Share

Bab 5

Arion sedang duduk menunggu Alena diruang tamu, sudah hampir setengah jam tapi wanita itu belum juga muncul.

"Alenaaa!!"

Tepat disaat itu, istrinya turun. Terlihat anggun dengan dress sutra yang melekat ditubuhnya. Tanpa berkedip Arion menatap Alena dari atas kepala hingga ujung kakinya. Sempurna! Kata itu lah yang mungkin tepat digunakan untuk menggambarkan penampilan Alena pada malam ini.

"Maaf, aku membuatmu lama menunggu." ucap wanita itu, dengan suara yang lembut.

Arion mengerjapkan mata. "Tidak masalah, ayo kita berangkat sekarang!" Ucap Arion, setelah kesadaran nya kembali terkumpul.

Arion membukakan pintu mobil untuk Alena, yang membuat wanita tersebut sedikit merasa tersanjung.

Malam ini Arion memutuskan untuk pergi tanpa sopir nya. Karena ia tak mau jika harus bersandiwara sepanjang perjalanan mereka menuju rumah ibunya, dan berpura-pura menjadi sepasang pengantin baru yang bahagia.

"Aku suka dress yang kau pakai!" Ucap Arion yang terdengar seperti orang salah tingkah.

"Apa ini terlihat bagus?"

"Iya, kau terlihat cantik dengan baju itu."

"Cantik??" Tanya Alena dengan wajah tersipu.

Arion berdeham, menahan malu karena telah bicara terlalu jujur. "Ma —maksudku, dress mu yang cantik!" Arion bersusah payah menyembunyikan debaran didada nya yang rasanya berdebar seribu kali lebih cepat dari biasa. Ia melirik ke arah Alena sekilas, memperhatikan reaksi yang diberikan wanita itu.

Untung nya Alena, hanya mengangguk dan tak memperpanjang masalah tersebut.

Selama sisa perjalanan, mereka tak banyak berbicara, Alena sibuk menatap keluar jendela begitupun Arion yang fokus dengan jalanan di depannya.

Beruntung, setelah ketegangan panjang itu, mobil Arion mulai memasuki area perumahan ibunya. Pria itu sedikit bernapas lega karena akhirnya, sebentar lagi ia akan tiba dirumah ibunya.

"Apa kita sudah sampai?" Tanya Alena ketika mobil yang ia tumpangi berhenti disebuah rumah besar dengan desain klasik yang minimalis.

"Iya, ayo turun!"

"Apa tidak apa-apa jika kita datang tanpa membawa sesuatu?"

"Aku sudah membeli buket bunga dan juga buah kesukaan ibuku." Ucap Arion sambil membuka bagasi belakang mobilnya. Tangan nya mengeluarkan sebuah buket bunga besar berisikan bunga aster, dan juga buah melon dengan ukuran raksasa. Rasanya baru kali ini Alena melihat buah melon sebesar itu.

Arion menggandeng tangan Alena dengan lembut dan menuntun wanita itu untuk berjalan dibelakang nya.

***

Maria sedang duduk diruang tamu, menunggu dengan cemas kedatangan putranya. Wajah nya terlihat sumringah begitu melihat Arion melangkah masuk kedalam, dan yang lebih membahagiakan lagi, anaknya tidak datang sendiri melainkan bersama seorang wanita yang sangat cantik dan terlihat anggun.

"Sayang!" Seru wanita paruh baya itu, namun bukan untuk Arion, melainkan wanita dibelakang nya, Alena.

"Ma!" Arion mendengus kesal, melihat perhatian ibunya yang lebih tercurah kepada Alena ketimbang dirinya.

Alena sedikit terkejut mendapatkan pelukan yang mendadak dari ibu mertuanya. Namun dengan lembut Alena membalas pelukan itu dan juga tersenyum ramah padanya.

Sedangkan Arion terlihat memasang wajah cemberut yang dibuat-buat. Alena tanpa sadar melihat reaksi suaminya yang terlihat seperti anak kecil. Ternyata Arion bisa juga bersikap kekanakan seperti itu.

"Maaf ya, mama terlalu senang melihat kau datang bersama wanita ke rumah ini."

"Perkenalkan, ini Alena. Istriku!"

Maria sepertinya terkejut sekali karena Arion, memperkenalkan Alena bukan sebagai kekasih melainkan sudah menjadi istri dari putranya.

"Istri??" Tanya Maria berusaha memastikan pendengaran nya masih berfungsi normal. "Kalian sudah menikah?"

"Iya, Ma, kami sudah menikah kemarin." ujar Arion dengan santainya. Pelan-pelan ia memperhatikan reaksi ibunya.

"Teganya kau, kenapa nggak bilang sama mama. Kalau mama tau mama pasti bisa bikin pesta yang meriah buat kalian."

"Alena, tidak ingin ada pesta. Lagipula aku ingin memberikan kejutan untuk mama." Ucap Arion mencari alasan. Syukurlah ibunya tidak marah atau bereaksi dengan berlebihan.

"Kapan kalian saling mengenal? Kenapa mama tidak tahu kalau kamu punya teman wanita secantik ini?"

"Ma, apa mama ingat? gadis yang dulu menyelamatkan ku? Saat kebakaran resort, 7 tahun yang lalu? Alena adalah gadis itu."

"Oh, astaga, benarkah??" Tanya Maria, kini menatap wajah menantunya dengan mata berbinar. "Aku belum sempat mengucapkan terimakasih dulu. Terimakasih sayang, karena kau telah menyelamatkan putraku."

"I —iya ma, sama-sama, aku hanya melakukan, apa yang seharusnya kulakukan."

"Tapi, bagaimana kalian bisa bertemu kembali? Apa kalian sudah lama saling berhubungan?"

"Aku bertemu Alena disebuah restoran saat sedang makan siang." papar Arion dengan singkat kepada ibunya.

"Ma, kapan kita makan? Arion sudah lapar!" sambung pria itu, berusaha mengalihkan perhatian ibunya agar tak bertanya panjang lebar lagi.

"Oh, maaf, mama sampai lupa. Ayo kita ke meja makan."

Mereka bertiga pun berjalan beriringan menuju meja makan yang dimaksud oleh Maria. Di atas meja sudah terhidang banyak sekali makanan lezat yang membuat Alena terkesiap, rasanya perut nya meronta ingin segera mencoba semua makanan itu.

Maria terlihat bahagia sekali, sejak tadi wanita itu tidak berhenti mengisi lauk ke piring Alena. Menantunya itu hingga tak bisa bernapas karena terlalu kekenyangan.

Diam-diam Arion tersenyum melihat kedekatan ibunya dan juga Alena. Sudah lama sekali rasanya tak melihat ibunya sebahagia ini. Dan Alena, wanita itu memperlakukan ibunya dengan sangat baik.

Selesai makan, mereka pindah ke ruang keluarga. Maria dan Alena terlihat sedang duduk dan mengobrol mengenai hal-hal yang disukai Arion. Sambil menikmati potongan buah melon yang tadi dibawa Arion.

Sedangkan suami Alena itu terlihat sibuk berbicara ditelepon, entah dengan siapa. Tapi sepertinya itu pembicaraan yang serius.

"Alena, ayo kita pulang!"

"Kenapa buru-buru sekali?" Tanya Maria yang sepertinya merasa sedih harus berpisah dengan menantu barunya.

"Aku ada pekerjaan mendesak, maaf ma, aku akan datang lagi nanti."

Dengan berat hati Maria melepaskan kepergian putra dan menantu nya. Tapi disisi lain dia bahagia setidaknya dia tahu kini putranya sudah menikah dan tidak akan kesepian lagi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status