Share

PENGANTIN PENGGANTI

***

Askara Menyetujui pernikahan kami, aku lihat Ibu Shopia segera memerintahkan banyak orang untuk menghandel semuanya, aku masih tidak menyangka. Riani yang menulis cerita indah tentang pangeran masa kecilnya, yang menerbangkan balon gas dengan menyisipkan surat cinta untuk Tuhan, berharap dijodohkan dengan pangeran itu, kini semuanya akan menjadi nyata. Askara Putra Sanjaya nama yang tidak pernah lupa ia ucapkan dalam Doa, kini aka menjadi Suaminya, apakah ini mimpi atau Nyata, namun senyuman kecil cukup untuk membuatnya tersadar, hari ini adalah pernikahan itu, pernikahan dalam puisi-puisi yang Ia ciptakan dalam Doa yang Ia lantunkan.

Pesta yang megah yang aku lihat kemarin berubah menjadi pestaku, huruf A dan A yang terpampang dari mulai pintu masuk sampai ke pelaminan telah berganti menjadi A dan R, Bagaimana bisa Ibu Sofia langsung mengubah semuanya hanya dalam waktu beberapa jam saja, sungguh keajaiban bagiku.

sebuah mahkota dipasang di kepalaku dengan gaun pengantin putih Sequin indah yang aku pakai, Aku tidak menyangka hari ini akan menjadi hari pernikahanku, dan laki-laki yang menjadi suamiku adalah karakter impianku, laki-laki yang selalu ada dalam setiap puisi ku laki-laki yang selalu ada dalam setiap doaku laki-laki yang bayangannya selalu ada untuk menemani tidurku Jujur aku sangat bahagia aku tersenyum beberapa kali melihat cermin betapa indahnya dunia yang diciptakan untukku ini, namun saat tiba tiba senyumku itu menghilang saat aku ingat perkataan Askara bahwa ia sama sekali tidak menginginkanku, Ia saa sekali tidak mencintaiku, ku tatap cermin tajam sekali, air mata hampir keluar dari sudut mataku.

" sayang sudah waktunya kau baik-baik saja kan Maafkan ayah ya, kau harus terlibat dalam semua ini lambat laun engkau akan mengerti kenapa ayah melakukan ini dan lambat laun kau akan setuju dengan apa yang ayah pilih".

" aku baik-baik saja yah, Lambat laun Ayahku juga akan mengerti kenapa aku setuju untuk menikah, Ayah juga akan mengerti kenapa Askara yang menjadi suamiku"

Ayah seperti bingung dengan kata-kataku seolah-olah Ayah berpikir keras bahwa Mungkinkah apa yang menjadi Takdirku saat ini bukanlah kebetulan. Mungkinkah pernikahan ini adalah rencana Tuhan atas dasar doa-doa ku selama ini yang pasti aku bahagia aku cukup bahagia bisa menjadi pengantin dari laki-laki yang sangat aku kagumi dari dulu.

Aku melihat askara dengan kursi rodanya setelan jas Basofi yang sangat elegan yang di kenakannya sungguh menawan, Meskipun Ia cacat tapi aku melihatnya sangat tampan sekali. dalam hati kuucapkan.

'sekarang kau masih azkara yang sama, aku yakin kau akan sembuh, Dan aku akan berusaha keras untuk membuatnya sembuh Apapun akan aku lakukan untukmu, pangeran impianku'

pernikahan pun digelar dengan dua kalimat syahadat dan ucapan akad dari Askara, Ia menyebut Namaku sebagai pengantin perempuannya membuatku sangat bahagia semua saksi mengatakan sah akhirnya aku menjadi istri dari askara Aku sama sekali tidak tahu nasib seperti apa yang akan membawaku ke depannya namun melihatnya sekarang memakaikan cincin ke jariku senyum manisnya, wajah cerianya, dia sama sekali tidak terlihat seperti orang yang dijodohkan sangat bahagia senyum tulus terpancar dari wajahnya sekarang sama sekali tidak terlihat murung atau kecewa, aku rasa Dia sedang memainkan perannya dia melakukan semua itu untuk menjaga nama baik keluarganya namun melihat senyum yang seperti itu sudah cukup untuk membuatku sangat bahagia senyum itu yang akan tertempel di dinding rumah kami di bingkai kenangan pernikahan kami, aku bahagia karena akan ada senyum sekarang meskipun senyum itu palsu tapi aku percaya suatu saat nanti aku akan bisa membuat Askara tersenyum dengan senyuman yang sesungguhnya.

" Kau tidak perlu berpura-pura, aku melihat kamu tersenyum terus menerus pasti pegal kan Rasanya sama sepertiku aku juga pegal Aku tidak mau salaman lagi, setelah selesai salaman ini aku akan langsung pulang" Askara tiba tiba membuyarka lamunanku.

"Aku tidak sedang bercanda sekarang aku tidak sedang berpura-pura semua perempuan menginginkan pernikahan semua perempuan menginginkan menjadi seorang pengantin itulah yang menjadi mimpiku, Dari dulu aku ingin sekali menjadi seorang pengantin."

" tapi bukan pengantin dari orang cacat seperti aku bukan ?"

" Kau tidak tahu mimpi-mimpiku sama sekali kau tidak tahu aku sama sekali jadi kau tidak berhak mengatakan itu cacat normal kaya miskin itu semua titipan yang terpenting adalah hatinya"

" ya benar yang terpenting adalah hati sayangnya hal yang penting itu juga tidak Kau Dapatkan, Aku harap kamu bisa mengerti bahwa terkadang sangat sulit untuk membuat diri kita sendiri percaya bahwa kita ini hidup di dunia nyata atau dunia dongeng tapi buatku kehidupan kita ini tidak pernah ada di dunia dongeng kenyataan selalu berkebalikan dengan kemauan kita sesekali Aku berusaha untuk menjadi orang yang baik Aku berusaha untuk menjadi anak yang berbakti tanpa aku mencurangi dunia sekarang lihatlah Riani, dunia sudah mencurangiku, untuk itu Aku tidak mungkin menjadi orang yang sama, ketahuilah mungkin kau akan berhadapan dengan Askara dengan sisi lain yang lebih menakutkan dari yang kau lihat sekarang, Jika besok kau mau cerai, carilah Pengadilan agama terdekat, aku tidak akan mengantarmu"

" aku tetap pada prinsipku di awal aku menikahimu bukan karena kamu bukan karena perempuan itu aku menikahimu karena aku ingin menyelamatkan seorang ibu aku ingin menyelamatkan nama baik sebuah keluarga bagiku itu jauh lebih penting dari perasaanku sendiri, aku tidak tahu kau akan berbuat apa padaku nanti mungkin kau akan menjadi makhluk yang buas kejam itu Semua bisa saja terjadi tapi ketahuilah sekarang kau juga tidak tahu kau menikah dengan siapa kau tidak tahu siapa Rian,i Kau hanya tahu bahwa aku adalah temanmu teman yang sama sekali tidak mau kau ingat, tapi kau harus tahu terkadang situasi yang tidak kita inginkan justru itulah situasi yang terbaik untuk kita hadiah dari tuhan untukmu, aku akan buktikan itu semua padamu itu tamu terakhir Kau boleh pulang sekarang aku masih ingin di sini aku masih ingin menikmati menjadi ratu hari ini. Aku merasa menjadi ratu di istanaku sendiri"

Askara terdiam lagi dan lagi dengan perkataanku, dia tidak mengatakan apapun dia hanya menatapku saja aku sadar dia menatapku dengan banyak sekali pertanyaan tapi aku tidak peduli terkadang aku perlu melawan, Aku tidak mau diam aku yakin semua yang terjadi ini bukan kebetulan ini anugerah dari Tuhan untukku dan aku tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan ini aku akan membuat askara memahami, bahwa Jodoh rezeki dan Maut itu Tuhan kita yang mengatur, aku akan membuat dunianya hidup lebih daripada dunianya di masa lalu, aku akan membuat dia tahu bahwa pernikahannya denganku ini adalah pilihan Tuhan yang sesungguhnya.

Akhirnya kini pesta Telah Usai Askara sudah lama pergi ia pulang duluan dengan alasan bahwa dia ingin segera istirahat dan kondisinya belum pulih semua memakluminya pesta dilanjutkan hanya aku sebagai pengantin utama aku melihat ayah di seberang tempat duduk, terlihat menitipkan air mata, kursi orang tua sama-sama terisi oleh satu orang dan aku lihat Ayah benar-benar sangat tulus kepada bu Sofia semoga apa yang aku lihat ini adalah bentuk dari kebahagiaan mereka bukanlah kesedihan

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status