Share

Bab 8

Proses pemakaman telah selesai. Shania dan Leonard masih duduk di sebelah kuburan Natalia. Air mata terlihat mengalir di pipi Shania, namun tidak terdengar isak tangisan.

"Ibu, selamat beristirahat. Nia, bakal merindui ibu, Nia sayang ibu," ucap Shania lirih.

Leonard pula hanya menatap papan nama Natalia dengan sendu, namun terlihat gurat amarah pada wajahnya.

"Nia, kita pulang ya. Sudah hampir sore, tidak baik untuk berada di sini," ujar Leonard.

Shania mengangguk lalu berpamitan dengan sang ibu. Mereka pun keluar dari tanah perkuburan itu.

Setelah tiba di luar kawasan perkuburan, Shania menangkap sosok pria yang sangat dia benci. Ingin sekali dia meneriaki dan memukul pria itu, tetapi dia masih belum memiliki kekuatan.

"Shania," panggil Leonard.

Shania menoleh ke arah Leonard dengan raut wajah sendu. Tangan Shania yang digenggam Leonard pun segera Leonard lepaskan perlahan.

"Kau tahu batasmu dan kau, Shania! Cepat masuk ke mobil," perintah Steven dingin.

Shania menatap Leonard, dia
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status