***
Askara Menyetujui pernikahan kami, aku lihat Ibu Shopia segera memerintahkan banyak orang untuk menghandel semuanya, aku masih tidak menyangka. Riani yang menulis cerita indah tentang pangeran masa kecilnya, yang menerbangkan balon gas dengan menyisipkan surat cinta untuk Tuhan, berharap dijodohkan dengan pangeran itu, kini semuanya akan menjadi nyata. Askara Putra Sanjaya nama yang tidak pernah lupa ia ucapkan dalam Doa, kini aka menjadi Suaminya, apakah ini mimpi atau Nyata, namun senyuman kecil cukup untuk membuatnya tersadar, hari ini adalah pernikahan itu, pernikahan dalam puisi-puisi yang Ia ciptakan dalam Doa yang Ia lantunkan.Pesta yang megah yang aku lihat kemarin berubah menjadi pestaku, huruf A dan A yang terpampang dari mulai pintu masuk sampai ke pelaminan telah berganti menjadi A dan R, Bagaimana bisa Ibu Sofia langsung mengubah semuanya hanya dalam waktu beberapa jam saja, sungguh keajaiban bagiku.sebuah mahkota dipasang di kepalaku dengan gaun pengantin putih Sequin indah yang aku pakai, Aku tidak menyangka hari ini akan menjadi hari pernikahanku, dan laki-laki yang menjadi suamiku adalah karakter impianku, laki-laki yang selalu ada dalam setiap puisi ku laki-laki yang selalu ada dalam setiap doaku laki-laki yang bayangannya selalu ada untuk menemani tidurku Jujur aku sangat bahagia aku tersenyum beberapa kali melihat cermin betapa indahnya dunia yang diciptakan untukku ini, namun saat tiba tiba senyumku itu menghilang saat aku ingat perkataan Askara bahwa ia sama sekali tidak menginginkanku, Ia saa sekali tidak mencintaiku, ku tatap cermin tajam sekali, air mata hampir keluar dari sudut mataku." sayang sudah waktunya kau baik-baik saja kan Maafkan ayah ya, kau harus terlibat dalam semua ini lambat laun engkau akan mengerti kenapa ayah melakukan ini dan lambat laun kau akan setuju dengan apa yang ayah pilih". " aku baik-baik saja yah, Lambat laun Ayahku juga akan mengerti kenapa aku setuju untuk menikah, Ayah juga akan mengerti kenapa Askara yang menjadi suamiku"Ayah seperti bingung dengan kata-kataku seolah-olah Ayah berpikir keras bahwa Mungkinkah apa yang menjadi Takdirku saat ini bukanlah kebetulan. Mungkinkah pernikahan ini adalah rencana Tuhan atas dasar doa-doa ku selama ini yang pasti aku bahagia aku cukup bahagia bisa menjadi pengantin dari laki-laki yang sangat aku kagumi dari dulu. Aku melihat askara dengan kursi rodanya setelan jas Basofi yang sangat elegan yang di kenakannya sungguh menawan, Meskipun Ia cacat tapi aku melihatnya sangat tampan sekali. dalam hati kuucapkan.'sekarang kau masih azkara yang sama, aku yakin kau akan sembuh, Dan aku akan berusaha keras untuk membuatnya sembuh Apapun akan aku lakukan untukmu, pangeran impianku' pernikahan pun digelar dengan dua kalimat syahadat dan ucapan akad dari Askara, Ia menyebut Namaku sebagai pengantin perempuannya membuatku sangat bahagia semua saksi mengatakan sah akhirnya aku menjadi istri dari askara Aku sama sekali tidak tahu nasib seperti apa yang akan membawaku ke depannya namun melihatnya sekarang memakaikan cincin ke jariku senyum manisnya, wajah cerianya, dia sama sekali tidak terlihat seperti orang yang dijodohkan sangat bahagia senyum tulus terpancar dari wajahnya sekarang sama sekali tidak terlihat murung atau kecewa, aku rasa Dia sedang memainkan perannya dia melakukan semua itu untuk menjaga nama baik keluarganya namun melihat senyum yang seperti itu sudah cukup untuk membuatku sangat bahagia senyum itu yang akan tertempel di dinding rumah kami di bingkai kenangan pernikahan kami, aku bahagia karena akan ada senyum sekarang meskipun senyum itu palsu tapi aku percaya suatu saat nanti aku akan bisa membuat Askara tersenyum dengan senyuman yang sesungguhnya." Kau tidak perlu berpura-pura, aku melihat kamu tersenyum terus menerus pasti pegal kan Rasanya sama sepertiku aku juga pegal Aku tidak mau salaman lagi, setelah selesai salaman ini aku akan langsung pulang" Askara tiba tiba membuyarka lamunanku."Aku tidak sedang bercanda sekarang aku tidak sedang berpura-pura semua perempuan menginginkan pernikahan semua perempuan menginginkan menjadi seorang pengantin itulah yang menjadi mimpiku, Dari dulu aku ingin sekali menjadi seorang pengantin."" tapi bukan pengantin dari orang cacat seperti aku bukan ?"" Kau tidak tahu mimpi-mimpiku sama sekali kau tidak tahu aku sama sekali jadi kau tidak berhak mengatakan itu cacat normal kaya miskin itu semua titipan yang terpenting adalah hatinya"" ya benar yang terpenting adalah hati sayangnya hal yang penting itu juga tidak Kau Dapatkan, Aku harap kamu bisa mengerti bahwa terkadang sangat sulit untuk membuat diri kita sendiri percaya bahwa kita ini hidup di dunia nyata atau dunia dongeng tapi buatku kehidupan kita ini tidak pernah ada di dunia dongeng kenyataan selalu berkebalikan dengan kemauan kita sesekali Aku berusaha untuk menjadi orang yang baik Aku berusaha untuk menjadi anak yang berbakti tanpa aku mencurangi dunia sekarang lihatlah Riani, dunia sudah mencurangiku, untuk itu Aku tidak mungkin menjadi orang yang sama, ketahuilah mungkin kau akan berhadapan dengan Askara dengan sisi lain yang lebih menakutkan dari yang kau lihat sekarang, Jika besok kau mau cerai, carilah Pengadilan agama terdekat, aku tidak akan mengantarmu"" aku tetap pada prinsipku di awal aku menikahimu bukan karena kamu bukan karena perempuan itu aku menikahimu karena aku ingin menyelamatkan seorang ibu aku ingin menyelamatkan nama baik sebuah keluarga bagiku itu jauh lebih penting dari perasaanku sendiri, aku tidak tahu kau akan berbuat apa padaku nanti mungkin kau akan menjadi makhluk yang buas kejam itu Semua bisa saja terjadi tapi ketahuilah sekarang kau juga tidak tahu kau menikah dengan siapa kau tidak tahu siapa Rian,i Kau hanya tahu bahwa aku adalah temanmu teman yang sama sekali tidak mau kau ingat, tapi kau harus tahu terkadang situasi yang tidak kita inginkan justru itulah situasi yang terbaik untuk kita hadiah dari tuhan untukmu, aku akan buktikan itu semua padamu itu tamu terakhir Kau boleh pulang sekarang aku masih ingin di sini aku masih ingin menikmati menjadi ratu hari ini. Aku merasa menjadi ratu di istanaku sendiri"Askara terdiam lagi dan lagi dengan perkataanku, dia tidak mengatakan apapun dia hanya menatapku saja aku sadar dia menatapku dengan banyak sekali pertanyaan tapi aku tidak peduli terkadang aku perlu melawan, Aku tidak mau diam aku yakin semua yang terjadi ini bukan kebetulan ini anugerah dari Tuhan untukku dan aku tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan ini aku akan membuat askara memahami, bahwa Jodoh rezeki dan Maut itu Tuhan kita yang mengatur, aku akan membuat dunianya hidup lebih daripada dunianya di masa lalu, aku akan membuat dia tahu bahwa pernikahannya denganku ini adalah pilihan Tuhan yang sesungguhnya.Akhirnya kini pesta Telah Usai Askara sudah lama pergi ia pulang duluan dengan alasan bahwa dia ingin segera istirahat dan kondisinya belum pulih semua memakluminya pesta dilanjutkan hanya aku sebagai pengantin utama aku melihat ayah di seberang tempat duduk, terlihat menitipkan air mata, kursi orang tua sama-sama terisi oleh satu orang dan aku lihat Ayah benar-benar sangat tulus kepada bu Sofia semoga apa yang aku lihat ini adalah bentuk dari kebahagiaan mereka bukanlah kesedihan***Askara tidak mau ikut kerumahku, dia beralasan bahwa kondisinya sedang tidak sehat, dia ingin akulah yang tinggal bersamanya di Pondok Aster. namun Bu Shopia mengetahui kalau semua hanya akal-akalan Askara, maka yang paling mengejutkan Bu Shopia sudah menyiapka Istana sendiri untuk kami berdua tempati." Oh, aku tahu sudah kuduga Kamu tidak mau tinggal bersama Ria, baiklah, aku sudah menyiapkan rumah untuk kalian, Istana Royal Crush, pakaianmu akan dibereskan satu jam Lagi, jadi berhentilah mengeluh As""Mah, Please.. Aku lumpuh aku gabisa tinggal disana siapa yang akan melayaniku disana, Mah"" Jangan bercanda kamu sudah punya Istri, ada tukang kebun, tukang cuci baju tukang bersih-bersih yang akan datang pagi dan pulang pukul lima sore, jadi kamu tidak usah khawatir""Kalau malam-malam aku kenapa-kenapa bagaimana Mah, please aku mau disini, suruh Ria pulag, Mah please"" No, itu sudah keputusan mamah, satu lagi, kau akan jadi kepala keluarga, kau akan tetap bekerja, from home be
Rumah megah milik keluarga Sanjaya, rumah dengan kolam megah berair mancur didepannya ini akan menjadi Istana Aku dan Askara. Aku membukakan pintu untuk Askara, namun saat aku hendak menolongnya ke Kursi Roda dia malah memarahiku." singkirkan tangan kotormu Riani, aku tidak mau kau mencoba melakukan apapun padaku, Pa Sopir tolong aku, aku tidak mau dibantu perempuan itu"Askara berteriak dan lebih memohon dotolong oleh sopir kami.Empat orang sudah menunggu kami di teraz bersiap membawa tas kami, dia adalah Bi Rukma tukang bersih-bersih rumah, Pa Bagus tukang bersih-bersih taman, Susi tukang cuci, dan Bi Sari yang akan membantu bagian dapur, mereka menyambut kami dengan ramah dan memperkenalkan pekerjaan yang akan mereka kerjakan dengan sedikit bercanda."Nah begitu Non Ria dan Tuan Askara, kalau ada apa-apa panggil kami aja ya, cuman kalau mau anuuu eu.... ah maluu jadinyaa" ucap Bi Sari sambil ketawa." kenapa Bi? " ucapku karena tidak mrngerti yang diucapkan Bi Sari."Itu Non Mau
"Ria.."" Iya As...""Terimakasih, aku belum pernah tertawa seperti tadi selain denganmu"Aku terdiam dengan ucapan Askara barusan, kubuka pintu kamarnya, dan membantunya ketempat tidur."Ria" kembali namaku disebut saat Aku hendak meninggalkan kamar Suamiku itu.aku berbalik dan menatapnya, Askara tersenyum sangat manis sekali.kalau tidak keberatan pindahlah saat aku sudah tertidur, entah kenapa malam ini aku tidak ingin sendiri .aku kembali terkejut dengan apa yang Dikatakan Askara.aku hanya mengangguk perlahan, aku naik keranjang kasur itu, Askara tidur di lahunanku. aku menatapnya dan mengusap kepalanya perlahan. ada gurat kekecewaan di dalam hatiku melihat sekarang yang tidur di lahunanku seperti itu. Tuhan mungkin ini akan menjadi yang pertama dan terakhir aku bisa menyentuhnya esok aku harus mengunjungi Anita mungkin aku terpaksa harus melihat suamiku kembali berhubungan dengan mantannya itu dan aku tidak tahu hatiku akan sekuat apa menyaksikan itu semua. air mata perlahan
"Ri, kamu yakin mau bawa aku ke Askara"Anita jutaan kali bertanya itu di mobil, aku sudah bosan menjawabnya, bosan berbohong lebih tepatnya. Karena aku tahu, pertemuan kalian adalah lukaku, tapi aku harus melakukannya.***Aku masuk ke rumah, Askara tidak nampak di ruang utama, aku mencari Askara, Anita mengikuti aku dari belakang. Perasaanku masih campur aduk, bagaiamana bisa Ria, kau bawa duri dalam rumah tanggamu sendiri, bagaimana bisa kau hadirkan oranglain yang pernah ada untuk suamimu ke dalam rumah tanggamu sendiri, saat hatiku perang batin Tiba tiba.."Anita..."Teriak Askara dari dapur kami, tampaknya ia sedang sarapan, Askara tidak menyapa aku sama sekali, aku yang berada di depan Anita dilewati begitu saja, kursi roda otomatisnya melaju langsung ke Anita."Anita sayang, kau datang sudah kuduga kau akan menemuiku, aku benar-benar tidak percaya kalau kau ada dihadapanku sekarang, kau tahu aku hampir mati merindukanmu""As,, ehm " Anita memberi kode pada askara bahwa ada aku
Makan malam dihidangkan, Askara terus menerus melihat ke kamar yang ditempati Anita, aku yakin pasti dalam hatinya gelisah, bagaimana tidak pujaan hatinya sedang didalam sana, setidaknya Askara pasti tahu kalau Anita bukanlah istri sah keluarga ini, keberadaannya bisa jadi ancaman untuknya. namun aku yakin cinta membutakan itu semua."As, sayang, makanlah"" Tidak mah, aku masih kenyang" Jawab Askara pada ibunya, bagaimana tidak Askara dan Anita sudah suap supan tadi."cobalah, ini Steak kesukaan kamu lo, mamah pesanan khusus nih, Ria suapi Askara ayo"Kami berdua kaget ketika Bu Sofi menyuruhku menyuapi Askara, tadi aku baru saja melihat Askara disuapi perempuan lain.Spontan aku menurut saja, aku potong steak itu dan kusuapi Askara.Askara menatapku tajam, seperti tidak suka dengan apa yang kulakukan, aku melirikan mataku pada Bu Sofi dan Ayah, mengisyaratkan bahwa yang kulakukan adalah suruhan mereka."Mamah seneng sekali loh sayang lihat kalian begini"Bu Sofi dan Ayah melanjutkan
*****Hari ini rasanya tidak sama dengan hari kemarin, aku baik-baik saja hidupku semuanya baik-baik saja sampai pada akhirnya kisah masa kecilku, kisah cinta yang selalu aku idam-idamkan selama ini, yang selalu aku harapkan, menjelma menjadi kenyataan. Di hadapanku sekarang Askara Putra Sanjaya telah secara Sah baik di agama dan Hukum menjadi suamiku, namun kisah kami tidak berakhir bahagia begitu saja. Hari ini aku menyiapkan perlengkapan pernikahan untuk pernikahan suamiku sendiri, aku tersenyum tipis bingung dengan semua keadaan yang terjadi aku harus menempatkan Posisiku di mana Hatiku perih tapi aku harus bahagia karena melihat orang yang paling aku cintai Bahagia adalah kebahagiaanku juga Berjalan dengan Gontai aku masuk ke makar mempelai wanita. aku Pakaikan sebuah Veil Slayer untuk pengantin kedua untuk suamiku Aku tidak menyangka begitu berhati malaikatnya aku mengantarkan wanita lain untuk suamiku sendiri, padahal menjadi istri dari seorang askara adalah impianku dari kec
Setelah selesai acara akad nikah malamnya beberapa orang datang ya itu adalah teman-teman askara, teman-teman baik askara yang dulu pernah aku lihat bersama dengan askara di universitas. mereka Langsung menyapa askara dan juga Anita aku masih berada di dapur belum mengganti pakaianku sama sekali."Non Ria berdandan lah yang cantik tidak peduli Ibu Anita itu sekarang siapa dan dia harus menunjukkan bahwa Non Ria lah Nyonya ratu di rumah ini Non ria Jangan mau kalah dengan mereka"Susi membisik padaku mengisyaratkan bahwa aku tidak boleh untuk mengalah dengan semua yang terjadi ini. aku menggangguk merasa bahwa benar ini adalah perang jika seandainya sekarang Anita ingin memenangkan perang ini dengan mudah, rasanya itu sangat tidak akan aku terima. Aku akan tunjukkan siapa Riani sebenarnya."baiklah sus kamu Siapkan semua makanan di sana Aku akan mengganti pakaianku dulu"" Iya nanti ya pokoknya Susi dan semuanya di sini mendukung Non Ria, kita harus Perlihatkan kepada perempuan itu da
Aku tidak menyangka, kehadiranku akan membuat kekacauan besar di pernikahan Askara. dari semalam aku tidak keluar kamar, hanya termenung didalam, Askara sudah dua kali mengetuk pintu kamarku, tapi aku malu padanya, aku tidak mau membuka pintu, terlebih ada wanita lain di rumah ini, yang tidak lain adalah maduku."Ria..(Tok tok tok) aku bawakan makanan, ayo bukalah Ria, kumohon ini sudah malam, kau belum makan dari kemarin, Ria please... aku tidak akan berhenti menunggu kamu disini"suara Askara mengagetkanku, untuk apa Askara peduli padaku, bukankah seharusnya dia sedang menikmati pernikahannya, menikmati masa masa indah yang diidamkannya bersama Anita, si wanita yang dia sangat cintai itu.Kubukakan pintu kamarku, Askara sedang berada dipintu, manis sekali dia memegang piring makan sambil tersenyum padaku. ' tahan Ria, tahan, jangan baper please' ucapku dalam hati." Boleh aku masuk?""tidak, kau sudah beristri, tidak boleh masuk kamarku" ucapku ketus."Kau juga Istriku, juteeek" ej