Share

Bab 9. Mantan Nick?

Oliv melirik ke Nick sekilas sesekali menatap perempuan yang masih diam di ambang pintu tersebut. Tak mau mencari keributan. Dia akhirnya keluar dari tempat itu. 

“Akhirnya bisa keluar juga, sumpah deg-degan parah pas liat orang tadi. Semoga aja nggak ada masalah nanti,” gumamnya. 

Oliv melihat ke sekeliling kantor itu. “Daebak! kayaknya aku bakalan kaya kalau kerja di sini. Sayangnya aku nggak kuliah kemarin, gabakalan bisa juga ngelamar ke sini, kecuali bagian administrasi,” gumamnya. 

Oliv melirik ke lift dan segera memencet lift itu berkali-kali. “Sumpah lama banget sih!” 

Tak lama kemudian, lift itu terbuka dan memperlihatkan seorang wanita yang datang dengan memakai pakaian rapi. 

Oliv menutup mulutnya saat melihat wanita itu sangat cantik dan anggun. “Astaga, cantik banget dia,” gumamnya 

“Kamu, karyawan di sini?” tanya wanita itu setelah keluar dari lift tersebut. 

Oliv menerjapkan mata pelan dan menggelengkan kepala. “Ng–nggak, aku–”

Ucapannya terpotong saat wanita itu melanjutnya bertanya padanya. “Saya Kimberly, saya mau bertemu dengan Nick. Apa dia di sana?”

Oliv mencerna apa yang dikatakan wanita ini barusan dan memincingkan mata. “Nick?”

Kimberly mengangguk kecil. ”Ya, kamu mengenalnya? Apa kamu adik dari Nick?”

Beberapa pertanyaan yang dilontarkan wanita itu membuatnya bingung. 

“Nggak juga, Nick ada di dalam. Masuk aja kalau mau ketemu.”

Kimberly mengangguk paham. “Kalau begitu, terimakasih ya,” ucap wanita itu sebelum pergi dari hadapannya. 

Mata elang Oliv dipincingkan dan menatap punggung wanita itu yang sudah menghilang dari pandangannya. “Siapa dia? Sepertinya sangat penting? Tapi ... dia sangat cantik, apa dia model?” gumamnya, heran.

Oliv menggelengkan kepala cepat, kemudian ia masuk ke dalam lift dan memencet untuk turun ke lantai bawah.

“Sepertinya aku harus bertanya sama Nick. Masa iya cewe tadi cuma mau ketemu sama Nick doang? Mata dia pasti jelalatan,” desisnya. 

Oliv segera mengambil ponselnya dan mengetik beberapa pesan untuk Nick. 

[Oliv]

Tadi ada cewe

Cantik

Itu siapa kamu?

Namanya Kimberly

Sumpah cantik banget

Dia melihat roomchat terus. Ternyata belum ada jawaban di sana. “Sialan, pasti macem-macem mereka makanya nggak bales chat aku sekarang. Awas aja,” gerutunya. 

Oliv segera keluar dari lift itu dan berjalan di koridor kantor dengan cepat. “Ah ya, lupa! Harusnya aku minta transfer Nick, kenapa lupa terus sih, astaga!”

Oliv mengetik nomor rekeningnya dan mengirim ke Nick. 

[Oliv]

Ini nomer rekeningku

Jangan lupa di kirim sekarang juga!

Titik, nggak pakai koma!

Perempuan itu menghembuskan napas kasar. Ia melihat ke sekitar saat dirinya sudah sampai di depan gedung kantor. “Sampai aku lupa kalau sudah di luar kantor. Lagi-lagi gara-gara si Nick,” gerutunya. 

Oliv segera memainkan ponselnya untuk memesan grab motor di sana. “Nunggu deh,” gumamnya.

Tak lama kemudian, grab yang dipesan olehnya akhirnya datang. Dia segera naik ke.motor itu dan memakai helmnya. “Ayo, Pak.”

“Baik, Mbak.”

Sebelum motornya jalan. Oliv melihat Nick yang kini keluar dari gedung tersebut dan ternyata bersama dengan wanita cantik tadi. 

“Fix, sepertinya mereka dekat,” gumamnya. “Kalau begitu kenapa nggak nikah langsung aja sama dia? Kenapa harus aku? Beneran gila dia,” gumamnya. 

Tak mau berpikir berat. Akhirnya ia memutuskan diam dan tak banyak berkomentar tentang Nick. 

Beberapa lama kemudian, dia turun dari motor dan memberikan helm-nya ke grab tadi. “Makasih, Pak,” ucapnya, kemudian ia berjalan ke dalam supermarket. 

Oliv mengambil troli dan menyeret masuk ke dalam sana. “Sayur dulu sama lauknya.”

Oliv terus memutari supermarket itu untuk membeli perlengkapan jualannya dan juga untuk isi kulkas di rumah. 

Sudah beberapa menit, akhirnya Oliv selesai belanja. Tiba-tiba ada suara ponsel yang berbunyi, tak mau bergetar terus menerus. Akhirnya dia mengambil ponsel itu dan melihat notifikasi dari Nick yang spam.

“Kayaknya dia butuh aku, makanya balas kan?” desisnya. 

Oliv membuka pesan dari Nick dan membawa beberapa pesan pria itu. 

[Nick]

Bukan, dia mantanku

Dia kembali

Tolong, saya butuh bantuanmu

Telpon saya

Sudah, saya kirim

Saya lebihin

Cepat telepon saya

Suruh saya balik ke kantor, anggap saja kamu mencari saya di kantor!

Kening Oliv mengkerut seketika. Dia tertawa miris. “Tuh kan! Sudah aku bilang! Kalau dia butuh aku! Sialan banget. Tapi–” ucapannya tergantung. “Apa serius itu mantannya? Berarti dia baru saja balik? Kenapa dia menolak dia? Pasti ada alasan Nick untuk itu kan?” lanjutnya dengan nada heran.

Tak lama Oliv segera melihat saldo yang masuk di banknya. Ternyata benar, Nick sudah mengirimkan setengah bahkan lebih. “Okey, kalau itu mau kamu, Tuan Nick yang terhormat. Kamu udah ngirim uang buat aku, jadi aku harus membantu kamu,” ucapnya. Kemudian ia segera memencet tombol telepon untuk menelpon Nick dan menghidupkan speaker. Tak lama, kemudian Nick mengangkatnya dari sebrang sana. 

“Hallo, Sayang?”

‘Ya, hallo, Sayang? Kenapa?’

“Idih, pakai panggil Sayang juga lagi. Geli sih sebenarnya aku,” batinnya. 

Oliv mengusap lengannya sendiri. “Kanu di mana ya? Kok di kantor nggak ada? Aku mau ajak kamu ke suatu tempat loh padahal.”

‘Sekarang, ya? Nanti bisa tidak sih?’

“Nggak mau, maunya sekarang,” rengeknya. “Pokoknya kamu harus ke sini, aku tunggu di ruangan kamu, titik! Jangan lama!”

Nick nampak menghembuskan napas kasar. “Okey, habis ini aku ke sana. Tunggu di sana ya, Sayang. Bye!”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status