Share

Part 17 - Curhatan Vina

Setidaknya, mataku menghangat dalam seketika. Aku tak bisa berkata-kata, tetapi cukup mampu menyunggingkan senyum tipis di atas luka.

Kenyataan yang baru saja disuguhkan semesta kuakui sedikit membuat terluka.

Padahal semangat api perjuangan baru berkobar, tetapi sekejap saja dipadamkan menyisakan bara yang masih berasap.

Semula, aku mengaku tak cemburu. Tetapi, tidak dengan sekarang.

Aku cemburu, tapi ada hak apa aku padanya? Bahkan, hatinya saja belum menjadi milikku.

“Udahlah, biarkan aja,” ujarku.

Nyatanya, berlagak bodo amat pun tidak bisa menjamin hati tak sakit.

“Minimal hargai istri sah,” cetus Mika.

KREK!

Spontan, aku menoleh ke arah sumber suara. Betapa kagetnya melihat Mika meremas kasar lembaran proposalku yang terlapisi dengan map plastik.

“Maaf, Mbak. Proposal gue terlalu berharga,” kataku menarik pelan tumpukan kertas itu.

Begitu sadar hampir merusak barang pentingku, Mika menyeringai tipis. Dari raut wajahnya terlihat tak ada sedikit saja raut bersalah.

“Erosi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status