Share

Perhatian

Bugh!

"Reza!" Amala sukses memekik begitu Reza berhasil menghadiahkan sebuah bogem mentah tepat di rahang Adlan. Adlan kesakitan.

"Kamu ini siapa! Berhenti menganggu Ibu Amala! Paham!" Reza membentak kemudian.

"Reza, sudah. Bukan apa-apa. Sebaiknya kita segera pergi. Ayo." Amala berhasil mengajak Reza untuk masuk ke mobil menyusul Kanaya yang sudah terkejut itu. Amala sejenak kemudian melihat Adlan yang kini menatapnya dengan pandangan trenyuh.

Amala benar-benar tidak tahu harus mengatakan hal apa namun dia hanya berpikir untuk bukan saatnya bicara dengan Adlan sekarang.

"Adlan, maafkan aku." Amala berujar lirih hingga segera masuk ke mobil.

"Amala! Amala tunggu!" Adlan memekik. Dia hanya memandangi mobil itu dengan pandangan nanar sekarang. Ada rasa sakit yang membuncah. Apakah ini yang dinamakan dengan penyesalan tanpa hujung? Dia tahu dia sudah terlambat untuk bisa bertemu dengan Amala lagi.

*

"Ibu Amala baik-baik saja, kan?" tanya Reza setelah membawakan Amala secangkir teh hang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status