehati beliau juga, begitu juga dengan wiku Wirathu. Tetapi hanya mengangguk dan berkata iya, di depan kami saja. Setelah itu semua perin
Caluwak menuruni ngarai terjal untuk mendapatkan air dari mata air di bawah tebing. Dengan kemampuannya sebagai pasukan sandi, hal itu bukanlah pekerjaan yang sulit. Ilmu Akasawakya miliknya mampu membuatnya bisa melompat seringan kapas. Begitu sampai di bawah Caluwak langsung menuju ceruk mata air yang memancar deras dari dalam tanah. Namun karena kabut begitu tebal, Caluwak hanya bisa mengandalkan pendengarannya. Ada kecipak air dari dekat tempat itu. Bisa jadi itu adalah binatang yang sedang minum. Caluwak mengisi tempat airnya dengan cepat supaya dapat kembali kepada teman-temannya. Namun tiba-tiba kakinya tersandung sesuatu. "Apa ini?" Bisik Caluwak di dalam hati. Caluwak berjongkok dan memeriksa. "Seperti tubuh manusia. Namun mengapa dingin sekali?"Gumamnya. Caluwak-pun menyalakan obornya dan betapa terkejutnya ia melihat mayat yang terbujur kaku dengan isi perut yang terburai. "Aaaiihhh, ternyata mayat." Katanya sambil menyorotkan obornya ke wajah orang itu. "Ini....ini
Enam orang ksatria nampak mulai memasuki wanua Abhipraya di sebelah Selatan. Mereka berpakaian seperti pengembara dan berniat mendaki gunung Udarati. Namun semenjak berita mustika di puncak Udarati tersebar banyak orang mencoba peruntungannya. Hal itu berdampak sangat baik bagi warga sekitar karena mereka dengan mudah dapat menjual hasil kebun dan benda-benda hasil kerajinan tangan mereka. Namun bagi kerajaan Kanjuruhan, kedatangan para pencari harta ini meresahkan baik secara keamanan maupun kependudukan. "Kau yakin bisa mencapai puncak kakang Acala?" Tanya Baning (Kura-kura di dalam bahasa Kawi) salah satu dari keenam ksatria itu. "Yah. Gunungnya nampak sangat tinggi dan ditumbuhi hutan yang sangat lebat." sambung Waprakeswara. "Aduh Keswara, arti namamu saja adalah hantu gunung. Masak melihat gunung setinggi itu saja hatimu sudah mulai menciut." Jawab Acala. "Bukannya menciut. Tapi kita tahu benar reputasi gunung ini begitu menakutkan. Sementara untuk menghindari patroli praju
Jentra cukup terkejut ketika melihat Wiku Sasodara sudah ada di ruang utama bersama Amasu dan Rukma. "Rukma? Kau ada di sini? Bukankah seharusnya kau bertugas di Walaing?"Tanya Jentra. "Aku yang menculiknya pulang sebelum jadi daging panggang di Walaing. Namun aku sudah meminta ijin dari Pangeran Balaputeradewa untuk urusan yang lain."Jawab Wiku Sasodara. "Urusan yang lain?" Jentra seperti tidak mengerti "Pernikahanmu dengan Candrakanti." Kata Wiku Sasodara Jentra seketika lemas. Tulangnya serasa dilepaskan semua. Sementara Candrakanti menangis. Amasu langsung mencium ketidakberesan diantara keduanya. "Wah nampaknya kalian terharu sekali ya mendengar berita ini. Sampai menangis segala." Kata Amasu menyindir. "Aku juga berharap ini berita membahagiakan, mengingat kalian begitu lama menjalin hubungan diam-diam. Namun aku sudah mengupayakan agar Pangeran Balaputeradewa dan Permaisuri Sri Kahulunan membolehkan persatuan ini. Kasihan Gyandra kalau harus memanggilmu paman setiap
"Ke mana Rukma pergi?Apak dia tidak kembali malam ini?" Tanya Sriti. "Pangeran memberikan tugas khusus padanya untuk mengawasi Walaing." Jawab Jentra sekenanya. "Kau tampak sangat lelah, bagaimana kalau kubuatkan minuman hangat atau kau ingin makan sesuatu?" Sriti menawarkan semua itu dengan suara lembut. "Aku sudah makan. Berikan minuman hangat saja untukku." Kata Jentra sambil menjatuhkan diri di balai-balai. "Sudah empat hari aku di atas kuda. Badanku terasa sangat lelah. Aku ingin sekali tidur, namun mata ini susah terpejam. Sebenarnya aku tidak tega melepas Rukma menjalankan tugas ini. Ia masih terlalu muda." Lanjut Jentra "Ah tidak, juga. Dia sudah bisa suka dengan perempuan. Artinya ia bukan lagi anak remaja. Ia sudah delapan belas tahun. Sudah waktunya dia kawin." sahut Sriti. "Haahh kawin saja yang ada dipikiranmu. Jangan jadi perajurit Sandi, jadi saja istri pedagang atau bangsawan yang pasti akan menghujanimu dengan pakaian bagus dan perhiasan." Kata Jentra "Bagaima
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.