Share

PERSETUJUAN

"Nak, dokter bilang kamu mungkin tidak bisa lagi berjalan"

" tidak Bu, itu bohong, aku bisa Jalan, ini (menggerakan kaki dengan kesusahan) ini ... awww....Ibu kenapa,, kakiku" Askara menangis, Ibu Shopia memeluk anak semata wayangnya itu, sungguh pemandangan yang mengharukan bagi Aku dan ayah

" Aku tidak mau cacat Ibu, tolong aku" Askara menangis sejadi-jadinya

" maafkan Ibu sayang, ibu gagal membantumu, kau harus menanggung semua ini, maafkan ibu sayang."

" Anita pasti menerimaku kan Bu? dia pasti akan tetap menerima aku sebagai suaminya telpon dia Bu katakan kita akan tetap menikah"

" Sayang ( Shopia menangis) maafkan Ibu nak, maaf"

" kenapa Bu kenapa Minta Maaf?"

" Anita meninggalkanmu, dia tidak mau menikah denganmu"

Askara menangis tersedu-sedu, tak terasa airmataku ikut keluar bersama dengan tangisan Askara. Ya Tuhan askara sangat mencintai Anita Bagaimana bisa aku berada di antara mereka berdua, mungkin Anita hanya perlu waktu, Mungkin saja askara bisa sembuh dan Anita bisa kembali menjadi istrinya.

Tuhan aku harus bagaimana ini aku lihat ibu Sofia mengelus dengan penuh kasih sayang Putra tercintanya itu karena tidak sama sekali bergeming dia masih terus menangis.

"ini Ria, dia yang akan menggantikan Anita untuk menikah denganmu."

" Ibu sedang bercanda kan? Bagaimana mungkin Ibu menyuruhku untuk menikah dengan orang lain, hubungi saja Anita, bilang aku akan sembuh semua hanya perlu waktu saja"

"Ibu tahu kau sangat mencintai Anita tapi kau juga harus terima kenyataan kalau Anita meninggal kamu begitu saja, tidak mau menjadi istri saat melihat kondisimu, saat dokter mendiagnosa cacat permanen dia langsung memutuskan pernikahan ini, kau juga harus tahu bahwa itu juga berat untukku, besok semua kerabat kita akan datang semua tamu undangan akan datang rekan-rekan bisnis kita akan datang, kamu harus tahu betapa malunya Ibu seandainya besok pengantin wanitanya tidak ada, Ibu tidak tahu, apa yang harus Ibu katakan kepada mereka. Mereka melihat kondisimu seperti ini saja mungkin akan menjadi olok-olokkan, ini bukan lagi tentang cinta askara ini tentang harkat dan martabat kita, apalagi saat mereka tahu bahwa pernikahanmu batal, kau tidak tahu kejamnya dunia Bisnis ini, kau akan mengerti suatu saat nanti. hanya untuk sementara untuk menyelamatkan kehormatan keluarga kita tolong Menikahlah dengan Ria."

"Aku tidak mau Bu aku tidak bisa aku lebih baik kehilangan nama daripada aku harus menikah dengan orang yang aku tidak kenal".

"aku mengenalmu Askara, Namaku Ria aku satu SD SMP SMA dan satu Universitas denganmu, Mungkin kamu tidak pernah melihatku karena selama ini aku juga tidak pernah memperkenalkan diriku secara langsung denganmu"

"aku tahu siapa kamu Riani Aditya Putri, Tapi kau harus tahu bahwa pernikahan tanpa cinta itu berat kamu tidak mau kan menikah denganku buat lah orang tua kita mengerti Kalau pernikahan kita tidak akan pernah berhasil Aku tidak mencintaimu dan aku juga tahu bahwa kamu sama sekali tidak mencintaiku Ini adalah sebuah keterpaksaan keterpaksaan itu buruk "

"Askara Selama ini Ibu tidak pernah ikut campur dalam masalah percintaanmu kau tahu Sejak Kau pertama kali memperkenalkan Anita pada ibu, ibu sama sekali tidak menyukai perempuan itu, hati ibu mengatakan dia bukan perempuan baik-baik tapi Ibu berusaha untuk mengikuti kemauanmu, dan sekarang lihat apa yang dia lakukan mempermalukan kita bahkan kau tahu semua pernikahan ini digelar menggunakan uang kita, ibu sama sekali tidak pernah mempermasalahkan itu Bukankah harusnya pernikahan itu digelar dirumah perempuan, kita ini Harusnya menjadi tamu sebagai laki-laki tapi tidak demikian, Anita membuat kita melakukan semua ini sekarang suka atau tidak suka Kau harus menikah dengan Ria, Kau tidak tahu betapa malunya ibu melihat semua yang terjadi saat ini ibu mohon kali ini menjadilah Putra kebanggaan itu Jadilah anak yang baik untuk ibu tolong Menikahlah dengan Ria"

Askara hanya tertunduk dan terdiam aku yakin dalam hatinya Dia sama sekali tidak mau menikah denganku dan aku juga Dilema dibuatnya, Aku ingin sekali membuat Askara bahagia dengan mengatakan tidak juga, tapi aku lihat ayah, Ayahku sesekali menggenggam jariku menggenggam tanganku seolah berusaha untuk meyakinkanku bahwa pernikahan ini baik.

Aku sama sekali tidak bisa berkata apa-apa Ibu Sofia terus berusaha meyakinkan Askara, dengan penuh kesabaran Ia memohon kepada putranya itu. Askara menangis pasti berat untuknya ditinggalkan oleh orang yang paling kita cinta. Meski aku belum pernah bertemu Ibu, aku merasakan perihnya kehilangan. Aku juga belum pernah mencintai seseorang lebih dari aku mencintai ayahku tapi Askara, Meskipun aku hanya bisa melihat dia di balik punggungnya aku merasakan cinta dan kali ini penolakan yang bertubi-tubi dari Askara tidak membuatku marah melainkan membuatku semakin Mencintainya.

Tuhan Bolehkah aku meminta Kalau boleh aku cuma minta satu tolong balikan lah hati Askara saat ini, tolong buat Lah Ia juga mau menerima aku. doaku terus berulang dalam hati sambil memegang erat tangan Ayah.

" Baiklah aku akan menikahi Ria, Riani maksudku dengan syarat pernikahan ini hanya kontrak setelah nama baik kita pulih aku akan bercerai dengan dia"

Ayahku terlihat sangat kesal dengan pernyataan Askara Dia seakan ingin marah namun Ibu Sofia memegang tangan ayahku ada Tatapan yang berbeda dari ibu Sofia pada Ayahku sehingga membuat Ayahku berhenti untuk berbicara aku menjadi Dilema dibuatnya Ayah pasti tidak ingin putrinya terluka tapi ayah juga terlihat begitu menyayangi keluarga Ibu Sofia akhirnya setelah kesepakatan yang panjang Askara menyetujui pernikahan ini dilangsungkan.

" Boleh aku bicara berdua dengan Riani"

" Tentu sayang baiklah ibu dan Pak Herman akan keluar dulu sebentar, kalian berdua Berbicaralah mungkin akan lebih baik jika Seandainya kalian saling mengenal dulu" Ibu Sofia dan ayahku meninggalkan kamar tempat askara terbaring aku mematung dadaku berdegup sangat kencang sekali rasanya aku ingin meledak Aku tidak tahu harus bagaimana semuanya seolah menjadi sangat-sangat sulit untuk diungkapkan.

" Riani Aku mau berkata satu hal padamu tolong jangan berusaha apapun padaku, Aku tidak percaya Anita meninggalkanku begitu saja, yang aku tahu saat ini aku merasakan kejamnya dunia dan mungkin ini adalah hukuman terberat bagiku, kau bisa lari saat ini saat yang tepat untuk kamu lari. Cuma kamu yang bisa membatalkan pernikahan ini Bukankah begitu Riani?"

sekarang masih Askara yang sama, dingin dan tidak berperasaan persis seperti puisi-puisi dan cerita-cerita yang kubuat, namun Ini kesempatan satu-satunya untukku. Aku tidak akan punya kesempatan yang sama untuk kedua kalinya pada orang yang sangat aku cintai, Jika kamu berpikir aku akan menyerah begitu saja kamu salah, sekarang lihat saja, Ria akan membuat kamu mencintai dia akan membuat kamu sangat mencintainya detik demi detik

" kau tidak dengar apa yang tadi dikatakan ibumu, pernikahanmu besok bukan tentang kamu dan perempuan itu, pernikahan kamu besok itu adalah tentang harkat dan martabat keluargamu. Aku sama sekali tidak terlibat di dalamnya aku juga tidak memiliki tanggung jawab untuk harkat dan martabat keluargamu, tapi ketahuilah sekarang Bahwa bagiku tiada yang lebih penting dari hidupku sendiri selain untuk mengabulkan permintaan seorang ibu yang memohon setulus itu. asal kau tahu, seumur hidup ayah tidak pernah meminta apapun padaku, kali ini, menikah denganmu adalah permintaanya, maka dari itu aku tidak akan menolaknya. Kau boleh mengabaikanku seumur hidupmu, Kau boleh menceraikanku setelah kau resmi menjadi suamiku. aku tidak peduli, diluar sana ada Ibu yang membesarkanmu, memohon putranya menjaga harkat dan martabat keluarga dari cemooh dan rasa Malu, yang kau fikirkan aat ini aku lakukan masih tentang perasaanmu? sungguh sekecil itu fikiranmu, seentara ada aku, yang bukan siapa-siapa keluargamu, mau berkorban untuk kalian. sekarang semuanya terserah padamu larilah, oh aku lupa kau tidak bisa Lari, bukankah sakit dengan kenyataan itu? nah begitulah perasaan ibumu saat ini, ingin lari ingin pergi, tapi dia tahu masih ada kamu disini, masih ada keluarga besarnya disini yang butuh Ia selamatkan. lakukan saja apa yang kamu mau aku akan tetap mengikuti kedua orang tua yang saat ini sedang berada di luar menunggu kita, menunggu keputusan kita aku akan tetap menyetujuinya"

entah keberanian seperti apa yang membuat aku mengatakan hal tersebut kepada Askara, Ia terlihat terkejut dengan jawabanku ya Meskipun nanti Askara akan terpaksa menikah denganku tapi aku ingin egois saat ini aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana apakah aku siap dengan kemungkinan terburuk yang nanti akan terjadi, aku masih berharap semoga semuanya baik-baik saja.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status