JANGAN CINTAI DIA

JANGAN CINTAI DIA

Oleh:  NEIZSE  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
4 Peringkat
6Bab
1.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Lean adalah gadis yang memancarkan kehangat pada paras cantiknya, banyak pria yang ingin bersanding dengannya. Akan tetapi hati Lean sudah jatuh pada lelaki dingin dan kejam, Guido, yang ditakuti oleh banyak orang akan kegelapan yang mengelilingnya. Saat Lean mencoba mengutarakan perasaannya, pernikahan yang tak diinginkan mengikat dirinya dengan lelaki lain yang belum pernah ia temui. Akan kah Lean mampu memperjuangkan rasa cintanya pada Guido atau justru menerima takdir dalam belenggu ikatan sucinya?

Lihat lebih banyak
JANGAN CINTAI DIA Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Eljanes Crocus
kutunggu lanjutannya thor! gasabar nglihat calon suami lean
2021-12-05 19:56:15
1
user avatar
Tiara Ameera Tiara
love this! semangat trus ya.
2021-10-23 12:54:29
2
user avatar
Andi_At98
aku suka ceritanya kka...
2021-10-23 11:09:30
2
user avatar
Human
Wih Lean bagus vibes-nya bagus banget ...
2021-10-14 16:03:09
2
6 Bab
DIA YANG MEMESONA
        Leandra Abila, akrab dipanggil Lean, seorang gadis berambut pirang dengan darah Belanda yang mengalir dalam dirinya, menambah paras jelita pada wajah ideal miliknya.         “Lean?” panggil gadis semampai menjulang lebih tinggi beberapa centi dari Lean.         “Hei, Isberga.” Lean sontak menyahut gembira berlari kecil menuju teman yang sudah menantinya datang.         “Lama sekali sih, bikin orang menunggu,” gerutu Isberga menuntun jalan ke arah lapangan luas yang biasa dijadikan tempat latihan bela diri.         “Kamu kan bisa mulai mengintip dulu tanpa aku.”         Lean tak terima disalahkan, karena ia datang karena paksaan temannya. Isberga juga terpaksa mengintip orang latihan karena dirinya tidak diizinkan mendaftar oleh orang tuanya, dampak dari stereotip yang menyatakan bahwa wanita tidak akan bisa menguasai
Baca selengkapnya
PERJUMPAAN LUAR BIASA
           Semburat mentari pagi membasuh belahan bumi yang mulai berseri, memperlihatkan pantulan bening embun di permukaan hijaunya daun. Lean menggeliat kecil saat sapuan cahaya menerobos masuk dari tirai yang tak tertutup sempurna mengenai wajahnya.             “Hooaam....” Lean menguap lebar beranjak ke dapur.             ‘Kenapa semalam jadi ngimpiin cowok Oswald itu ya? Padahalkan sudah satu minggu berlalu,’ tanya Lean dalam hatinya.             Ia mencoba menjernihkan pikiran dengan membuat secangkir teh melati dan menyeruputnya seraya duduk di atas kursi makan.             “Kamu belum cuci muka sudah ngeteh aja.” Deene menegur kebiasaan buruk anaknya.           &nb
Baca selengkapnya
RASA TERTAWAN
     “Apa kau mau jadi asistenku? Bayarannya tinggi per hari,” tawar Jeodo dengan senyum kecil yang terangkat pada ujung bibir tipisnya.     ‘Bayaran? Ibu memang membutuhkan uang, jadi ini tawaran yang menguntungkan dan jika aku jadi asistennya, berarti aku bisa sering bertemu Guido?’ pikir Lean dalam benaknya mempertimbangkan dan menatap sekilas ke arah laki-laki yang menarik perhatiannya itu.     “Hmm, boleh,-” jawab Lean menerima.     “-tapi apa job desk-ku?”     Guido menengahi mereka, “Cari asisten yang benar,” ucapnya pada adik kembarnya.      “Ini juga benar kok, Kak,” sahut Jeodo menyangkal perkataan kakaknya.      “Terserah,” Guido masuk ke lapangan, mengabaikan dua orang yang memandangi punggungnya.      “Kau be
Baca selengkapnya
PENGUNGKAPAN
      “Waaaa…!” seru Lean melompat ke atas kasurnya.      ‘Luar biasa, aku mendapatkan uang dan bertemu dengan Oswald itu lagi,’ batin Lean girang penuh suka.      Baginya yang bekerja sebagai pelukis lepas, sangat sulit untuk menghasilkan pundi-pundi dana. Bahkan lukisannya belum pernah ada yang terjual setara upah yang barusan ia dapatkan.     “Hanya dengan duduk di tepi lapangan tak ada satu jam saja…,” gumam Lean mengenang pemandangan yang ia tangkap.     “Kaak…?” panggil Maira yang sudah berada di ambang pintu kamar Lean yang terbuka.     Adiknya buru-buru mencari kakaknya yang setelah mendengar teriakkannya.     “Eh, maaf tadi kekencangan ya teriaknya?” Lean menepuk-nepuk kedua pundak mungil adiknya.     “Hmmm, kakak t
Baca selengkapnya
TIBA-TIBA MENIKAH
     “Lukisanmu bagus, aku suka,” ujar Guido berdiri di samping semak, menatap Lean yang berjongkok dibaliknya.     ‘Eh? A-apa?’ tanya Lean heran atas pujian yang tak pernah ia kira akan didengar dari laki-laki yang ia sukai.     Hatinya berbunga dan melayang seketika, membuat Lean senyum-senyum sendiri tanpa tahu bahwa Guido memperhatikan wajahnya.     “Kamu kenapa?” Guido ikut berjongkok melewati semak yang menghalangi keduanya.     “Eh-eh, kenapa?-”     Wajah Lean terbakar merah sempurna saat tak sengaja mereka bertukar tatap, “-A-aku baik-baik saja,” lanjutnya yang masih terbata.      Lean takut tak mampu menyembunyikan rasa gugupnya, hingga ia beranjak berdiri dan membuang muka ke sembarang arah.     “Sungguh?” tanya Guido sekali lagi
Baca selengkapnya
TAK TERTOLAK
      Lean menggeliat malas, merasakan kantong matanya yang sembab berat. Ia mengabaikan ibu dan pamannya semalam, meski mereka masih bercengkrama di ruang depan. Lean menangis dengan muka yang ia sembunyikan di dalam selimut, hingga terlelap lelah.      “Apa ibu berubah pikiran?” gumam Lean berharap tangisannya menuai hasil.      Ia pun mendongakan kepalanya keluar dari daun pintu, mengawasi diam-diam keadaan rumah yang berjalan seperti biasanya. Seolah semalam tak ada hal yang terjadi.      Maira terlihat sedang memakan jeli kacang di atas tikar anyam, bibirnya bergelepot hingga beberapa jeli terjatuh ke lututnya yang menekuk. Membuat Lean ingin segera datang ke arah adik mungilnya itu dan membersihkannya.      “Lean?” panggil Deena saat melihat rambut anaknya tergerai berantakan di depan pintu.      ‘Yaah, ketahuan,’
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status