Iblis Suci Pemilik Pedang Surga

Iblis Suci Pemilik Pedang Surga

By:  Nooraya  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
13Chapters
91views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Dunia kini sedang tidak baik-baik saja. Negeri Diyu tengah melakukan ekspansi ke banyak negeri. Mereka banyak menghancurkan perguruan bela diri, membunuh para pendekar, dan menjatuhkan pusat pemerintahan. Hal itu tidak bisa dibiarkan. Namun, satu-satunya yang bisa mengalahkan bangsa keturunan iblis Diyu hanyalah pendekar suci dengan pusaka sucinya bernama Pedang Surga. Sayangnya, sosok itu dan pedangnya kini tidak diketahui keberadaannya. Keduanya sudah menghilang selama ratusan tahun. Semua perguruan akhirnya mengerahkan murid-murid mereka untuk menemukan pedang legendaris tersebut demi mengalahkan para iblis. Namun, siapa sangka, bahwa ternyata yang berhasil menemukan dan memiliki pedang itu ialah sosok yang selama ini dikenal lemah dan memiliki tenaga dalam saja tidak. Bai Jia, pada akhirnya dialah yang menjadi pendekar penyelamat. Seorang anak buangan yang lemah dan selalu dirundung, yang dianggap sebagai pembawa sial, yang juga tidak diketahui asal-usulnya, yang mana ternyata merupakan keturunan iblis dan calon raja Negeri Diyu selanjutnya.

View More
Iblis Suci Pemilik Pedang Surga Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
13 Chapters
Anak Buangan
“Hey, anak buangan!”BYUR!Seseorang menendang Bai Jia hingga membuatnya tercebur ke sungai. Keranjang yang Bai Jia bawa ikut jatuh masuk ke air dan semua pakaian di dalamnya pun hanyut.“Hahahaha ...!”“Lihatah, baju para kakak hanyut! ... dasar bodoh!”“Mampus dia setelah ini, pasti dia akan dihukum berat oleh Kak Rouku!”“Hahahaha ...!”Bai Jia, pemuda berusia 18 tahun itu muncul dari dalam air sambil mengibaskan rambut panjangnya yang basah. Setelah kembali menghirup udara, dia langsung mengejar pakaian-pakaiannya yang terbawa arus. Bisa mati dia jika sampai kehilangan baju-baju itu.“Sudah, ayo kita pergi, biarkan saja dia!” ucap pemuda yang tadi menendang Bai Jia.Bai Jia tidak bisa kembali ke asrama tanpa pakaian-pakaian tersebut. Dia harus mendapatkannya kembali.Bai Jia menyusuri sungai, mengambil satu demi satu pakaian yang berhasil tersangkut ranting dan bebatuan. Namun, sayangnya dia masih tidak bisa mendapatkan kembali semua baju milik kakak seperguruannya.BUG!“Bisa-bi
Read more
Jiwa Iblis
Bai Jia merasakan ada sesuatu yang menyentuh punggungnya. Dia reflek berbalik dan mendapati seseorang menyerangnya dengan pedang. Tidak, itu bukan orang. Itu … patung batu yang hidup. Belum sampai Bai Jia mencerna dan meyakini apa yang dia lihat, patung itu sudah lebih dulu menyerangnya. Bahkan, kini sudah tidak hanya satu, melainkan patung-patung lainnya yang ada di gua itu satu per satu mulai hidup dan ikut menyerangnya.“Apa-apaan ini?” batin Bai Jia.Mustahil patung bisa bergerak seperti layaknya manusia. Namun, kenyataan bahwa saat ini Bai Jia tengah berusaha menghindari serangan patung-patung tersebut tidak dapat ditepis.Bai Jia yang tidak memiliki tenaga dalam memang membuatnya tidak bisa belajar jurus seperti saudara-saudara seperguruannya. Namun, jika hanya teknik dasar mempertahankan diri, dia masih mampu melakukannya.TING! ... TING!Denting pedang yang bertemu dengan bebatuan gua terdengar nyaring dan menggema. Cukup lama Bai Jia hanya lari dan menghindar, kini tenagany
Read more
Lonceng Menara Kuncup Lotus
Semua guru dan murid Perguruan Lotus Putih berkumpul di aula teratai sesuai dengan perintah dari Tao Jin yang merupakan tetua perguruan. Semua orang hadir kecuali satu orang, Bai Jia. “Murid memberi hormat kepada para guru!”—semua murid mengepalkan tangan kanan dan menempelkannya ke telapak kiri di depan wajah mereka yang menunduk. Tao Jin tahu bahwa masih ada satu murid perguruannya yang belum datang. Dia lantas mencoba mencari tahu dari cucunya, Yue Er. “Yue Er, di mana Bai Jia?” Yue Er mengepalkan tangannya. Dia ingin sekali mengadu, tapi ia memilih menahan diri karena merasa momennya tidak tepat. “Maaf, Kek, Yue tidak tahu,” jawab Yue Er pada akhirnya, sambil menunjukkan gestru memberi hormat. “Hem ... begitu rupanya, baiklah.” Yue merasa berdosa telah berbohong kepada kakeknya. Dia berjanji akan meminta maaf dan jujur kepada sang kakek setelah pertemuan ini. “Semua murid perguruan Lotus Putih,”—Tao Jin mulai bicara dengan lantang dan keras—“kalian mungkin sudah mendengar
Read more
Seruling Laba-laba Pembunuh
“Kakek Guru, apa yang terjadi?”—Bai Jia panik. Terdengar suara seperti orang mendengkur. Cukup lirih dan samar sampai Bai Jia harus diam untuk memastikannya. “Kakek?” Ternyata, setelah orang-orang Diyu meninggalkannya, Tao Jin dengan sisa tenaga dalamnya membekukan jantungnya agar tidak cepat berhenti berdetak. Dia berharap ada orang baik yang menemukannya sebelum ia benar-benar mati. Setelah semalaman bertahan hidup, pada akhirnya sungguh ada yang datang. Beruntunglah orang yang datang ialah seseorang yang Tao Jin kenal, yaitu murid istimewanya, Bai Jia. “Siapa yang melakukan ini, Kek?” tanya Bai Jia. Bai Jia mendekatkan telinganya ke mulut Tao Jin yang seperti ingin bicara. “Ta—n—shen,” ucap Tao Jin susah payah. Sunyi, tidak ada lagi suara yang keluar dari mulut Tao Jin. Bai Jia mencoba memeriksa kakek gurunya itu. Namun, rupanya sudah tidak ada lagi jantung yang berdetak. Sekarang Tao Jin sudah benar-benar meninggalkan dunia. “Tidak, jangan pergi! ... aku mohon, Kakek Guru,
Read more
Energi Negatif
Pasukan Diyu terkapar tak berdaya setelah bertarung dengan Bai Jia. Hal itu membuat sang pemimpin pasukan, Lou Yin murka.“Hiya!”Jenderal pasukan Diyu terbang ke arah Bai Jia sembari menghunuskan pedang. Namun, belum sampai ujung pedangnya menyentuh Bai Jia, dia sudah lebih dulu dihempas oleh energi gelap Bai Jia hingga jatuh terkapar ke tanah. “Uhuk!”—darah keluar dari mulut si jenderal. Lou Yin menatap Bai Jia. Dia melihat nyalang mata Bai Jia yang saat ini memiliki pupil berwarna merah. “Energi iblis yang begitu besar,” batin Lou Yin, “mustahil! bagaimana bisa? siapa dia?”Tidak hanya Lou Yin yang terkejut dan bingung, melainkan juga Jin Hao, Yue Er, Rouku dan para murid Lotus Putih lainnya. Pasalnya, orang yang saat ini bertarung dan mengalahkan salah satu jenderal iblis Diyu itu ialah orang yang selama hidupnya tumbuh tanpa adanya tenaga dalam.Bai Jia mengepalkan kedua tangannya. Dia berjalan mendekati Lou Yin. “Kau yang sudah membunuh para guru dan menghancurkan perguruan
Read more
Fitnah Rouku
“Kak Rouku?”“Apa yang kau sembunyikan?” tanya Rouku.“Tidak ada,” jawab Bai Jia.“Tunjukkan padaku!”Rouku mengulurkan tangannya untuk meminta barang yang disembunyikan Bai Jia. Namun, Bai Jia justru memalingkan wajahnya.“Tidak,” jawab Bai Jia tegas.“Berani kau sekarang padaku?”—Rouku kesal mendapat perlawanan dari orang yang selama ini ia tindas—“sekarang sudah tidak ada kakek guru yang bisa menolongmu, jadi jangan macam-macam padaku! ... kemarikan!”Rouku berusaha merampas pedang yang terbungkus pakaian Bai Jia itu, akan tetapi Bai Jia terus menghindarinya. Pada akhirnya pertarungan kecil pun tidak terelakkan.Sejak pertarungan siang tadi Rouku penasaran dengan kemampuan Bai Jia sekarang. Berhubung ada kesempatan, Rouku ingin sekali mencoba mengujinya sendiri. Meskipun yang dilakukan Bai Jia hanya menghindar, akan tetapi Rouku bisa merasakan perbedaan energi Bai Jia. Energi itu asing bagi Rouku. “Bagaimana dia mendapatkan tenaga dalamnya ini?” batin Rouku.Bai Jia yang terus me
Read more
Penghormatan Terakhir
“AAA ...!”Teriakan Jin Hao memenuhi hutan. Bai Jia bingung harus berbuat apa, dia tidak bisa melepaskan pedangnya dari genggaman tangan Jin Hao yang kini mengucurkan darah. Langit bergemuruh di atas sana membuat Bai Jia semakin panik—“Guru!”Tidak lama kemudian, sesuatu seperti tengah merasuki Jin Hao. Dia merampas Pedang Surga dari Bai Jia dan menghunuskannya ke perutnya sendiri.“Guru!”Bai Jia membeku di tempatnya. Dia syok melihat apa yang terjadi di depan matanya saat ini.Jin Hao jatuh berlutut di hadapan Bai Jia. Perlahan kesadarannya kembali dan meraih tangan Bai Jia. “Ba-i Ji-a!”Jin Hao kesakitan, rasanya seperti terbakar. Namun, dia tidak dapat menarik pedang itu sendiri Pedang tersebut menolaknya. Bai Jia yang melihat derita sang guru lantas dengan segera menarik pedangnya. Namun, bertepatan dengan itu ....“GURU!” Terdengar suara teriakan histeris. Bukan dari Bai Jia ataupun Jin Hao, melainkan dari seorang gadis yang saat ini menghampiri mereka. Yue Er, dia terkejut
Read more
Hutan Wuxia
Setelah hampir lima hari berjalan kaki, pada akhirnya Bai Jia tiba di Wuxia. Meskipun untuk sampai di pusat kota masih memerlukan waktu sekitar satu hari lagi, tapi setidaknya ia sudah sangat dekat dengan tujuannya. Namun, baru beberapa langkah Bai Jia menginjakkan kaki di hutan Wuxia, dia sudah dihadang oleh segerombolan orang.Ada sekitar sepuluh orang. Masing-masing dari mereka mengenakan topeng dengan pedang di tangan. “Siapa kalian?” tanya Bai Jia.“Kau tidak berhak bertanya demikian kepada kami anak muda!” ucap salah satu dari gerombolan itu, “aku yang seharusnya bertanya siapa kau dan untuk tujuan apa kau menginjakkan kaki di wilayah Wuxia?”Bai Jia mencoba memikirkan siapa kiranya orang-orang yang berhadapan dengannya saat ini. Apakah mereka ini orang baik atau orang jahat.Setelahnya, Bai Jia membuat postur hormat untuk menyapa—“Maafkan saya!” ucapnya, “saya ... saya hanya seorang pengembara dari negeri seberang, datang ke Wuxia karena ingin mencari seorang guru.”“Kau ke Wu
Read more
Pengrajin Kayu, Min Cun
“Jangan!”—Bai Jia menahan tangan pria yang akan mengambil pedangnya—“pedang ini ... jahat.”Bukannya meletakkan kembali pedang tersebut, laki-laki itu justru melepaskan tangan Bai Jia yang mencengkeramnya. Tanpa mengatakan apapun, dia membuka kain yang membungkus pedang.Bai Jia berusaha bangkit untuk mengambil kembali pedangnya. Namun, sayangnya ia tidak bisa. Tubuhnya saat ini sangat lemah. Mau Tidak mau pedang itupun ter-ekspose. Cahaya matahari sore yang mengenai besinya pun memantulkan cahaya menyilaukan.“M-m-mustahil! ini Pedang Surga, ... tidak mungkin!”Laki-laki yang disebut oleh orang-orang sebagai Dewa Pedang Maha Tahu itupun mengerahkan tenaga dalamnya untuk membendung kekuatan Pedang Surga. Hal itu ia lakukan agar Pedang tersebut tidak mempengaruhinya.“Anak bodoh! bagaimana bisa kamu menyebut Pedang Surga sebagai pedang jahat? bukan pedangnya yang jahat, akan tetapi orang-orang di sekitarnya yang jahat,” kata si pria.Bai Jia tertegun, dia banyak terkejut hanya dalam s
Read more
Calon Murid
“Bagaimana Anda bisa mengenali Pedang Surga? Anda juga bisa memegangnya.”Min Cun mencari alasan untuk diberikan kepada Bai Jia. Dia tidak ingin identitasnya sebagai Dewa Pedang Maha Tahu diketahui. Min Cun ingin mencoba menguji Bai Jia lebih dulu.“Mengenai itu ... kau tahu aku ini seorang pengrajin kayu, bukan? barang yang paling banyak kubuat adalah sarung pedang. Hal itu membuatku bisa mengenal banyak ahli pedang dan belajar dari mereka menganai berbagai jenis dan karakter pedang.”Selanjutnya, Min Cun bercerita kepada Bai Jia bahwa dia pernah bertemu dengan Dewa Pedang Maha Tahu, dan dari dialah ia mengetahui banyak hal di mana salah satunya adalah tentang Pedang Surga.“Anda pernah bertemu dengan Dewa Pedang?”—Bai Jia sangat bersemangat.“Hem, tentu saja, aku sudah puluhan tahun hidup di Wuxia jadi mana mungkin sekalipun belum pernah bertemu dengannya, apalagi pekerjaanku sangat erat kaitannya dengan pedang,” jawab Min Cun. Bai Jia mengangguk-angguk percaya. Sedangkan Min Cun,
Read more
DMCA.com Protection Status